SOLO, MENARA62.COM – Program Wirausaha Merdeka Kampus (WMK) 2023 yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), kembali menggelar pembekalan berupa Workshop dan Seminar “Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Mahasiswa melalui Program Wirausaha Merdeka”, di Gedung Auditorium Mohammad Djazman UMS, Selasa (22/8).
Assoc., Prof., Dr., Budiyono, S.E., M.Si., pemilik Institut Teknologi Bisnis AAS Indonesia menjelaskan, suatu negara akan maju dilihat dari jumlah entrepreneurnya. Dia juga menyebutkan bahwa Indonesia baru mencapai rasio kewirausahaaan sebesar 3,47% dengan lebih dari dua ratus juta penduduk. Sedangkan Singapura memiliki 8,6% dari total penduduknya, lebih dari lima juta jiwa.
“Banyak tokoh-tokoh negarawan Indonesia, bahkan presiden dan menteri- menteri menekankan untuk menjadi pengusaha. Karena negara akan dinilai sebagai negara maju ketika banyaknya jumlah pengusahanya,” ungkap Budiyono.
Dia juga menambahkan, mahasiswa peserta WMK dapat menentukan model bisnis mereka, yang dapat terdiri dari Bisnis Franchise (Menggunakan konsep yang sudah ada dari brand popular), Bisnis Marketplace (melalui web/ aplikasi), Bisnis Dropship (Mempromosikan), Bisnis Subcriptions (Jasa iklan), serta Bisnis Manufaktur.
Salah satu bisnis yang banyak ditemui di Indonesia adalah traditional retail atau toko klontong. Herman Wibowo, S.H., M.M., mengajak peserta berdiskusi mengenai fenomena yang sedang menjamur di Indonesia, yaitu Toko Klontong Madura. Ia menyebutkan beberapa kunci kesuksesan Toko Klontong Madura terdapat beberapa faktor yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi dan pelaku usaha.
“Mereka (Toko klontong Madura) mampu memaintenance produk yang sering laku (terjual) setiap harinya, dengan harga yang cenderung lebih murah. Hal ini yang menjadi faktor toko klontong Madura banyak dicari,” jelas Herman.
Dia menyebutkan kontribusi penjualan retail di Indonesia pada 2022 mencapai 101 Milyar USD, dengan tradional retail mendominasi hingga 77% kontribusi penjualan. (*)