30 C
Jakarta

Buka Resmi PKN II Angkatan VIII, Menteri Nadiem Ingatkan Pemimpin Harus Mampu Antisipasi Perubahan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan pemimpin strategis harus mampu mengantisipasi setiap perubahan, bahkan memimpin perubahan dengan mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dan berdaya saing. Hal tersebut disampaikan Nadiem saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan VIII Tahun 2023 bertema “Transformasi Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk Mendukung Pengentasan Kemiskinan” pada Selasa (14/3/2023).

“Kita harus mampu mengantisipasi perubahan di lingkungan eksternal organisasi dan dapat mempengaruhi kinerja organisasi dengan baik, serta mampu bersaing dan menentukan prioritas yang tepat,” ujar Mendikbudristek.

Menurut Nadiem, SDM yang unggul dan berdaya saing, merupakan modal utama untuk mengubah keunggulan komparatif dalam berbagai bidang menjadi keunggulan kompetitif dengan nilai tambah yang tinggi. “Hal inilah yang diharapkan Indonesia agar memenangkan persaingan global,” ungkapnya.

Salah satu langkah yang perlu dilakukan, kata Menteri Nadiem adalah membekali para pejabat pimpinan tinggi pratama dengan Kompetensi Kepemimpinan Strategis. “Pejabat pimpinan tinggi dituntut untuk terus menerus meningkatkan kapasitas dan kompetensi, serta memperbaiki dan menyederhanakan proses bisnis pemerintahan, agar pelayanan publik menjadi lebih gesit dan lentur dalam menghadapi perubahan-perubahan yang semakin cepat,” kata Mendikbudristek.

Untuk itu, lanjut Mendikbudristek, terkait tema yang diangkat pada PKN ini, transformasi digital diperlukan dalam membangun sistem birokrasi. ”Hal ini tentu untuk memberikan layanan pada masyarakat secara transparan, efisien, fleksibel, mudah, dan cepat sehingga dapat mewujudkan e-government yang efektif dan efisien,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Adi Suryanto menyampaikan, yang terpenting dari PKN kali ini adalah bagaimana meningkatkan kapasitas kepemimpinan para pejabat strategis. “Seorang pemimpin strategis yang mampu mengembangkan inovasi, yang mampu mengurai kemacetan birokrasi hingga menjadi pemimpin perubahan,” tutur Kepala LAN.

Adi Suryanto juga menekankan kepada para peserta bahwa proyek perubahan yang akan dibuat oleh masing-masing peserta akan diarahkan ke program pengentasan kemiskinan. “Proyek perubahan yang terbaik adalah proyek perubahan yang betul-betul punya manfaat dan dampak bagi masyarakat, salah satunya dalam hal pengentasan kemiskinan. Jadi tidak ada lagi proyek perubahannya membuat SOP,” ujar Adi.

Kepada para peserta PKN Tingkat II, Adi Suryanto berpesan sebagai pemimpin perubahan harus mampu merumuskan dan mendeskripsikan setiap permasalahan yang ada di organisasinya. “Ketika kita punya agenda perubahan, bagaimana ide itu muncul, sampai kemudian dilaksanakan dan berhasil, itulah tugas kita sebagai pemimpin,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti berharap para pemimpin strategis mampu memimpin organisasi dan menjadi teladan bagi pegawai ASN lainnya, baik dalam bidang keahlian professional maupun dalam hal manajemen. “Kita tahu, kepemimpinan perlu ditunjukkan dalam mencari solusi, membangun kolaborasi, dan mencapai target-target yang mengutamakan kepentingan masyarakat,” tutur Suharti.

Suharti menggarisbawahi tiga aspek yang perlu dimiliki oleh pemimpin strategis. Pertama, perlunya memiliki prinsip yang didasari pada logika dan nilai-nilai luhur seperti keadilan, integritas, dan keberanian.

Kedua, para pemimpin strategis harus memahami siapa pemangku kepentingan yang dihadapi. “Dengan memahami pemangku kepentingan, pemimpin strategis sadar dan paham apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak sehingga mampu memposisikan diri dan organisasi,” ucap Suharti dalam kesempatan yang sama.

Prinsip yang ketiga, lanjut Suharti, para pemimpin strategis perlu mampu menggerakkan organisasi dan sumber daya untuk mencapai sasaran. “Pergerakan tersebut perlu direncanakan dengan baik khususnya untuk memahami kapasitas dan kemampuan organisasi,  termasuk juga kapasitas finansial. Jika kapasitas masih rendah, maka perlu adanya peningkatan kapasitas,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Kepala Pusdiklat Kemendikbudristek, Mustangimah dalam laporannya menyampaikan tujuan penyelenggaraan PKN Tingkat II adalah untuk mengembangkan kompetensi peserta agar memenuhi standar kompetensi manajerial Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

Mustangimah juga melaporkan bahwa 60 orang peserta PKN Tingkat II Angkatan VIII berasal dari Kemendikbudristek sebanyak 39 orang, Kemenko PMK sebanyak 2 orang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 1 orang, Kementerian Sekretariat Negara sebanyak 1 orang, POLRI sebanyak 8 orang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebanyak 2 orang, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebanyak 2 orang, Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebanyak 1 orang, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 1 orang, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 1 orang, Pemerintah Kota Jambi sebanyak 1 orang, dan Pemerintah Kabupaten Tanggamus sebanyak 1 orang.

Sementara itu, metode pembelajaran pada PKN Tingkat II Angkatan VIII akan diselenggarakan dengan menggunakan moda kombinasi atau blended learning (self learning/belajar mandiri, klasikal dan pembelajaran daring). Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan VIII ini akan berakhir dengan pembelajaran secara luring yang akan berlangsung pada tanggal 31 Juli s.d 3 Agustus  2023 mendatang.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!