JAKARTA, MENARA62.COM — Dalam rangka mengembangkan wawasan internasional tentang sistem transportasi di negara maju, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) kembali menggelar Kuliah Umum secara virtual.
Kuliah Umum kali ini digelar tematik dengan menghadirkan Ambassador of Sweden to Indonesia and Timor Leste, H.E. Marina Berg sebagai pembicara. Mengusung tema Ambassadorial Lecture, Kuliah Umum yang dilakukan secara virtual dipandu oleh Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Capt. Dian Wahdiana, sebagai moderator dan Kepala Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional (PFKKI) Kementerian Perhubungan, M. I. Derry Aman, sebagai pembahas.
Kepala BPSDM Perhubungan, Sugihardjo, dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa Kuliah Umum ini bertujuan untuk memberikan wawasan internasional kepada para taruna sehingga dengan membandingkan kondisi sistem transportasi di negara maju, dapat mendorong para taruna untuk berpikir kreatif dan inovatif. Selanjutnya, diharapkan nantinya ketika bergabung menjadi insan perhubungan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan transportasi di Indonesia.
Sugihardjo mengatakan bahwa merupakan suatu kebanggaan karena Ambassador Swedia untuk Indonesia dan Timor Leste dapat hadir secara virtual untuk memberikan materi ajar dan berbagi pengalaman secara langsung mengenai bagaimana manajemen sistem transportasi dibangun, tantangannya dan solusi pemecahan masalah transportasi di Swedia.
Kuliah Umum dengan topik “Curent Situation of Transportation and Logistics in Sweden dan Its Challanges” ini diikuti oleh lebih dari 10.000 para taruna/i, dosen serta pegawai di lingkungan BPSDM Perhubungan melalui aplikasi zoom dan channel youtube@bpsdmp151.
“Seperti yang kita ketahui bahwa Swedia memiliki sistem transportasi yang berkelanjutan dan sangat modern, baik pada transportasi udara, darat dan laut. Untuk itu, adanya Kuliah Umum ini diharapkan dapat menambah wawasan para taruna dan mendorong mereka untuk dapat membandingkan dan berpikir kreatif dan inovatif untuk mengadopsi hal-hal positif dari pengalaman Swedia,” jelas Sugihardjo.
Sugihardjo mengungkapkan bahwa Kuliah Umum ini adalah langkah awal yang diharapkan dapat digunakan untuk saling berinteraksi, menjajagi peluang untuk berkolaborasi dan meningkatkan kerja sama yang telah terjalin selama ini.
“Saya berharap para taruna dapat menggali pengetahuan lebih dalam lagi tentang bagaimana manajemen sistem transportasi di Swedia dan negara maju lainnya. Dan untuk BPSDM Perhubungan serta Kementerian Perhubungan pada umumnya, saya berharap, nantinya akan ada kesempatan untuk bisa bersinergi, kolaborasi dan meningkatkan kerja sama di bidang transportasi termasuk penigkatan kualitas SDM transportasi,” tambah Sugihardjo.
Pada kesempatan yang sama, Ambassador Marina Berg saat memberikan Kuliah Umum memberikan gambaran kondisi tantangan kondisi geografis di Swedia dimana untuk menghubungkan lebih dari 1.570 km antara pegunungan di bagian utara dan pantai di bagian selatan, Swedia sangat membutuhkan transportasi dengan kemajuan teknologi dan ramah lingkungan. Secara khusus menyoal mengenai lingkungan, Ambassador Berg menekankan bahwa pemerintahnya menetapkan kerangka kerja untuk menjadikan Swedia sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca yang bersih dengan target zero emission di tahun 2045.
Ambassador Berg juga mengatakan bahwa saat ini transportasi memberikan 1/3 gas emisi di Swedia, dikarenakan fuel yang digunakan pada transportasi. Oleh karena itu, solusi Swedia untuk menghadapi permasalahan ini adalah dengan investasi pada energi terbarukan dan sistem transportasi yang ramah lingkungan. Selain itu juga diperlukan teknologi dan peraturan baru yang dapat mengubah pola pikir masyarakat dalam hal mobilitas.
“Dalam menghadapi tantangan saat ini salah satunya perubahan iklim saat ini perlu diantisipasi secara bijak. Diperlukan kolaborasi antara sektor swasta, akademisi, masyarakat dan pemerintah, sehingga dapat mengembangkan inovasi baru. Beberapa diantaranya yang dikembangkan di Swedia adalah Drive Sweden, Lindholmen Science Park and Sea Traffic Management,” jelas Ambassador Berg.
Ia menambahkan, untuk mobilitas logistik, Swedia memiliki platform ‘Closer’, yang mana merupakan hasil dari kolaborasi, pengetahuan dan inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi pada sistem transportasi logistik. Selain manajemen pada sistem transportasi darat, Swedia juga meningkatkan efisiensi pada sistem transportasi laut. Authority Maritim Swedia bekerja sama dengan mitra industri, pemerintah dan akademisi dari 13 (tiga belas) negara Eropa untuk memodernisasi sistem transportasi laut.
“Dengan Sea Traffic Management memungkinkan kapal-kapal melakukan pertukaran informasi yang efisien dan menghubungkan kapal dengan komunitas maritim secara real time. Pertukaran data antara kapal, penyedia layanan, pelabuhan dan perusahaan pengiriman, disupport dengan infrastruktur digital, sehingga tidak lagi dilakukan pertukaran informasi secara manual atau konvensional,” imbuh Ambassador Berg.
Ambassador Berg di akhir penjelasannya mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang tengah membangun sistem transportasi umum yang baik, harus dapat menerapkan kebijakan baru pada sistem transportasi guna mengantisipasi kondisi perubahan iklim saat ini dan juga terbuka terhadap perkembangan teknologi dan kondisi global.
“Kunci sukses dari keberhasilan pembangunan sistem transportasi di Swedia adalah kemampuan menemukenali peluang, terbuka terhadap perubahan dan kemauan untuk beradaptasi dan mengadopsi teknologi terbaru serta kolaborasi antar pihak yaitu pemerintah, industri, akademisi dan masyarakat,” tandas Ambassador Berg (26/1/2021).
Pada akhir Kuliah Umum, Kepala PFFKI Kementerian Perhubungan, M. I. Derry Aman selaku pembahas menyampaikan bahwa apa yang telah disampaikan oleh Ambassador Berg dapat memberikan inspirasi bagi kita, khususnya pada para taruna untuk mengembangkan kompetensi dalam manajemen sistem transportasi.
“Sistem transportasi di Swedia mengedepankan transportasi umum dengan rendah emisi, oleh karena itu diharapkan para taruna dapat belajar banyak dengan menyerap ilmu dan pengalaman di bidang transportasi dan logistik tersebut. Di antara berbagai faktor yang mendukung kesuksesan pembangunan dan pengembangan system transportasi modern di Swedia, yang terpenting adalah bagaimana Pemerintah terbuka untuk berkolaborasi dengan industri, akademisi dan masyarakat. Kuncinya adalah melalui kolaborasi,” ungkap Derry Aman.
Di tengah Kuliah Umum ini dibuka sesi diskusi dan tanya jawab. Pada sesi ini para taruna menyampaikan pertanyaan Ambassador Berg dengan antusias, tujuannya adalah untuk menggali lebih dalam lagi tentang kelebihan dari manajemen sistem transportasi di Swedia dan apa yang dapat diadopsi di Indonesia. (*)