32.7 C
Jakarta

BULOG: Rencana Akuisisi Produsen Beras Kamboja Masih Menunggu Perintah Presiden

Baca Juga:

NUSA DUA, MENARA62.COM – Rencana untuk mengakuisisi beberapa produsen beras dari Kamboja hingga kini belum terealisasi pasalnya masih menunggu perintah yang diberikan hingga oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Perum Bulog. Hal ini diakui oleh Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog, Sonya Mamoriska.

“Sekarang masih kita tetap menjajaki dulu, karena ada berbagai alternatif dan pilihan yang harus kita pikirkan,” ujar Sonya Mamoriska disela-sela acara Indonesia International Rice Conference (IIRC) di Nusa Dua, Bali, Jumat (20/9).

Sonya mengatakan Bulog belum mendapat arahan lebih lanjut dari kepemimpinan Direktur Utama Bulog yang baru, Wahyu Suparyono. Dia juga menambahkan bahwa penugasan ini nantinya akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintahan yang akan datang, mengingat pergantian Presiden akan berlangsung pada Oktober mendatang.

“Beliau (Wahyu Suparyono) belum memberikan arahan tentang investasi ke depan, beliau masih baru konsolidasi dulu. Kita juga lihat dulu sign-nya dari pemerintahan berikutnya seperti apa,” katanya.

Bulog memiliki beberapa opsi untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra global yakni melalui perdagangan atau ekspor-impor, akuisisi saham hingga pembangunan penggilingan padi atau rice milling.

“Sekarang masih kita tetap menjajaki dulu karena ada berbagai alternatif dan pilihan yang harus kita fikirkan. Itu tentunya kita harus melakukan kajian-kajian yang lebih mendalam dulu, supaya kita bisa mendapatkan benefit dan cost ratio-nya,” tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menugaskan Bulog untuk melakukan akuisisi beras dari Kamboja sebagai langkah menjaga ketersediaan stok cadangan beras pemerintah (CBP).

“Proses bisnis akan dilakukan oleh Bulog, sehingga memberikan kepastian stok CBP agar aman terus,” jelas Jokowi.

Jokowi juga menekankan bahwa rencana ini telah dipertimbangkan secara matang, dan menurutnya, ekspansi ke luar negeri melalui investasi perusahaan pelat merah akan lebih menguntungkan dibandingkan hanya membeli beras dari Kamboja.

Sekilas Perhelatan IIRC 2024 di Bali

Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog, Sonya Mamoriska menyebut acara yang akan berlangsung pada 19-21 September 2024 ini membahas isu perubahan iklim, gangguan ekonomi, ketegangan geopolitik yang berdampak pada produksi sekaligus distribusi beras.

“Ketahanan dalam konteks ini berarti lebih dari sekadar kelangsungan hidup, hal ini berarti mampu bertahan di tengah kesulitan dengan mengembangkan dan menerapkan solusi inovatif yang dapat mempertahankan produksi beras dalam menghadapi tantangan global ini,” kata Sonya.

Sonya mengatakan kegiatan ini merupakan inisiatif Perum Bulog untuk menghadirkan isu ketahanan pangan dari produksi beras di tengah tantangan global. Dia menyebut forum ini juga dalam rangka mengajak para pihak untuk berdiskusi tentang perubahan iklim yang menyebabkan sistem pangan lokal tidak stabil.

Oleh karena itu, dia menyebut perlu ada solusi, inovasi, dan kolaborasi yang berkelanjutan untuk menjamin masa depan beras. “Dalam kegiatan rice conference ini, kami mengundang berbagai pihak mulai dari pelaku industri perberasan, regulator pemerintahan hingga akademisi untuk membahas isu ini secara komprehensif.”

Sementara itu, Country Director Untuk Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific World Bank, Carolyn Turk, mengatakan komoditas berasa merupakan elemen penting untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia, khususnya Indonesia. Dia berharap akan ada solusi dari berbagai masalah tentang beras agar bisa menghasilkan keberlanjutan pangan san kehidupan.

“Beras merupakan jantung dari ketahanan pangan global. Beras merupakan makanan pokok utama bagi seluruh umat manusia,” kata dia dalam pidatonya.

Badan Pangan Nasional Indonesia yang diwakili oleh Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Rachmi Widiarini menyebut menghadapi tantangan global ini institusinya berharap ada berkolaborasi semua pelaku industri pangan khususnya beras. Dia menyebut langkah ini untuk memperkuat hubungan tiap lembaga atau institusi.

“Berharap kolaborasi dari Bulog dengan segala stakeholders-nya dapat memperkuat serta melalui konferensi ini bisa bekerjasama dan merumuskan ide gagasan untuk dapat menghadapi tantangan global,” kata dia.

Pada hari ke-1, 19 September 2024, pembicara menghadirkan Sonya Mamoriska, Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog, Sonya Mamoriska, sekaligus membuka secara resmi IIRC 2024. Pembicara kunci, dari Bank Dunia, Carolyn Turk, Country Director for Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific. Dan Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani.

Pembicara Panel: 1. Inez Slamet-Loedin – Head of Rice Genetic Design and Validation Unit International Rice Research Institute
2. Sonya Mamoriska – Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog
3. Ageng Setiawan – Assistant Programme FAO

Hari ke-2, 20 September 2024:
Pembicara Panel 1:
1. Animesh Shrivastava – Lead Agriculture Economist,  Agriculture and Food Global Practice, East Asia, and Pacific Region, World Bank
2. Dandy Satria Iswara – Expert Staff for International Relations to the Minister of Trade/Indonesia Ambassador to the WTO (2021-2024), Kementerian Perdagangan RI

Pembicara Panel 2:
1. Hasil Sembiring – IRRI Regional Representative for Southeast Asia
2. Kei Kajisa – Professor of Division of Natural Resource Economics, Kyoto University

Hari ke-3, (21/9/2024):
Pembicara Panel 1:
1. Tanya Rana – Associate Editor Rice, S&P Global
2. V Subramanian – Co-Founder of SS Rice News
3. Fuad Garib – Managing Director GARIBSONS(PVT) LTD

 Pembicara Panel 2:
1. Sutarto Alimoeso – Ketua Perpadi
2. Karan Prem Lohana  – Director Jatlee Commodities
3. Unupom Kausik – National Cooperative Export Limited.(*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!