SOLO, MENARA62.COM — SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Jawa Tengah menjadi barometer inovasi dan sasaran tempat studi banding. Salah satunya, SDIT Muhammadiyah al Kautsar Gumpang Kartasura, datang ke SD Muhammadiyah 1 Ketelan untuk studi banding soal manajemen Badan Usaha Milik Sekolah (BUM’s), pada Selasa (23/7/2019).
Dalam kunjungan studi itu, Kepala Sekolah SDIT al Kautsar Heru Nugroho MPd mengatakan, ia mengajak jajaran struktural mulai dari ketua komite H Soegito, Hj Muclish Hamidi, Bendahara Badan Pengurus Harian (BPH) dan unsur pimpinan sekolah, disambut hangat oleh Wakasek Kurikulum dan Humas.
”Salah satu tujuannya melihat pengelolaan BUM’s dan inovasi untuk pengembangan SDIT Al Kautsar,” kata Heru.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SDM 1 Ketelan, Jatmiko menjelaskan, e–money bagian integral dari BUM’s sebagai alat pendidikan karakter, berfungsi sebagai alat transaksi pengganti uang.
Semua langkah dilakukan secara totalitas baik proses psikologis maupun sosial-kulturul, yan mencakup olah hati, olah pikir, olah raga dan olah karsa.
“Muaranya anak-anak di era industri 4.0 memiliki kemampuan mengelola fisiknya sehingga mereka mempunyai derajat kesehatan yang tinggi karena mengkonsumsi makanan sehat di kantin sekolah dan tidak jajan di luar sekolah,” kata Jatmiko.
Inovasi ini, kata dia, merupakan program pembenahan infrastruktur sekolah yang memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) plus ISMUBA (al Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab).
“Baik dari sisi standar isi, kompetensi lulusan, proses, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, yang tebaru di sekolah ada Genset 150 KVA, sehingga anak-anak bisa semakin nyaman dalam belajar, tidak terganggu dengan berbagai macam kendala. Terutama kendala dari ketersediaan listrik yang terbatas,” katanya.
Masalah tantangan pasti ada, dan harus disikapi. Beberapa kendala yang muncul di antaranya adalah kekuatan jaringan internet yang kadang-kadang naik turun, bisa menganggu proses perekaman data transaksi siswa.
Selain itu, menurutnya, waktu pengisian saldo juga sering menjadi kendala. Saat ini, anak-anak hanya bisa mengisi saldo di waktu yang telah dijadwalkan.
Kendala lain yang muncul datang dari sebagian orang tua. Pasalnya, tidak semua orang tua menyadari pentingnya sejak dini anak-anak mengkonsumsi jajanan sehat, sehingga masih ada orang tua yang memberikan uang jajan kepada ketika pulang sekolah.
Namun menurut Jatmiko, semua kendala dapat diminimalisir dengan kesadaran bersama dan sikap konsisten seluruh warga sekolah untuk mendukung terwujudnya visi dan misi sekolah.
“Pengembangan sekolah tidak bisa berhenti pada satu titik saja, akan muncul titik-titik baru yang sambung menyambung sehingga membentuk mozaik yang sangat indah berwujud identitas sekolah,” ujarnya.