JAKARTA, MENARA62.COM– Indonesia memiliki warisan budaya yang jumlahnya sangat banyak. Saat ini saja sudah terdeteksi 594 warisan budaya dari berbagai wilayah di Tanah Air.
Ratusan warisan budaya tersebut penting untuk didaftarkan pada UNESCO sebagai warisan dunia. Tujuannya agar tidak diklaim oleh negara lain sebagai warisan budaya negara tersebut.
Tetapi dengan aturan pendaftaran siklus 2 tahunan, maka untuk mencatatkan ratusan warisan budaya tersebut, Indonesia setidaknya membutuhkan 20 generasi.
“Sangat lama, bisa ratusan tahun untuk bisa mendaftarkan semua warisan budaya yang kita miliki ke UNESCO untuk ditetapkan sebagai warisan dunia,” kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Najamudin Ramli di sela Taklimat Media dalam rangka Perayaan Hari Warisan Dunia 2018: Berbagi Cerita Berbagi Pengetahuan, Senin (16/4).
Saat ini, Indonesia baruberhasil mencatatkan 9 warisan budaya tak benda sebagai warisan dunia UNESCO. Yakni batik, angklung, wayang, keris, tari saman, noken, tari bali, metodologi pembuatan batik dan pinisi.
Tahun ini kata Najamudin, dokumen warisan budaya berupa pantun dan pencak silat sudah masuk ke UNESCO. Dan Kemendikbud juga tengah menyiapkan lima warisan budaya lainnya untuk diusulkan ke UNESCO yakni tempe dari Yogyakarta, reog ponorogo, lukisan bali, dan gamelan Jateng serta kota Tua Jakarta.
Kabid Sejarah Purbakala dan Warisan Dunia Kemenko PMK, Dohardo Pakpahan mengatakan banyak daerah yang belum memahami pentingnya warisan budaya didaftarkan ke UNESCO. Selain menghindari klaim dari negara lain, pendaftaran warisan budaya sebagai warisan dunia memberikan manfaat besar dalam industri pariwisata.
“Berdasarkan pengalaman, jika sebuah warisan budaya sudah dicatat sebagai warisan dunia oleh UNESCO, angka kunjungan wisatawan ke obyek warisan budaya tersebut meningkat 20 persen. Itu mengapa negara-negara Eropa bersemangat mendaftarkan warisan budaya mereka ke UNESCO,” kata Dohardo.
Selain itu jika warisan budaya sudah diakui UNESCO sebagai satu-satunya warisan budaya di dunia, maka ini warisan tersebut akan terawat dengan baik, bisa menjadi sumber belajar generasi mendatang serta menunjukkan jati diri sebuah bangsa.