31.5 C
Jakarta

Cabang dan Ranting Mati Suri: Di Manakah Peranan Amal Usaha Muhammadiyah?

Baca Juga:

Oleh : Ace Somantri

Dinamisasi gerakan Muhammadiyah tak pernah surut, gelombang gerakannya melampaui permukaan bumi pertiwi. Selama ini gerak laju pergerakannya bukan sekedar melintasi zaman, melainkan melintasi teritori wilayah kekuasaan sebuah bangsa dan negara. Derasnya aliran gerakan Muhammadiyah sudah sulit dibendung untuk dihalangi, semakin dihalangi akan semakin kencang dan deras daya dorongnya.

Puluhan juta alumni pendidikan Muhammadiyah, baik melalui jenjang pendidikan formal maupun melalui pendidikan jejaring pengkaderan komunitas organisasi yang dikembangkan. Siapapun mereka yang menekan dan mendzalimi gerakan Muhammadiyah akan sia-sia, sekalipun bukan organisasi kekuasaan politik kebangsaan dalam sebuah teritori negara. Muhammadiyah memiliki kekuatan kapital sosial struktural dan kultural yang teruji dan terbukti mampu secara mandiri menunjukan akselerasi gerakan sosial yang masif dan konstruktif.

Dipuji atau pun tidak, Muhammadiyah akan terus bergerak tanpa ada waktu jeda. Putaran gerakannya melebihi sebuah gerak mesin mekanik dengan ukuran, jenis dan bentuk sangat terbatas yang selalu mengalami aus, bahkan juga ada batas usia atau masa kadaluarsanya dalam waktu singkat. Muhammadiyah mesin sosial yang nyaris tidak ada batas ruang geraknya, gerakannya melampaui mesin mekanik yang hampir tidak memiliki masa usia kecuali alam semesta ini berakhir yang diakhiri oleh Sang Pemilik Alam. Sehingga bagi siapapun mereka yang berada dalam lingkungan persyarikatan Muhammadiyah, harus siap sedia tanpa menunggu komando untuk melakukan berbagai macam gerakan bermanfaat, melakukan pembaharuan dinamika kehidupan alam, memberikan pencerahan semua penduduk bumi tanpa kecuali serta memberdayakan seluruh potensi sumber daya manusia.

Muhammadiyah di manapun harus memberi manfaat selamanya, karya dan cipta para penggeraknya ditunggu umat hingga pemikiran dan gagasannya senantiasa dapat membangun alam pemikiran warga masyarakat untuk sebuah peradaban bangsa dan negara Indonesia hingga masyarakat dunia.

Para penggeraknya tidak boleh lalai dan abai, kelemahan dan kekurangan dalam tubuh persyarikatan harus selalu dievaluasi setiap waktu secara intensif, tidak menunggu masalah menumpuk hingga membusuk menjadi bau amis yang berdampak buruk pada gerak laju persyarikatan. Bahkan, sangat mungkin kebusukannya akan menjadi penyakit sosial yang akut dan kronis membuat gerakan dakwah tidak berdaya dan tidak bermanfaat, bahkan sangat mungkin akan terjadi blunder terus menerus hingga membuat gerakan persyarikatan masuk pada jebakan-jebakan yang mematikan ghiroh pergerakan. Optimisme dalam tubuh persyarikatan agar tetap tertanam dalam jiwa dan raga, nafas dan aliran darah pada urat nadi para mujahid Muhammadiyah harus dijaga imunitas keimanan dan ketaqwaannya.

Sangat dianjurkan kepada pimpinan persyarikatan, pimpinan organisasi otonom serta para pengurus majelis atau lembaga dan juga semua anggota Muhammadiyah untuk saling mengingatkan dan saling bantu memberi nutrisi gerakan yang bergizi, sehingga bau busuk virus moralitas yang merusak pergerakan akan dapat didetoksifikasi secara perlahan hingga bersih dari segala keburukan yang menimpa gerak laju dakwah persyarikatan Muhammadiyah.

Banyak ruang dan waktu, baik dalam ruang lingkup persyarikatan dan ortom maupun di lingkungan amal usaha milik Muhammadiyah untuk menggerakkan segala potensi dan sumber daya yang ada, tidak ada alasan bagi Muhammadiyah di berbagai level tingkatan mengalami degradasi nilai gerakan hingga hilangnya struktur organisasi pada tingkat cabang dan ranting. Jika hal demikian terjadi, sangat keterlaluan dan memilukan bagi semua penggerak persyarikatan. Pasalnya, tidak dapat menutup mata, telinga dan seluruh muka saat hari ini semua orang warga masyarakat menilai persyarikatan Muhammadiyah kaya raya dengan aset yang jumlahnya mencapai angka triliyinan rupiah, sehingga sangat irasional ada cabang dan ranting Muhammadiyah mati suri dan hilang dalam peta gerakan dakwahnya.

Ironis dan irasional saat Muhammadiyah sebagai organisasi memiliki puluhan hingga ratusan amal usaha di setiap masing wilayah provinsi di hampir semua wilayah teritorial NKRI, namun faktanya masih ada cabang dan ranting Muhammadiyah yang mati suri. Sepertinya hal demikian bukan saja, menjadi kewajiban lembaga atau majelis tertentu melainkan semua pihak yang ada dalam lingkungan persyarikatan Muhammadiyah. Dan tidak mungkin juga hanya bergerak dengan sendirian, melainkan harus kolaborasi permanen dengan tujuan ketercapaian yang terukur.

Secara faktual, pernah dilakukan oleh amal usaha pendidikan melalui program kegiatan kuliah lapangan yang menempatkan para mahasiswa di lokasi cabang dan ranting Muhammadiyah memiliki efek positif terhadap denyut nadi gerakan organisasi persyarikatan. Hanya, penting dievaluasi produktifitas dan keberlanjutannya program tersebut, apapun alasannya program penguatan cabang dan ranting Muhammadiyah yang mengalami penurunan gerakan dakwah wajib diadvokasi dalam aktifitas gerakannya hingga benar-benar berdaya.

Amal usaha Muhammadiyah didirikan bukan sekedar hanya menciptakan lapangan pekerjaan semata dengan dalih berdakwah melalui amal usaha, hal itu bukan salah melainkan harus terpadu dalam perencanaan yang terintegrasi mengembangkan dan memajukan persyarikatan tingkat ranting dan cabang. Sangat yakin sekali, andaikan amal usaha konsentrasi secara baik dan benar memberdayakan ranting dan cabang Muhammadiyah akan ada feedback dan efek positif terhadap amal usaha yang diselenggarakan.

Sepintas, dilihat secara subjektif amal usaha seperti kurang akseleratif dan agresif terhadap pergerakan persyarikatan Muhammadiyah di ranting dan cabang, padahal amal usaha memiliki sumber daya yang memadai lebih dari cukup. Menengok masa-masa awal pergerakan Muhammadiyah, mereka para mujahid Muhammadiyah generasi awal memiliki ghiroh yang sangat luar biasa dengan pengobanan jiwa, raga dan harta pribadinya demi sebuah peradaban. Seharusnya, para pimpinan dan penggerak amal usaha Muhammadiyah di manapun ghirohnya harus lebih dari mereka yang mengandalkan milik pribadi. Sementara amal usaha, seluruh aset dan sumber daya milik persyarikatan Muhammadiyah.

Tidak ada alasan amal usaha Muhammadiyah banyak mengeluh kurang ini dan itu, sehingga pendampingan gerakan dakwah tingkat ranting dan cabang diabaikan hingga mati suri dan hilang dalam peta serta dalam data institusi organisasi persyarikatan. Komitmen pimpinan amal usaha, seharusnya memiliki kepedulian nyata dalam pemberdayaan ranting dan cabang Muhammadiyah di manapun, apalagi amal usaha tersebut berada di ranting dan cabang tertentu.

Komitmen pimpinan bukan hanya tertulis dalam kertas dan papan nama visi dan misi memajukan persyarikatan Muhammadiyah. Memang diakui faktanya, bahwa amal usaha Muhammadiyah tidak semua kondisi sehat bugar dan sejahtera. Akan tetapi, itu bukan berarti menjadi alasan untuk tidak melakukan advokasi atau pendampingan pada gerakan dakwah ranting dan cabang. Justru, saat amal usaha mengalami keterpurukan sangat mungkin yang menjadi penyebabnya dikarenakan efek dari kompetensi manajemen kepemimpinan tidak fathonah dan tidak menutup kemungkinan akibat dari konsekuensi amal usaha tidak memperdulikan gerakan dakwahnya pada ranting dan cabang Muhammadiyah.

Semoga keberadaan amal usaha Muhammdiyah memberi energi gerakan dakwah Islam di tingkat ranting dan cabang lebih berkemajuan. Tidak ada arti persyarikatan institusi menjulang tinggi dengan simbol amal usaha terlihat besar dan mewah, sementara rumah pergerakan dakwah tingkat ranting dan cabang mengalami mati suri “wujuduhu kaadamihi“. Sementara gerak laju dakwah di masyarakat baik warga Muhammadiyah dan muslim pada umumnya berada di akar rumput, peningkatan kualitas beragama warga muslim Muhammadiyah tidak ada perubahan signifikan. Wajib dan fardu ain setiap siapapun pimpinan amal usaha membuat program untuk melakukan gerakan rantingisasi dan cabangisasi hingga berdaya. Hal demikian menjadi skala prioritas bagi ranting dan cabang terdekat yang mengalami mati suri. Yakin dan penuh optimisme, gerakan ini adalah gerakan mulia dan bermartabat yang bernilai lebih dari sekedar jabatan dan harta yang dimiliki. Wallahu’alam.

Bandung, Januari 2025

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!