26.3 C
Jakarta

Cahyo Kartiko Kembali Nakhodai BPRS – Asbisindo

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Musyawarah Nasional (Munas) yang digelar sejak kemarin (05/04/21) di Menara HIK Ciledug memberikan mandat kepada Cahyo Kartiko kembali menahkodai Kompartemen Bank Pembiayaran Rakyat Syariah – Asosiasi Bank Syariah Indonesia  (BPRS – Asbisindo) dengan masa bhakti 2021-2024.

Dalam pemilihan tersebut, sebanyak 140 an peserta yang merupakan para Direksi BPRS se – Indonesia pemilik suara sah menyatakan tetap memberikan amanah kepada Cahyo Kartiko, yang merupakan pria asal Jawa – Timur tersebut.

Dalam keterangan releasenya yang disampaikan kepada awak media, Cahyo Kartiko menuturkan,  kepemimpinan ini merupakan amanah besar dalam memajukan industri BPRS di Indonesia. Dinamika bisnis BPRS hingga saat ini telah menuai prestasi yang sangat luar biasa terlihat dari pertumbuhannya yang lebih baik dari dari industri secara  perbankan umum.

Dalam laporannnya sebelumnya yang diberitakan oleh MENARA62.COM sebelumya, Cahyo mengatakan, tren pertumbuhan BPRS hingga akhir tahun 2020 mengalami positif disisi aset. Meskipun dihadapkan dengan masalah pandemi Covid – 19 yang memukul para pelaku usaha. Dari sisi asset BPRS menurutnya, mengalami pertumbuhan asset sebesar 8,67 % atau Rp. 14,95 triliun. Kemudian dari sisi pembiayaan dan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 7,42% atau Rp. 10,68 triliun dan 12,45% atau Rp. 9,81 triliun.

“Kami berharap pertumbuhan ini bisa kami pertahan dan terus naik seiring dengan konsen pemerintah dalam perbaikan ekonomi,” paparnya.

Diwaktu yang sama,  Deputi Direktur Pengembangan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gunawan Setyo Utomo menuturkan bahwa sejauh ini market share BPRS terhadap BPR masih 8,80% dan 2,49% dari market share perbankan syariah.

“Ini menunjukkan peluang BPRS cukup besar ke depan. Dimana saat ini total rekening nasabah BPRS baru mencapai 2,13 juta rekening yang berasal dari nasabah pendanaan maupun pembiayaan,” ujarnya.

Secara kinerja pertumbuhan bisnis, BPRS telah mengalami banyak perubahan dari sisi Non Performing Financing yang turun hingga 7,7%. Dan kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) telah mencapai 24 %.

“Kami lihat dari prospek tersebut BPRS mampu menekan biaya operasional dan pendapatan operasional hingga 70,85% dan return on asset (ROA) hingga 1,57%,” ungkapnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!