MERAK, MENARA62.COM– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan uji coba kapal survei seismik Geomarin III di Perairan Selat Sunda untuk mencari potensi sumber daya alam (minyak dan gas bumi) serta mineral di bawah laut.
“Ini adalah uji coba atau ‘sea trial’ sebelum menawarkan data-data detail mengenai potensi wilayah karya (WK) yang bisa dimanfaatkan oleh investor atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS),” kata Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto ketika mengarungi perairan Selat Sunda bersama para pewarta, seperti dikutip dari Antara, Minggu (6/8).
Ia menjelaskan, kapal Geomarin III merupakan kapal dengan teknologi canggih yang mampu mendeteksi adanya potensi cadangan energi baik berupa minyak atau gas di dasar laut.
Selain itu, dapat juga mendeteksi adanya kandungan mineral seperti emas dan tembaga yang ada di perairan Indonesia. “Sistemnya kami yang melakukan penggalian data melalui survei untuk identifikasi awal para KKKS, selanjutnya untuk melakukan eksplorasi itu diserahkan kepada KKKS-nya sendiri,” katanya.
“Sea trial” ini merupakan persiapan pelaksanaan penelitian identifikasi cekungan sedimenter untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (Migas) Perairan Arafura, Papua dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) di perairan Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada Sea Trial ini, dilakukan juga uji coba peralatan survei yang digunakan untuk pengambilan data geologi dan geofisika kelautan.
Salah satu metode survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei Seismik 2D. Survei seismik 2D merupakan survei dengan menggunakan peralatan seismik multi kanal untuk mengetahui potensi sumber daya geologi dan luasan potensi sistem petroleum (petroleum system).
Di samping seismik 2D, dilakukan juga survei dengan menggunakan marine gravity meter. Peralatan ini mempunyai daya tarik tersendiri, karena hasil yang diperoleh yaitu data tentang model dan dimensi cekungan migas, sehingga akan menambah pemahaman tentang sistem petroleum yang merupakan konsep penting dalam bidang migas. Peralatan ini membuka peluang besar untuk jasa layanan PPPGL di bidang eksplorasi migas.
Informasi awal geologi tersebut dapat menghemat pembiayaan yang dikeluarkan untuk eksplorasi. Dengan keterbatasan data dan informasi mengenai tatanan geologi dan geofisika, khususnya di wilayah perairan Laut Arafura, selatan Papua, maka penelitian cekungan sedimen yang dilakukan PPPGL diharapkan dapat menambah data dan informasi untuk mendukung penyiapan WK Migas.