SOLO, MENARA62.COM – Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terlibat dalam proyek penelitian Kolaborasi Skema Program Inovasi Kreatif untuk Mitra Vokasi (INOVOKASI) dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (DAPTV), yang dipimpin oleh Dosen Teknologi Rekayasa Elektro-medis Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), Ekha Rifki Fauzi, S.K.M.,M.P.H., menggelar Diskusi Kelompok Terarah (FGD) bersama mitra Klinik Pratama Hidayah.
Penelitian ini terdiri dari ketua dan anggota peneliti, yaitu: 1) Ekha Rifki Fauzi, S.K.M.,M.P.H. (Universitas PGRI Yogyakarta) sebagai ketua; 2) Herenda Sela Wismaya, S.Si.,M.Si (Universitas PGRI Yogyakarta) sebagai anggota 1; 3) Noor Alis Setiyadi, S.K.M.,M.Kes.,Dr.PH. (Universitas Muhammadiyah Surakarta) sebagai anggota 2, yang berfokus pada pengembangan alat penghangat bayi pintar dengan IoT dalam pencegahan terjadinya hipotermia pada bayi.
Noor Alis Setiyadi yang juga merupakan Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMS menambahkan bahwa menurutnya, penanganan hipotermia pada bayi harus didukung dengan alat penghangat bayi yang kekinian teknologinya, seperti adanya Internet of Things (IoT) yang tersemat pada alat tersebut.
“Tenaga kesehatan dapat memantau pasien secara waktu nyata hanya melalui aplikasi di gawai untuk melihat indikator suhu tubuh dan detak jantung pasien. Selanjutnya, tenaga kesehatan atau pihak keluarga pasien dapat melakukan kontak secara langsung melalui kamera CCTV yang terpasang pada alat tersebut,” paparnya, Jumat (13/12/2024).
Di akhir acara, para peserta FGD memberikan rekomendasi terkait pengembangan alat penghangat bayi pintar untuk generasi selanjutnya yang lebih canggih lagi dengan basis teknologi terbaru. Diharapkan, hasil diskusi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan alat kesehatan produksi dalam negeri yang lebih baik dan lebih aplikatif dalam pencegahan hipotermia di Indonesia pada umumnya, dan di Klinik Pratama Hidayah pada khususnya.
Ketua Tim, Fauzi mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mengenai alat penghangat bayi pintar dengan IoT kepada tenaga kesehatan di mitra dalam upaya mencegah terjadinya hipotermia pada bayi, terutama bayi baru lahir berat rendah atau premature.
Acara dihadiri oleh semua tenaga kesehatan dari mitra, terdiri dari bidan, perawat, dokter, dan mahasiswa, mengangkat tema utama tentang “Tantangan dan Solusi yang dihadapi dalam Pencegahan Hipotermia dengan Alat Penghangat Bayi Pintar”.
“FGD tersebut lebih menekankan pada aspek operasional alat, instalasi, perawatan, perbaikan, dan pemeliharaan alat penghangat bayi pintar ini,” papar Fauzi sebagai Pemimpin Peneliti.
Fauzi menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia sedang giat membangun ekosistem produksi alat kesehatan dalam negeri. Kondisi ini dipermudah dengan adanya pendanaan dari pemerintah untuk mendorong perguruan tinggi dengan mitra dunia industri berkolaborasi dalam pengembangan teknologi kesehatan.
Tujuan digelarnya Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung pada Sabtu (8/12/2024) itu untuk menyampaikan ke mitra terkait tata laksana penggunaan alat penghangat bayi pintar dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya bayi baru lahir berat rendah atau prematur di Klinik Pratama Hidayah.
Selain itu, Fauzi menyampaikan diskusi itu juga bertujuan untuk menggali ide-ide baru dalam pengembangan alat penghangat bayi pintar generasi selanjutnya yang lebih aplikatif penggunaannya dan mendukung kolaboratif lebih era tantara perguruan tinggi dengan dunia industri.
“Kegiatan ini dibagi dalam dua sesi diskusi. Sesi Pertama, membahas tentang proses operasional alat dan instalasinya di tempat mitra sebagai pengguna. Sedangkan sesi kedua, berfokus pada perawatan, perbaikan, dan pemeliharaan alat,” ungkap Dosen Fakultas Sains & Teknologi UPY itu.
Beberapa pertanyaan yang diangkat dalam diskusi ini, antara lain, tambah Fauzi, mengenai kemudahan fitur-fitur digital pada alat penghangat bayi dan sistem otomasi yang tersemat pada alatnya dengan sistem monitoring melalui aplikasi di gawai. (*)