24.5 C
Jakarta

Cegah Obesitas pada Anak, Beberapa Cara Ini Bisa Dicoba

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Director, Sport Performance and Education Herbalife Nutrition, Dana Ryan mengatakan bahwa kebiasaan berdiam di dalam rumah dengan ditemani internet dan gawai adalah kebiasaan yang sangat normal saat ini. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (sedentary lifestyle) tersebut juga melanda anak-anak. Ironisnya, banyak orangtua yang tidak ambil peduli meski tahu risiko bagi kesehatan anak-anak.

“Kita telah banyak permisif kepada kebiasaan sedentary lifestyle yang dijalani oleh anak-anak kita. Meski besar kemungkinan kita mengetahui risiko-risiko kesehatan yang akan dihadapi dengan kebiasaan ini,” kata Dana dalam siaran persnya, Rabu (29/1/2020).

Akibat gaya hidup yang kurang aktivitas fisik tersebut, obesitas melanda usia anak. Data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan saat ini 41 juta anak di dunia mengalami obesitas. Jika tren ini terus berlanjut, maka pada 2025 jumlah anak dengan obesitas akan mencapai 70 juta.

Karena itu, Dana Ryan mengajak setiap orangtua untuk mulai peduli dengan kebiasaan anak-anak. Jangan biarkan anak tenggelam pada kebiasaan kurang aktivitas fisik karena itu sangat berisiko terhadap kesehatannya baik saat anak-anak maupun saat dewasa.

Untuk mengajak anak lepas dari gawai dan internet, kemudian mengalihkan pada aktivitas fisik, diakui Dana Ryan memang bukan masalah gampang. Tetapi beberapa tips bisa dicoba oleh orangtua melalui beberapa tindakan yang sederhana. Pertama mengeluarkan televisi dari kamar anak-anak. Sebab saat ini banyak anak-anak memiliki kecenderungan menghabiskan waktu di tempat tidur sambil menonton film kartu atau melihat tayangan televisi maupun video.

“Letakkan TV di ruang tamu dan sarankan mereka memainkan beberapa alternatif permainan yang menarik agar tidak terlalu banyak terpapar layar televisi,” saran Dana Ryan.

Langkah selanjutnya adalah menjadikan olahraga sebagai aktivitas keluarga. Anak-anak mungkin tidak mau berolahraga jika mereka melihatnya sebagai tugas tambahan.Tetapi jika orangtua bergabung dengan mereka dan menjadikan berolahraga sebagai bagian dari menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga, sikap anak-anak kemungkinan besar akan berubah.

“Orangtua sebaiknya ikut terlibat dalam berbagai aktivitas seperti bersepeda bersama, bermain bola atau bahkan pergi naik gunung sekeluarga,” tambah Dana Ryan.

Langkah berikutnya adalah cobalah orangtua merencanakan hari bermain bersama teman. Anak-anak dapat menyalurkan energi kepada teman-teman sebayanya, jadi mengepa tidak mengundang beberapa teman mereka untuk bermain bola atau berenang bersama? Selain itu, merasa menjadi bagian dari komunitas dan memiliki ikatan sosial akan membantu mereka lebih gemar beraktivitas fisik di luar ruangan.

Orangtua juga bisa membiarkan anak memimpin teman-temannya. Anak-anak lebih cenderung berkomitmen pada sesuatu yang merupakan ide mereka, jadi biarkan anak memilih kegiatan yang akan dilakukan bersama keluarga. Baik itu pertandingan bola basket atau kegiatan lainnya. Mulailah untuk mendorong mereka untuk dapat membuat pilihan-pilihan kecil.

Menurut Dana Ryan, sebaiknya olahraga sebagai sarana aktivitas fisik tidak selalu harus menjadi tujuan akhir. Jika orangtua akan mengunjungi nenek atau ke bioskop, berjalan kaki atau bersepeda dapat menjadi pilihan.

Dana Ryan juga menyarankan penggunaan pedometer untuk keluarga. Pada anak-anak yang senang mengukur, mengapa tidak gunakan pedometer -gadget yang menghitung berapa langkah yang diambil untuk setiap anggota keluarga dan membandingkan jumlahnya di akhir setiap hari?

“Sedikit persaingan yang sehat mungkin membuat keajaiban dan memotivasi anak Anda,” jelas Dana Ryan.

Selain olahraga, lanjut Dana Ryan, hal yang perlu diingat adalah menyandingkan kegiatan fisik ini dengan nutrisi yang baik dan seimbang. Orangtua dapat memulai dari kebun belakang rumah sendiri dan melibatkan anak-anak dalam membuat sarapan atau makan malam.

“Ketika membahas pencegahan obesitas, kita perlu fokus pada aktivitas fisik dan nutrisi sehat, tetapi juga memastikan anak-anak merasa termotivasi dalam lingkungan yang mendukung,” jelasnya.

Menurut Dana Ryan, aktivitas berolahraga yang dilakukan sejak usia dini ditambah kebiasaan mengonsumsi nutrisi yang baik, bisa menjadi kebiasaan sehat kelak anak-anak berusia remaja. Dan mereka akan memetiknya dalam bentuk kesehatan.

Dana Ryan mengingatkan salah satu aspek positif dari berolahraga, di samping bermanfaat untuk kesehatan adalah bahwa berolahraga dapat menjadi hal yang sangat menyenangkan. Setiap anak yang menghabiskan waktu libur sekolah di luar rumah, bermain bola, bersepeda dan permainan lainnya pasti akan setuju dengan hal ini.

Karena itu, menjadi tugas orangtua untuk mengubah secara dramatis perilaku anak terutama dalam berkegiatan ditengah merangseknya teknologi dan berbagai jenis hiburan lain dalam kehidupan anak-anak.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!