YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia. TBC merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Penderita TBC ini tidak hanya bagi orang dewasa tetapi juga anak-anak. Penyembuhan penyakit TBC ini memerlukan waktu lama yaitu 6 bulan bahkan dapat lebih lama apabila telah mengalami drop out pengobatan dan dapat menyebabkan resisten obat. Hal ini berpotensi bisa menularkan kepada semua orang yang berinteraksi dengan penderita TBC. Untuk itu apabila masyarakat terdiagnosis TBC maka segeralah untuk melakukan pengobatan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat Yunus ayat 57 yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit.”
Penyebaran TBC bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sekolah merupakan salah satu tempat yang berpotensi menularkan TBC terutama bagi para siswa. Untuk mencegah terjadinya penularan TBC di sekolah tim Dosen UAD bekerjasama dengan Majelis Pendidikan Dasar Menengah PDM Kota Yogyakarta. “Kami berterimakasih dan senang bisa kerjasama dengan tim dosen UAD terkait pencegahan TBC ini,” ungkap Joko Susilo dari Majelis Dikdasmen dalam sambutannya.
Kerjasama ini berupa pelatihan kader TBC dari 12 SMP/MTs Muhammadiyah di Kota Yogyakarta yang diikuti oleh 24 peserta. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu (3 & 10/9) di Aula Kampus 2B UAD. “Pelatihan ini juga bekerjasama dengan Majelis kesehatan PWA DIY, Dinas Kesehatan DIY dan Siklus Indonesia,” ucap Liena Sofiana selaku ketua tim.
“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sudah cukup lama berperan dalam mencegah penyakit TBC di Indonesia,” ungkap A Ahid Mudayana salah satu pemateri sekaligus anggota tim. “Sekolah Muhammadiyah di Yogyakarta jumlahnya sangat banyak sehingga berpotensi sebagai tempat penularan,” imbuhnya.
Untuk mencegah hal tersebut maka diperlukan pelatihan ini sehingga pihak sekolah bisa lebih peka dan melakukan pencegahan penularan TBC sedini mungkin. “TBC memiliki banyak macam jenis sehingga kita harus bisa mengenali semua,” ungkap Falasifah Ani dari Majelis Kesehatan PWA DIY. Dengan mengenal penyakit TBC maka sekolah bisa lebih waspada terhadap penularan penyakit TBC ini. Pelatihan kader TBC sekolah di lingkungan SMP/MTs Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta yang dilaksanakan sebagai bentuk komitmen ‘Aisyiyah Muhammadiyah dalam upaya percepatan Eliminasi TBC. Rakhmawati sebagai salah satu pemateri dari Siklus Indonesia menyampaikan bahwa dengan kerjasama, jejaring dan kemitraan berbagai pihak di Kota Yogyakarta khususnya dan Daerah Istimewa Yogyakarta umumnya, secara berkelanjutan akan mewujudkan anak sehat tanpa TBC untuk Indonesia Kuat. (SP)