SOLO, MENARA62.COM – Dalam menangani kasus judi online dan penyebaran informasi hoaks yang beredar di Desa Cipaku, Purbalingga, Tim Kegiatan Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mengadakan seminar dan pelatihan literasi digital dengan tema ‘Pencegahan Hoaks dan Judi Online’.
Ketua Tim Pengabdian, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., MSc.ITE., mengatakan bahwa dalam seminar tersebut mengundang perwakilan dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa Cipaku untuk menyampaikan materi yang membahas bagaimana judi online dan penyebaran hoaks menurut syariat Islam. “Setelah mendapatkan pemahaman bagaimana menurut syariat Islam, materi dilanjutkan dengan informasi literasi digital yang disampaikan oleh saya sendiri. Pembahasannya di antaranya, cara mengidentifikasi berita hoaks, ciri-cirinya. Terlebih berita provokatif yang membuat resah masyarakat, harus dicek dari berbagai literasi,” kata Hardika, Jum’at (17/11).
Selain dibekali cara identifikasi, lanjut Hardika, peserta disiapkan untuk menjadi agen di lingkungan keluarga rumah, keluarga maupun masyarakat. “Setelah diberikan pendalaman seminar literasi tadi, kita berikan pelatihan pembuatan poster. Sehingga materi yang sudah didapat, bisa diingat kembali, dengan mereka membuat produk canva, bebas mau memilih tema hoaks atau judi online,” lanjut Dosen PTI itu.
Hardika Dwi Hermawan juga menjelaskan, antusias dari peserta luar biasa. Kegiatan yang dilaksanakan pada Ahad (12/11) lalu, diikuti oleh 80 peserta. Selain terdapat dua narasumber, pelatihan tersebut dibantu oleh enam pendamping kelompok. Peserta mengikuti acara sampai akhir, bahkan ketika kerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cakra, mereka siap sebelum tim siap. “Kita pilih poster yang dengan kategori, baik, maupun kurang, akan direview. Setelah direview penugasan poster mereka, kemudian kita kasih waktu 1 minggu per individu untuk menyelesaikan revisi posternya untuk ikut dilombakan. Nanti akan kita pilih 10 poster terbaik, dan pilih 4 terbaik mendapatkan sertifikat, piagam, dan uang pembinaan,” jelasnya.
Selain itu poster terbaik juga akan dicetak dan disebarkan bukan hanya di PKBM, tetapi di Desa Cipaku dan ditempelkan ke gerobak literasi yang akan diberikan oleh tim pengabdian.
Setelah perkembangan pengabdian dievaluasi, Hardika menyampaikan bahwa kelanjutan dari program akan dilaksanakan kembali sekitar bulan Januari. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan dengan menginternalisasi materi lebih dalam, dan pembuatan animasi dan games sederhana berkaitan hoaks dan judi online.
Hardika berharap, melalui program ini akan muncul kesadaran secara mendalam, bahwa perkembangan teknologi informasi itu memiliki sisi positif negatif, seperti hoaks. Selain itu, dia berharap agar masyarakat tidak mudah terpancing dengan informasi provokatif hingga akhirnya menimbulkan keresahan di desa. Kesadaran itu penting untuk memfilter informasi.
“Kedua, menjadi agen memfilter berita hoaks. Ketiga menyebarkan kesadaran kepada orang lain, tentang judi online dan hoaks. Keempat terbentuk komunitas,” lanjutnya.
Dia menegaskan bahwa akhir dari program ini adalah mendorong inklusi sosial. Peran PKBM menjadi agen untuk menangkal judi online dan hoaks. Terlebih melihat Instansi pendidikan belum melakukan inklusi sosial ke sektor informal. (*)