SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui mahasiswa profesi Fisioterapi menghadirkan terobosan baru dalam upaya pencegahan risiko jatuh pada lansia. Bertempat di Balai Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, puluhan kader Posyandu mengikuti penyuluhan kesehatan dengan semangat tinggi. Program ini sekaligus menjadi bukti nyata komitmen UMS dalam pengabdian kepada masyarakat.
Muhammad Akhyar, S.Kes., selaku koordinator tim 6 Fisoterapis UMS mengungkapkan penyuluhan yang mengangkat tema “Cegah Risiko Jatuh pada Lansia” berlangsung interaktif, menghadirkan Kepala Desa Pucangan, bidan desa, dan Kepala Poli Fisioterapi Puskesmas Kartasura.
“Kegiatan ini merupakan inovasi mahasiswa profesi Fisioterapi UMS dalam stase komunitas, dirancang untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan baru kepada kader Posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat,” ungkap Akhyar, Kamis (2/9).
Desa Pucangan dipilih karena memiliki jumlah lansia terbanyak di wilayah Kartasura, yakni 393 orang, dengan 80 kader aktif posyandu. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan risiko jatuh menjadi penyebab utama komplikasi serius pada lansia (>60 tahun), mulai dari patah tulang hingga kematian. Melalui penyuluhan ini, UMS ingin memperkuat kapasitas kader agar mampu mendampingi para lansia secara tepat dan berkelanjutan.
Tim 6 Penyuluhan Mahasiswa UMS berharap kegiatan ini menjadi titik awal perubahan. “Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar. Semoga sedikit ilmu yang kami berikan bisa terus bermanfaat dan kader bisa melanjutkannya di posyandu lansia,” tutur mahasiswa Fisioterapis UMS.
Dengan semangat kolaborasi, UMS optimistis penyuluhan ini menjadi model pengabdian berkelanjutan. “Harapannya, kegiatan serupa dapat diperluas ke desa-desa lain, sehingga pengetahuan kader semakin meningkat, kualitas hidup lansia lebih terjamin, dan masyarakat mendapat manfaat jangka panjang dari hadirnya kampus sebagai mitra kesehatan di komunitas,” tegasnya.
Salah satu Kader Posyandu, Yayuk mengatakan bahwa kegiatan ini luar biasa, materinya mudah dipahami dan banyak praktiknya, dengan adanya mahasiswa profesi fisioterapis UMS pada acara ini. “Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan para kader untuk mengetahui masalah utama pada lansia, karena kita sebagai penanggung jawab kader posyandu lansia bisa memberikan ilmu yang kita dapat dari penyuluhan yang dilakukan tadi, kepada para kader dan lansia kita untuk memberi latihan sebagai cara untuk mencegah peningkatan risiko jatuh dan untuk risiko jatuh baru pertama kali dibawakan, ini ilmu yang baru,” paparnya.
Menurutnya, kehadiran mahasiswa UMS membawa ilmu baru yang relevan dengan kondisi lapangan. “Acaranya sangat bagus dan penyampaiannya mudah dipahami, seru banget tadi,” ungkap Yayuk, salah satu kader posyandu.
Materi penyuluhan meliputi identifikasi dini risiko jatuh, faktor penyebab, hingga latihan sederhana yang bisa dilakukan di rumah. Latihan seperti sit to stand, tandem walking, square stepping exercise, dan one leg stance exercise dipraktikkan langsung bersama kader. Latihan ini dirancang tidak hanya meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan, tetapi juga menjaga lansia tetap mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
Antusiasme peserta semakin terlihat saat mereka menerima booklet edukatif bertema “Cegah Risiko Jatuh Sejak Dini agar Lansia Tetap Mandiri”. Dengan panduan praktis ini, kader memiliki bekal untuk mengedukasi masyarakat di posyandu masing-masing. Sejumlah kader mengaku siap menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh agar manfaatnya dirasakan lebih luas.
Kepala Desa Pucangan, Budiyono, S.H., menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang digagas UMS. “Ini langkah positif untuk desa kami. Dengan jumlah lansia yang banyak, penyuluhan ini sangat membantu kader dalam pendampingan kesehatan,” ucapnya. Dukungan ini memperlihatkan sinergi kuat antara akademisi, tenaga kesehatan, dan perangkat desa dalam mewujudkan lansia sehat dan produktif.
Lebih jauh, sesuai juga dengan tema World Physical Therapy Day (WPTD) yaitu penangan resiko jatuh. Dalam penyuluhan yang digelar pada Jumat (29/8) lalu, RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso menitipkan untuk memperkenalkan platform digitalnya, yakni kenarijatuh.rso.go.id dan simbahkuat.rso.go.id. Platform ini memungkinkan masyarakat mengukur tingkat risiko jatuh lansia secara mandiri, sehingga pencegahan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat. (*)
