JAKARTA, MENARA62.COM – Cinta Quran Center (CQC) bukan hanya sebuah bangunan fisik dengan fasilitas terbaik didalamnya, melainkan adalah bangunan peradaban persembahan dari Cinta Quran Foundation yang dicita-citakan menjadi tempat terdidiknya para mahasantri menjadi dai/daiyah yang berkarakter leader dan berjiwa entrepreneur.
Pada milad yang ke-5, tepatnya pada tanggal 11 Juni 2023, CQC menyelenggarakan event yang bertajuk “ANNUAL DAILOG – Catatan Kisah Para Calon Dai”, di Kampus CQC Bintaro Tangerang Selatan, Minggu (11/6/2023)
Ustadz Fatih Karim, Ketua Dewan Pembina CQC mengatakan setelah 5 tahun berdiri, saat ini CQC tengah dan telah memproses para calon dai/daiyah tersebut hingga 2 angkatan. Dalam kurun waktu tersebut, dengan taufik dan pertolongan Allah, para mahasantri dibekali bukan hanya ilmu agama (tsaqofah) keislaman sebagai sebuah pondasi, tetapi juga dibekali dengan ilmu manajemen dakwah, serta keahlian public speaking, leadership, dan entrepreneurship.
“Kenapa leadership, karena ke depan pemimpin peradaban harus bisa mengatur dirinya dan umat. Kalau kita memiliki kemampuan ilmu ini maka kita akan bisa mengatur peradaban ke depan. Setelah lulus, mereka tidak hanya paham Al Quran tetapi mereka juga mandiri untuk terjun langsung menjadi enterpreuner,” ujarnya.
Saat ini CQC tengah dan telah memproses para calon dai/daiyah tersebut
hingga 2 angkatan. Mereka juga telah melakukan praktek lapangan dengan
melakukan safari dakwah di masjid, majelis taklim di sekitaran Bintaro dan Tangerang Selatan. Selain itu mereka sudah secara aktif tampil di sosial media memberi inspirasi dengan konten-konten dakwahnya.
Tidak hanya itu, Ustadz Fatih Karim melanjutkan entrepreneurship juga perlu diberikan kepada mahasantri. Dimana para pengusaha dan tokoh nasional juga turut memberikan sumbangsih dalam bentuk materi dan pengajaran.
“Selain Pak Ary Ginanjar (motivator, pendiri ESQ Leadership Center), kita juga sedang mencoba agar Pak Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) untuk memberikan materi atau sharing bisnis disini,” katanya.
Mahasantri yang direkrut dari 38 provinsi di Indonesia ini, setelah 2 tahun kuliah dan 1 tahun pengabdian, maka mereka dapat kembali ke daerahnya masing-masing untuk mempraktikan ilmu dan keahlian yang sudah didapatkan semasa di CQC. Untuk itu, Ustadz Fatih mengatakan CQC akan terus melakukan kaderisasi dan agar penyebaran para dai/daiyah ini menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
“Kami telah membuka pendaftaran mahasantri baru angkatan ke-3 sampai dengan tanggal 5 Juli 2023. Link pendaftaran melalui online di: bitree.li/pmb. Seluruh mahasantri di CQC mendapatkan beasiswa penuh 100% selama 2 tahun masa kuliah,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dewi Sandra seorang public figure menyampaikan harapannya bahwa di CQC tidak hanya mencetak dai/daiyah tapi juga mencetak manusia yang memiliki mimpi dan berjuang untuk menjadi lebih baik lagi.
“Semoga CQC tidak hanya berhenti disini saja, tapi terus memiliki program demi kemaslahatan umat. Tempat ini tidak boleh kosong dan terus dikaryakan, dengan kaderisasi santri,” ujarnya.
Dewi Sandra berharap usai menimba ilmu di Cinta Qur’an Center akan banyak karya-karya yang dihasilkan dan keberadaan terus bermanfaat bagi masyarakat.
Pada kegiatan “ANNUAL DAILOG – Catatan Kisah Para Calon Dai” ini, Ustadz Fatih Karim menyerahkan sertifikat wakaf kepada pasangan suami asal Jogjakarta yang mendapat amanat orang tuanya untuk mewakafkan bangunan/tanah seluas 372 m2 untuk kegiatan CQC di Jogjakarta.
“Alhamdulillah menjadi cita-cita kami bahwa kegiatan CQC bisa mendekati pusat pendidikan seperti Jogjakarta, InsyaAllah wakaf ini akan kami manfaatkan untuk mencetak dai/daiyah di sana,” pungkasnya.(*)
