JAKARTA, MENARA62.COM– Cetak pemimpin-pemimpin tangguh dibidang ekonomi, Bank Indonesia Institute (BINS) dan Pusat Neurosains UHAMKA (PNU) menandatangani kerjasama riset Neuroleadership. Kerjasama tersebut dalam bentuk penelitian guna memahami apa yang terjadi di dalam otak manusia dalam merespon stimulus yang diberikan pada pemimpin dan orang-orang yang dipimpin.
“Kita sangat menyadari, bahwa di era saat ini, pola kepemimpinan pun harus dilakukan penyesuaian, seperti transformational leadership. Akan tetapi, kita betul-betul menginginkan bahwa modul yang kita kembangkan atau hal-hal lainnya untuk menunjang leadership, harus berbasikan bukti-bukti ilmiah”, kata Dr. Solikin M Juhro, Rektor Bank Indonesia Institute (BINS), Jumat (11/8).
Menurut Solikin, gejolak perekonomian dunia yang masih dipenuhi ketidakpastian, membutuhkan pemimpin-pemimpin ekonomi yang tangguh. Sebuah lembaga wajib memiliki program pengembangan kepemimpinan yang efisien dan efektif untuk mencapai visi dan misi organisasi.
Bagi Indonesia, lanjut Solikin, kepemimpinan di bidang ekonomi sangat penting, untuk membawa Indonesia ke dalam jajaran negara maju. Agar tercapai hal tersebut, Bank Indonesia selalu berupaya meningkatkan kompetensi dan kemampuan kepemimpinan.
“Guna mengukur efektivitas metode pengembangan pendidikan dan pelatihan, pemimpin saat ini perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam. Dan Bank Indonesia melakukannya melalui lembaga khusus sebagai sentral pendidikan dan penelitian, yang dinamakan sebagai Bank Indonesia Institute,” lanjutnya.
Solikin menjelaskan bahwa di era saat ini, pola kepemimpinan pun harus dilakukan penyesuaian, seperti transformational leadership. Akan tetapi, modul yang dikembangkan atau hal-hal lainnya untuk menunjang leadership, harus berbasikan bukti-bukti ilmiah.
Untuk itu Bank Indonesia Institut mempercayakan pengembangan neuroleadership ini kepada Pusat Neurosains UHAMKA.
“Neuroleadership, sebuah ranah baru yang menggabungkan social cognitive neuroscience and leadership”, ungkap dr. Rizki Edmi Edison, Ph.D, Ketua Tim Peneliti sekaligus Kepala Pusat Neurosains Uhamka.
Diakui Edmi, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah agar jangan sampai ranah ilmu otak dan perilaku yang dikembangkan di Pusat Neurosains mengalami oversimplified, terlebih jika muncul salah kaprah yang berujung pada penyalahgunaan neurosains itu sendiri.
BINS besama PNU melakukan kerjasama penelitian dalam memahami apa yang terjadi di dalam otak manusia dalam merespon stimulus yang diberikan pada pemimpin dan orang-orang yang dipimpin. BINS berupaya mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) internal pada khususnya dan memberikan kontribusi peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia pada umumnya.
Seorang leader transformatif dituntut untuk memiliki kemampuan berfikir dalam menghasilkan terobosan baru. Leader transformatif harus mampu mempengaruhi orang lain terutama para bawahannya untuk bergerak ke arah positif.
BINS berkeinginan para leader transformatif di lingkungan Bank Indonesia memiliki pemahaman tentang kerja otak dan perilaku orang-orang yang dipimpin melalui penelitian neuroleadership.
Dengan fasilitas kemajuan teknologi yang khususnya di bidang pencitraan otak, PNU dan BINS menjalin kerjasama riset guna memetakan aktivitas otak serta menganalisa jenis stimulus terbaik untuk diberikan agar menghasilkan respon sesuai dengan yang diinginkan. Penelitian ini akan meneliti lebih mendalam mengenai neuroleadership, yaitu bagaimana seorang pemimpin mengoptimalkan fungsi otak dan memahami mindset masing-masing individu untuk membawa perubahan positif pada organisasi.
BINS sebagai Corporate University Bank Indonesia yang dirancang sebagai Center of Excelence di bidang pendidikan dan penelitian memiliki peran sangat penting untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya mereka yang akan menempati posisi sebagai pimpinan suatu organisasi.
Oleh sebab itu, kerjasama dengan PNU sebagai Pusat Pengembangan Neurosans Terapan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, pemanfaatan teknologi bersama institusi pendidikan dan penelitian khususnya untuk mengetahui otak dan perilaku manusia adalah terobosan baru dalam menjembatani kebutuhan industri dengan dunia pendidikan.
Dengan diadakannya riset ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas para pemimpin ekonomi bangsa yang mampu menghadapi dan merespon berbagai tantangan dan permasalahan global secara cepat, tepat, dan fleksibel.