MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Indonesia adalah negara yang multikultur, beragam perbedaan menjadi ciri khas yang sangat menonjol. Sehingga, masyarakat Indonesia harus dengan baik, ramah dan toleran dalam menghargai perbedaan satu sama lain.
Seperti yang ditegaskan oleh Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua Umum Pemuda PP Muhammadiyah, dalam tanggapannya terkait aksi pembubaran KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) di Sambuga beberapa waktu yang lalu.
“Umat beragama harus terbiasa dan membiasakan diri membangun dialog antar umat beragama dan berperilaku adil serta berkeadilan, pemerintah juga harus berdiri menegakkan keadilan itu,” tegas Dahnil saat dihubungi redaksi Muhammadiyah.or.id, Rabu (7/12).
Dahnil menambahkan, bahwa Islam tidak pernah memaksakan keimanan seseorang. Maka, Pemaksaan dan pembatasan kebebasan beribadah sejatinya adalah bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Islam adalah agama yang terang terkait dengan kebebasan beribadah dan keimanan orang lain.
“Watak toleransi yang otentik adalah watak bangsa Indonesia, maka penting untuk terus merawat watak tersebut, apalagi bumi Indonesia memiliki banyak sekali perbedaan,” tambah Dahnil.
Lebih lanjut Dahnil mengatakan bahwa peran pemerintah juga cukup krusial dalam menjadi mediator dialog dengan pihak yang berusaha membubarkan acara KKR tersebut, agar tidak terjadi hal-hal yang mengancam merusak toleransi beragama di Indonesia.
“Jangan sampai kebebasan beragama dan beribadah bagi umat beragama terganggu karena ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menjadi mediator dialog antar berbagai pihak terkait,” kata Dahnil.
Menurut Dahnil, penting bagi ormas apapun, untuk menghormati hukum dan tidak melakukan tindakan sepihak terkait pembubaran acara atau ibadah kelompok lain untuk mencegah tindakan anarkis. (adam/nisa)