25.1 C
Jakarta

Dari Kenya untuk UMS: Ajak Mahasiswa Percaya Diri Berbahasa Inggris

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Mahasiswa internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) asal Kenya, Alwy Ahmed, mewakili UMS dalam sebuah program akademik bertajuk “The Tropical Fisheries and Aquaculture Program 2025” yang diselenggarakan di Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya.

Program tersebut diikuti oleh peserta terpilih dari berbagai universitas di Indonesia dan Malaysia. Program ini menjadi wadah pertukaran gagasan dan jejaring antar generasi muda lintas negara.

Alwy, yang kini menempuh studi S1 Prodi Pendidikan Agama Islam semester 2, mengaku terkejut sekaligus bangga bisa menjadi salah satu dari sedikit mahasiswa Indonesia yang diundang.

“Pesertanya banyak dari Malaysia, Universiti Sains Malaysia, dan Universiti Malaya dan kampus lainnya. Dari Indonesia hanya ada UMS dan Universitas Brawijaya,” ujar Alwy, Kamis (14/8).

Baginya, kegiatan ini menjadi pengalaman pertama mengikuti program di luar UMS. Selain aktif dalam studi dan penelitian, Alwy juga baru saja menerbitkan sebuah buku.

“Saya jarang ikut kegiatan luar kampus karena sibuk kuliah dan riset. Ini pertama kalinya saya berinteraksi langsung dengan mahasiswa internasional di luar Surakarta,” tambahnya.

Melalui pengalamannya di program tersebut, Alwy menemukan kolaborasi internasional yang bagus. Ia menyoroti fasilitas dan kegiatan yang ada di UNAIR, seperti adanya American Corner dan Korea Corner hasil kerja sama dengan kedutaan besar.

Ia membayangkan Perpustakaan UMS bisa menjadi pusat kolaborasi internasional yang aktif setelah bermitra dengan berbagai kedutaan dan rutin mengadakan program internasional. Baginya, perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga ruang interaksi antarbudaya dan pertukaran pengetahuan.

“Kalau UMS mengikuti jejak ini, saya percaya UMS akan berada di jajaran universitas terdepan,” tegasnya.

Selain itu, Alwy juga menekankan pentingnya peningkatan kemampuan Bahasa Inggris mahasiswa UMS. Ia terkesan dengan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa Indonesia yang ditemuinya saat mengikuti pertemuan tersebut.

“Saya ingin mahasiswa UMS percaya diri berbicara dalam bahasa Inggris tanpa takut ditertawakan. Kalau bisa, mahasiswa internasional di UMS ikut berkontribusi mengajar bahasa Inggris, itu akan sangat bagus,” katanya.

Ia bahkan mengusulkan agar mahasiswa internasional di UMS, termasuk dirinya, bisa ikut mengajar bahasa Inggris secara sukarela. Menurutnya, ini bisa menjadi kontribusi nyata bagi pengembangan kemampuan bahasa mahasiswa lokal. “Kalau ada semacam program English Center di UMS, itu akan sangat membantu. Saya siap ikut mendorong ini,” tambahnya.

Lebih jauh, Alwy menyampaikan keinginannya agar mahasiswa internasional tidak hanya datang untuk belajar, tetapi juga turut aktif berkontribusi dalam kegiatan kampus. Ia berharap pihak-pihak terkait di UMS, seperti Direktorat Reputasi, Kemitraan dan Urusan Internasional (DRKUI), dapat lebih dekat dengan mahasiswa asing sehingga program kolaboratif bisa berjalan.

“Saya ingin melihat mahasiswa internasional memberi dampak nyata di UMS. Misalnya, membuat pelatihan, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, atau mengajar bahasa. Itu akan membuat kami merasa lebih terlibat dan bermanfaat,” ujarnya.

Menutup ceritanya, Alwy menyampaikan pesan yang penuh semangat, “Hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Bagi dirinya, menjadi bagian dari UMS adalah kesempatan untuk memberi, bukan sekadar menerima. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!