JAKARTA, MENARA62.COM — Basuki Surodjo merupakan salah satu pengusaha IT tersukses di Indonesia yang saat ini memiliki beberapa unit usaha seperti Ayooklik.com yang bergerak di bidang e-catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Cobas Store yaitu toko perkakas online, sampai ke bisnis makanan dan minuman dengan nama Ayoo Kopi, Ayoo Snack, dan Ayoo Jamu.
Namun, CEO Airmas Group yang akrab dipanggil Cobaz tersebut memgawali karir usahanya dengan membuka warung internet (Warnet) bermodalkan 12 komputer. Karena saat itu warnet masih sangat jarang di Indonesia, bisnisnya menjadi populer dan berkembang pesat. 6 Bulan kemudian Basuki menambah hingga 40 komputer. Setelah itu bertambah lagi menjadi 80 komputer, sampai akhirnya terdapat 100 komputer, sehingga menjadikan Barracks sebagai warnet terbesar se-Indonesia.
“Dulu Barracks merupakan warnet ke 3 yang ada di Indonesia. Kami membuka cabang di Ketapang, Sunter, dan Surabaya. Karena game Counter-Strike dan Ragnarok, kemudian Barracks menjadi salah satu warnet yang ngetop. Terlebih lagi tidak pernah terpikir sekalipun dalam kehidupan saya, seorang anak kuliahan bisa mendapatkan omset sebulan bersih 100 juta,” ujar Basuki pada keterangannya (5/6/2020).
Kisah suksesnya pun berlanjut setelah pada tahun 2004 warnet Barracks menjadi salah satu tim yang mengikuti kompetisi Counter-Strike di San Francisco dengan nama Barracks (BRK) yang salah satu anggotanya adalah penyanyi Sammy Simorangkir. Di tahun yang sama, Barracks juga mengirimkan delegasi untuk mengikuti kompetisi game Ragnarok di Korea Selatan dengan nama tim United Force.
“Waktu itu ketika jaman game Mafia Wars, kita juga menjadi salah satu clan terkuat di Dunia dengan nama Garuda. Suatu usaha yang berangkat dari passion atau hobi pasti kita akan semangat menjalaninya. Tapi karena buka usaha, kuliah jadi terbengkalai. Masuk Universitas Trisakti tahun 1996 dan seharusnya lulus tahun 2000, tapi tertunda sampai baru lulus tahun 2005,” tambahnya.
Usaha warnet Basuki berjalan dari tahun 2001-2009. Berbarengan dengan warnet, Basuki Surodjo juga membuka usaha refleksi bernama Spirit yang lokasinya saling berdekatan. Dengan beranggotakan 20-25 pemijat, Spirit menjadi salah satu tempat refleksi yang cukup sukses di Sunter. Karena tren warnet mengalami penurunan pada tahun 2008, Basuki pun menjual usaha warnetnya kepada teman yang juga merupakan salah satu pemain di warnet Barracks.
“Saya juga sempat membuka usaha billiard di lantai 2 warnet, toko retail perkakas, dan secara paralel bekerja di kantor notaris orang tua pada tahun 2007 selama 8 bulan. Tepat setelahnya saya mengalami depresi dan akhirnya saya menghentikan semua usaha,” lanjutnya.
Titik balik kebangkitan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarat Barat sebagai pengusaha alat tulis kantor (ATK), IT, dan mobile terjadi pada bulan Februari 2008.
“Karena cukup sering menang tender, perusahaan Hewlett Packard (HP) menawarkan kerjasama untuk menjadi distributor tinta, toner & printer pada November 2009. Saat itu juga lahirlah PT. Air Mas Perkasa atau Airmas Group. Syukur alhamdulillah ini titik balik saya menjadi pengusaha IT, dan kini setelah 11 tahun berjuang saya bisa menjadi 2 besar suplier IT di Indonesia,” tambahnya.
Pada tahun 2011-2012 keputusan berat diambil oleh Basuki, Ia memutuskan untuk melepas usaha ATK dan sepenuhnya menaruh fokus pada sektor IT dengan menjadi master dealer perusahaan printer bernama Brother Indonesia. Semua hal dibangun dari nol, dari keuangan, pengiriman barang, pergudangan, belajar dan berjuang secara mandiri.
“Setelah 2016 menjadi partner LKPP, omset melonjak. 2017 masuk ke 2018 mulai melebarkan cabang ke berbagai daerah, membuat sistem online, tim HRD dan Markom yang bagus. Berawal dari 3 orang, kini Airmas Group memiliki lebih dari 700 karyawan. Apabila kegagalan, kita harus terima. Kegagalan menjadi guru terbaik buat kita,” tutupnya. (*)