27.1 C
Jakarta

Dari Selembar Sertifikat

Syarif Hidayat, Ketua PDM Inspiratif

Baca Juga:

Sejak Muhammadiyah berdiri di Tasikmalaya pada Tahun 1936, baru satu lembar sertifikat tanah wakaf yang sudah atas nama Persyarikatan Muhammadiyah. Dengan dorongan semangat dan motivasi dari Ketua PDM, Cecep Subagja, segera secara maraton melakukan pendataan dan sertifikasi atas aset tanah wakaf Muhammadiyah Kota Tasikmalaya.

Pada awal tahun 2017, diperoleh data bahwa terdapat 66 bidang aset tanah Muhammadiyah, dengan luas tanah 99.453 meter persegi dan luas bangunan 16.301 meter persegi. Ke-66 aset tanah tersebut terdiri dari tanah wakaf sebanyak 53 buah, hak milik sebanyak 1 sertifikat, hak guna bangunan satu sertifikat, dan satu sertifikat wakaf manfaat.

Dengan kepiawaian dan kekompakan semua unsur, akhirnya pada akhir bulan Oktober 2019, sertifikasi aset tanah wakaf Muhammadiyah Kota Tasikmalaya tuntas. Pada tanggal 5 November 2019, salinan ke-66 bidang tanah wakaf atas nama Persyarikatan Muhammadiyah itu diserahkan langsung oleh Ketua PDM yang didampingi sekretaris dan bendahara serta Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan, kepada Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi wakaf, Dr H M Goodwill Zubir di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta.

Pada tanggal 30 November 2019, salinannya juga diserahkan langsung oleh Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan didampingi sekretaris dan wakil ketua PDM, kepada Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat di Kantor PWM Jalan Sancang Kota Bandung. Selesainya sertifikasi aset tanah wakaf Muhammadiyah ini merupakan sebuah prestasi yang sangat besar selama kepemimpinan Syarif Hidayat.

Masjid

Selanjutnya, pada pada Tahun 2017 dimulai pembangunan Masjid Muhammadiyah Mahhad Al-Hidayah di Jalan AH. Nasution Cibatur Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Selama satu tahun setengah masjid ini dibangun dengan menghabiskan dana kurang lebih 1,2 milyar. Di awal tahun 2019 penggunaan masjid ini diresmikan oleh Ketua PWM Jawa Barat, H. Suhada. Bersamaan dengan peresmian Masjid Muhammadiyah, diresmikan pula penggunaan Klinik Pratama Melati Muhammadiyah Dokter 24 Jam yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Tasikmalaya, berdampingan dengan rumah dan Klinik Khitan Syarif. Klinik yang awalnya didirikan oleh Syarif, dr. Dudun, dan dr. Empud, dengan biaya pembangunan 1,8 milyar, akhirnya diwakafkan ke Muhammadiyah.

Tiga hal yang sangat luar biasa dan inspiratif berkaitan dengan masjid dan klinik ini adalah: Pertama, Ketua PDM Kota Tasikmalaya, Syarif Hidayat, mewakafkan tanah di pinggir jalan raya seluas 10 bata (140 meter persegi) kepada Muhammadiyah untuk dibangun Masjid Muhammadiyah; Kedua, Syarif Hidayat dan keluarganya menyumbang dana sebesar hampir 600 juta bagi pembangunan masjid ini; Ketiga, Syarif, dkk yang berjuang dan berkorban membangun Klinik Melati Muhammadiyah dengan biaya yang cukup besar, secara sukarela klinik tersebut diwakafkan ke Muhammadiyah. Realita ini menjadi bukti bahwa Beliau adalah seorang dermawan. Beliau telah mampu memberikan sesuatu kepada Muhammadiyah, bukan mendapatkan sesuatu dari Muhammadiyah. Sebuah fenomena sosok tokoh yang unik, menarik, dan luar biasa.

Di samping menginfakkan hartanya demi pembangunan Masjid dan Klinik Muhammadiyah, beliau juga sering memberikan ceramah di Cabang dan Ranting Muhammadiyah disertai dengan pemberian santunan uang atau beras yang dikeluarkan dari kantong beliau sendiri. Bahkan tak jarang beliau berceramah di luar Muhammadiyah sambil memberikan santunan pada peserta pengajian yang dianggap kurang mampu, yatim, piatu atau yatim piatu.

Rentang waktu tahun 2016 sampai 2019, terjadi beberapa bencana, seperti gempa bumi di Lombok NTB, Palu Sulawesi Tengah, dan Tsunami Banten. Ketua PDM mendorong LazisMu untuk menghimpun dana bantuan guna meringankan beban korban bencana. Puluhan juta rupiah terkumpul dari warga Muhammadiyah Kota Tasikmalaya. Bantuan dana tersebut ada yang dikirimkan langsung oleh Ketua PDM (seperti ke Lombok NTB) dan ada yang dikirim lewat transfer rekening.

Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gunungsari PCM Sukaratu memiliki sebuah pesantren yang dulu terkenal dengan sebutan Pesantren Kikisik. Pada awal tahun 2019 kondisi fisik bangunan pesantren ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan bantuan. Santri pun sudah tidak ada. Pengelola pesantren meminta bantuan kepada PDM agar pesantren ini direhab. Secara responsif, Ketua PDM menyuruh bendahara bekerjasama dengan LazisMu serta dana dari beliau, untuk segera membantu rehabilitasi bangunan pesantren. Tak lebih dari tiga bulan, rehabilitasi Pesantren Kikisik beres. Pertengahan Tahun 2019, peresmian Pesantren Kikisik yang saat ini lebih dititikberatkan pada Pesantren Tahfizh Quran, dilakukan oleh Ketua PDM sambil pemberian santunan kepada warga yang kurang mampu. Akhirnya kini Pesantren Kikisik beroperasi kembali serta memiliki santri kurang lebih 80 orang.

Suatu hari pernah datang ke rumahnya seorang ustadz yang berasal dari sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Ustadz ini memohon kepadanya untuk memberikan bantuan sehubungan dengan kondisi rumahnya yang mengkhawatirkan dan hampir ambruk. Syarif tidak mempertimbangkan bahwa yang datang ini dari Kabupaten Tasikmalaya (bukan dari Kota Tasikmalaya), beliau langsung menyanggupi untuk membantu rehabilitasi rumah ustadz tersebut. Beliau berpandangan bahwa dalam hal membantu orang yang membutuhkan, jangan melihat asal teritorial atau daerah orang, yang penting orang ini layak dibantu, maka harus dibantu. Sebulan kemudian rehabilitasi rumah ustadz itu selesai.

Berkaitan dengan pendirian cabang baru, pada Tahun 2018, PCM Cibeureum Kota Tasikmalaya dibentuk. Dengan dibentuknya PCM Cibeureum, maka PDM Kota Tasikmalaya memiliki sembilan PCM. Dengan demikian tinggal satu kecamatan lagi yang belum mempunyai PCM, yaitu Kecamatan Purbaratu. Target Tahun 2020, PCM Purbaratu dibentuk.

Secara faktual Syarif Hidayat merupakan kader Muhammadiyah yang berhasil berkiprah dan populer, baik di lingkungan masyarakat yang notabene warga Muhammadiyah maupun warga Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), Persatuan Umat Islam (PUI), dan lain-lain. Kelebihan plus kekuatan besar pada diri Syarif adalah mampu memasuki semua kalangan dan lingkungan masyarakat serta kebiasaannya berdakwah dan menjadi pembicara/pemateri di forum-forum ilmiah sejak dahulu sampai sekarang. Beliau sering terjun ke masyarakat untuk menyampaikan misi ajaran Islam lewat kepiawaiannya berceramah. Beliau sering menjadi imam dan khatib Jumat, pemateri pengajian, imam dan khatib Idul Fitri, Idul Adha. Tidak sedikit acara tablig akbar yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang diundang untuk menjadi penceramah tunggalnya adalah beliau. Ketika tampil di depan umum, sangat tampak keluasan wawasannya dalam ilmu agama, hafalan Al-Qurannya kuat, penguasaan Bahasa Inggrisnya bagus serta pengetahuan umumnya sangat mendalam, terutama dalam hal ilmu manajemen organisasi dan kepemimpinan. Dalam menyampaikan pesan-pesan religius sangat mengena terhadap audiens. Kisah atau cerita inspiratif dan humor-humor atau joke-joke segar, selalu ‘mengalir’ ketika berceramah.

Akhirnya, meskipun Syarif Hidayat telah berhenti atau pensiun dari Walikota Tasikmalaya, tetapi sekarang beliau menjadi ‘Walikota’ Muhammadiyah Tasikmalaya.

Penulis: Ilam Maolani, dilansir muhammadiyah-jabar.id

< Sebelumnya 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!