SOLO, MENARA62.COM – Mohamed Saidi Jalloh, mahasiswa asal Sierra Leone, Afrika Barat, menjadi salah satu wajah internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mahasiswa prodi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi Informatika (FKI) ini mengaku memilih UMS karena kombinasi kualitas akademik dan lingkungan Islami yang ditawarkan.
“Saya memilih UMS karena merupakan universitas Islam dan Indonesia dikenal sebagai negara yang damai. Sejak datang, saya merasa diterima dengan baik,” ungkap salah satu peserta Masa Ta’aruf (Masta) Batch II, Ahad (28/9).
Saidi aktif mengikuti kelas internasional. Menurutnya, dukungan dosen serta fasilitas yang tertata membuat pengalaman belajarnya semakin menyenangkan. “Dosen-dosen sangat suportif, dan universitas menerima kami dengan tangan terbuka tanpa memandang asal. Saya sangat menghargai toleransi agama dan budaya di sini,” tuturnya.
Selain berfokus pada akademik, Saidi juga aktif dalam kegiatan non-akademik. Ia pernah mengikuti UMS Fun Run dan berhasil meraih juara dua. “Saya juga kadang bermain futsal bersama teman-teman fakultas. Itu membuat saya merasa lebih dekat dengan komunitas kampus,” tambahnya.
Saidi yang tinggal di asrama internasional Pesantren Mahasiswa (Pesma) UMS juga merasa nyaman dengan lingkungan barunya. Menurutnya, Pesma menjadi rumah kedua yang penuh kedisiplinan, keamanan, sekaligus menyediakan fasilitas lengkap. “Ada masjid dekat, laundry, dan kebutuhan sehari-hari mudah diakses. Itu sangat membantu kami yang jauh dari keluarga,” jelasnya.
Ia pun mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam mendukung pendidikan mahasiswa asing. “Muhammadiyah menjadi salah satu alasan utama saya bisa kuliah di sini karena saya mendapat beasiswa penuh. Itu sesuatu yang luar biasa,” ucap Saidi penuh syukur.
Keberagaman itu semakin terasa dalam kegiatan Masta Batch II yang digelar di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS. Ribuan mahasiswa baru hadir dengan latar belakang yang berbeda, bersatu dalam semangat kebersamaan menyambut awal perjalanan akademik.
Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., dalam sambutannya menegaskan bahwa Masta adalah momentum untuk memperlihatkan wajah inklusif UMS. “Masta Batch II tahun ini diikuti lebih dari 1.300 mahasiswa dengan diversitas asal daerah yang semakin kaya. Ini menunjukkan positioning UMS di kancah global makin bagus,” ujarnya.
Cerita Saidi hanyalah satu dari sekian banyak kisah mahasiswa asing di UMS. Tahun ini, kampus mencatatkan mahasiswa internasional dari 38 negara, di antaranya Suriah, Pakistan, Korea Selatan, Thailand, Jepang, hingga Sierra Leone. Keberadaan mereka menegaskan peran UMS sebagai kampus inklusif sekaligus global.
Harun menambahkan, UMS terbuka bagi siapa saja tanpa membedakan agama, ras, atau suku bangsa. “UMS adalah kampus inklusif, kampus yang rahmatan lil alamin, memberikan kesempatan kepada semua masyarakat untuk bergabung. Inilah desain kampus yang untuk semua,” tegasnya.
Dalam arahannya, ia mendorong mahasiswa baru untuk selalu berinovasi. Dua hal yang ditekankannya adalah inovasi tiada henti dan inovasi yang membumi. “Inovasi tiada henti berarti selalu kreatif, sedangkan inovasi yang membumi berarti memberikan manfaat nyata bagi kehidupan dan masyarakat,” jelasnya.
Lebih jauh, Harun menyinggung strategi UMS dalam memperkuat internasionalisasi melalui pengembangan program studi adaptif dan progresif, termasuk rencana pembukaan program doktor di bidang kedokteran, kesehatan, dan informatika. Hal ini sejalan dengan visi UMS untuk menjadi universitas kelas dunia.
“UMS terus mengembangkan program akademik yang relevan dengan kebutuhan global. Dengan begitu, mahasiswa dari berbagai latar belakang dapat menemukan ruang belajar yang sesuai, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri,” tambahnya.
Menurutnya, pengalaman mahasiswa asing seperti Saidi adalah bukti nyata implementasi internasionalisasi kampus. “UMS bukan hanya mendidik mahasiswa lokal, tetapi juga mencetak generasi global yang membawa nilai perdamaian, inklusivitas, dan inovasi,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Masta, Dr. Marisa Kurnianingsih, SH., MH., M.Kn., menjelaskan, penyambutan mahasiswa baru angkatan 2025 ini digelar dalam dua batch karena tingginya animo masyarakat. Secara total, UMS menerima 8.580 mahasiswa baru tahun ini. “Mahasiswa asing UMS berasal dari 38 negara. Seluruh rangkaian Masta PMB 2025 Batch II terdiri dari Masta Universitaria, Masta ke-IMM-an, dan Ekspo,” pungkasnya. (*)

