SURABAYA, MENARA62.COM — Kurang tampaknya kiprah Muhammadiyah dalam perpolitikan Indonesia menjadi keprihatinan Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari. Menurut dia, tidak berminatnya kader pada politik ini menyebabkan terjadinya darurat politik di tubuh Muhammadiyah.
PWMU.CO melansir, Hajriyanto menegaskan, kaderisasi politik di tubuh Muhammadiyah sangat penting dan sudah seharusnya dilakukan.
Dengan melakukan kaderisasi politik, lanjut Hajri, diharapkan akan melahirkan tokoh-tokoh calon pemimpin sekelas Ki Bagus Hadikusumo.
Ditambahkan Hajriyanto, secara alami, politik memang berwajah dua. Yakni, politik berarti konflik dalam arti perebutan kekuasaan dan metode konsensus untuk pemecahan konflik.
Hajriyanto menegaskan, politik tidak sekadar persoalan siapa mendapat apa, tetapi juga harus dipahami sebagai metodologi penyelesaian masalah bangsa. Meski demikian, dalam berpolitik, kader Muhammadiyah harus tetap menunjukkan kultur jati diri sebagai gerakan tajdid dan dakwah amar makruf nahy munkar.
“Muhammadiyah tetap harus menjadi tenda kultural, yang bisa memayungi dan menaungi siapapun. Kepemimpinan yang dilahirkan haruslah dengan relasi sosial dan kultural yang kuat,” tegasnya.