26.7 C
Jakarta

Dekan Baru UAD Memiliki Tugas Wujudkan Akreditasi Institusi Unggul

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr Muchlas MT mengatakan tugas jangka pendek dekan yang baru dilantik adalah mewujudkan akreditasi institusi Unggul. Saat ini, akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) akan berakhir pada Bulan Oktober 2022 mendatang, sehingga UAD dituntut untuk mengajukan Akreditasi Unggul selambat-lambatnya enam bulan ke depan.

Rektor UAD mengemukakan hal tersebut pada pelantikan Dekan Periode 2022-2026 di Amphitarium Kampus Utama UAD Yogyakarta, Senin (1/8/2022). Akreditasi Institusi A merupakan kerja rektor bersama para dekan periode sebelumnya.

Ada 11 dekan baru yang dilantik: Muhammad Sayuti, S.Pd, MPd, MEd, PhD, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Sunardi, ST, MT, PhD, Dekan Fakultas Teknologi Industri; Dr Yudi Ari Adi, SSi, MSi, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Terapan; Elli Nur Hayati, MPH, PhD, Dekan Fakultas Psikologi; Dr Dini Yuniarti, SE, MSi, CIQnR, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis; Dr apt Iis Wahyuningsih, MSi, Dekan Fakultas Farmasi; Wajiran, SS, MA, PhD, Dekan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi; Dr Megawati, SH, MHum, Dekan Fakultas Hukum; Dr Nur Kholis, MAg, Dekan Fakultas Agama Islam; Rosyidah, SE, MKes, PhD, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat; dan Prof Dr dr Rusdi Lamsudin, M Med Sc, SpS(K), Dekan Fakultas Kedokteran.

Lebih lanjut Muchlas MT mengucapkan terima kasih kepada para dekan sebelumnya yang telah bersama-sama berjuang untuk mendapatkan akreditasi institusi A pada tahun 2017. Selain itu, satu setengah bulan yang lalu, UAD juga memperoleh informasi dari BAN PT, jika UAD dinyatakan lolos PEPA (Pemantauan dan Evaluasi Peringkat Akreditasi).

Hal itu berarti, kata Muchlas, BAN PT akan menerbitkan Keputusan Perpanjangan Peringkat Akreditasi pada saat berakhirnya akreditasi sebelumnya yaitu bulan Oktober 2022. “Ini patut disyukuri karena lolos PEPA merupakan hasil usaha keras dan sungguh-sungguh dari universitas yang didukung sepenuhnya oleh bapak ibu dekan periode yang lalu,” kata Muchlas.

Menurut Muchlas, setelah terbit perpanjangan Akreditasi A pada bulan Oktober 2022 mendatang, UAD diberi kewajiban selambat-lambatnya enam bulan setelahnya harus sudah mengajukan akreditasi peringkat Unggul. “Ini menjadi tugas para dekan baru,” kata Muchlas.

Selain itu, lanjut Muchlas, para dekan yang baru saja dilantik bersama-sama dengan rektor selambat-lambatnya enam bulan setelah Oktober 2022 harus sudah mengajukan akreditasi Unggul. UAD akan menjadi salah satu dari 168 PTM yang memiliki akreditasi Unggul.

Pelantikan Dekan UAD Periode 2022-2026 di Amphitarium Kampus Utama Yogyakarta, Senin (1/8/2022). (foto : istimewa)

Kepada para dekan periode lalu, Muchlas berharap dapat melakukan transfer of knowledged, termasuk impinannya kepada dekan baru. Sehingga perubahan kepemimpinan di setiap fakultas dapat berlangsung dengan lancar, lembut yang akhirnya membawa kemajuan bersama.

Tantangan perguruan tinggi saat ini sangat dinamis dengan munculnya revolusi industri 4.0, digitialisasi di semua lini kehidupan dan perubahan-perubahan regulasi serta kebijakan pendidikan yang datangnya tidak terduga. Munculnya open sources melalui internet yang mudah diakses dengan mudah oleh masyarakat telah memunculkan konsep baru dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. Seperti Cyber Campus, Cyber University, Online University dan sejenisnya.

Kemudian munculnya kebijakan pemerintah melalui Kampus Merdeka telah membawa perubahan kebijakan-kebijakan dan semua itu harus kita respon secara cepat, tepat dan bijak. “Para dekan baru saya minta bisa melakukan perubahan-perubahan baru yang signifikan agar kita selalu adaptif terhadap dinamika yang mendera perguruan tinggi kita ini,” harap Muchlas.

Sedang di bidang akademik, kata Muchlas, tantangan bidang riset dan inovasi serta pengabdian kepada masyarakat mengharuskan sumber daya manusia (SDM) UAD dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membantu negara dalam dua hal. Pertama, menciptakan masyarakat Indonesia yang inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kedua, menciptakan keunggulan kompetitif bangsa secara global berbasis riset.

“Sehingga kita harus mengarahkan riset-riset yang dilakukan para dosen di lingkungan fakultas masing-masing dapat memberikan dampak peningkatan inovasi SDM berbasis Iptek yang pada akhirnya dapat meningkatkan martabat bangsa memenangkan persaingan global,” tandasnya. (*)

 

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!