SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menegaskan komitmennya dalam memperkuat mutu pendidikan kedokteran di tingkat nasional. Hal ini ditegaskan Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, saat membuka Rapat Koordinasi Wilayah Tiga (Rakorwilga) Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah III, Rabu (30/7) kemarin, di Gedung Pascasarjana, Kampus 2 UMS.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 17 institusi pendidikan kedokteran dari wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Kalimantan. Forum ini menjadi ajang konsolidasi strategis antar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Fakultas Kedokteran dari tiap tiap institusi, terdiri dari UGM, UNS, UNSOED, UNDIP, ULM, UMY, dan berbagai kampus diwilayah tiga. BEM FK UMS bertindak sebagai tuan rumah dalam forum yang digelar secara hybrid tersebut.
Harun menyoroti tantangan serius dalam pendidikan profesi kedokteran, terutama terkait lamanya masa studi. “Ada lebih dari seribu mahasiswa profesi kedokteran yang tidak bisa lanjut karena melewati batas waktu lima tahun. Ini harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya, Senin (4/8).
Sebagai respons atas tantangan tersebut, Rektor UMS menyampaikan lima pesan strategis kepada para peserta. Pertama, pentingnya efisiensi studi agar tidak terjebak stagnasi akademik. Kedua, menjaga keseimbangan antara aktivitas akademik dan organisasi. Ketiga, menjadi pelopor perubahan, bukan sekadar pengikut arus. Keempat, aktif berpartisipasi dalam riset strategis bersama institusi nasional. Dan kelima, memanfaatkan organisasi sebagai ruang kolaborasi dan pengabdian nyata.
“Mahasiswa kedokteran harus punya mesin ganda: akademik dan organisasi. Kalau jadi aktivis, maka prestasi akademiknya juga harus surplus,” ujar Harun.
Ia juga memperkenalkan konsep TKU (Tawajud, Keseimbangan, dan Ukuran) sebagai kerangka pembentukan karakter unggul di era global.
Dalam kesempatan itu, UMS juga membuka peluang kolaborasi riset dengan berbagai perguruan tinggi ternama, seperti IPB, UI, UGM, UNPAD, UNDIP, UNS, UNAIR, hingga UNHAS. Harun mendorong mahasiswa untuk menginisiasi proposal riset yang relevan dan berdampak.
“Kalau di antara anda semua mempunyai ide ide untuk menjadi partner penelitian yang kami desain dengan LPDB, kami siap mengundang khusus jika ada ide riset yang tajam dan relevan,” tambahnya.
Sementara itu,Malihatin Nur Rohmah selaku PR Rakorwilga ISMKI Wilayah III dari BEM FK UMS, menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum koordinasi, tetapi momentum menyatukan arah dan semangat gerakan mahasiswa kedokteran.
“Kami ingin ISMKI menjadi ruang kolaborasi yang nyata, serta kegiatan ini menjadi harapan besar bagi institusi kedokteran terkhusus organisasi mahasiswa kedokteran untuk terus bertumbuh dan bergandeng tangan mencapai kesejahteraan dunia kesehatan terkhusus dunia kedokteran Indonesia,” ujarnya.
Sebagai institusi pendidikan kedokteran yang telah terakreditasi unggul, UMS terus mendorong mahasiswanya agar tidak hanya unggul dalam indeks akademik, tetapi juga memiliki daya saing tinggi dan kontribusi nyata bagi masyarakat. (*)

