29.8 C
Jakarta

Dibalik Layar Menjadi Peserta PINAS Muhammadiyah

Baca Juga:

MENARA62.COM – Beberapa hari sebelum keberangkatan. Pimpinan Daerah Muhammadiyah / ‘Aisyiyah Kota Sungai Penuh sepakat menunjuk kami berdua, Bapak Dr. Norman Ohira dan saya Jusmaniar untuk pergi sebagai peserta PINAS ke Palembang. Semua persyaratan sudah dilengkapi.

Namun apa daya tepat tanggal 18 menjelang Subuh, Ibunda Tercinta berpulang ke Rahmatullah. Saya berdomisili di Sungai Penuh, Jambi, langsung berangkat ke Padang Panjang, menyongsong kabar duka. Kejadian pun di kejar tetap tidak dapat juga ikut proses menyelenggarakan pemakaman, karena dari Sungai penuh menghabiskan waktu kurang dari 10 jam.

Satu kepiluan yang tidak terganggu. Ditunggu, kasihan ibunda, tidak juga ada dalam ajaran agama dan tuntutan perserikatan. Menyegerakan jenazah. Tapi pertemuan terakhir yang tak tergapai sungguh renungan yang palung.

Dua hari di kampung datang dilema kedua, apakah tetap mengikuti Pinas atau dibatalkan. Andai dibatalkan merasa rugi. Jika diikuti apakah hati dan raga mampu. Setelah berembuk sama keluarga besar yang notabene warga muhammadiyah. Semua menyarankan agar berangkat saja. Jadilah hari kedua langsung meninggalkan rumah Amak. Sampai di Sungai Penuh Senin pagi.

Dilema ke tiga. Ternyata dari Sungai Penuh tidak ada mobil Travel ke Palembang langsung di hari dan tanggal 21. Maka dihubungi loket lain. Ujung perjuangan yang ada hanya dari Bungo. Berangkatlah pagi tanggal 21 jam 09.00 ke Bungo dan berangkat ke Palembang jam 17.00 sampai jam 06.00 pagi di Pelembang Alhamdulillah, perjalanan lancar.

Setelah registrasi, sahlah saya sebagai peserta PINAS yang kami banggakan dan dapat belajar di kelas C.

Dilema ke tiga. Duka dan gembira harus dimainkan pada waktu yang sama. Dalam hari-hari pelatihan, mohon maaf untuk para instruktur dan Teman-Teman, selama pelatihan saya merasa kurang fokus walaupun sudah berusaha maksimal mengikuti semua jadwal dan tidak bisa tertawa lepas, karena ada bedung air mata yang tumpah kapan saja. Dan itu tetap beberapa tetes bergulir tanpa disadari. Saat bayangan Amak datang melintas.

Dilema ke empat. Mobil dari Pelembang tidak juga didapat langsung ke Padang Panjang. Jadinya Palembang, Jambi, Sungai Penuh dan Padang Panjang ditempuh dalam dua malam satu hari. Baru kembali bisa menginjak batu tapak rumah Amak.

Terima kasih PINAS. Telah mengajarkan kepada pribadi saya bentuk perjuangan. Bentuk cinta pada perserikatan. Yang lahir dari hati dan akan sampai ke hati.

Terima kasih kepada Instruktur dan Teman-Teman. Sudah menguatkan saya dalam diam. Amak adalah Syurga sedangkan perserikatan membawa kita ke pintu Syurga.

Inilah sedikit tulisan di balik menjadi peserta PINAS, semoga bisa sebagai teman ngopi. Mohon doa dari kita semua untuk Amak tercinta. Semoga Amak Ditempatkan di Sisi-Nya

Penulis : Jusmaniar || Batipuh, 30 Mei 2024

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!