JAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia membutuhkan tenaga kesehatan prostetik ortetik sekitar 9.725 orang. Kebutuhan tenaga kesehatan ortotik dan prostetik sebanyak itu guna melayani penyandang disabilitas yang ada. Data Sakernas 2017, penduduk yang menyandang disabilitas secara nasional berjumlah 21.930.529 orang.
“Kami terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga kesehatan ortotik dan prostetik untuk memaksimalkan pelayan kesehatan bagi penyandang disabilitas,” kata Menkes Nila F Moeloek dalam siaran persnya usai acara The Handover Ceremony of The Nippon Foundation – Jakarta School of Prosthetic and Orthotics (JSPO) di Poltekkes Jakarta 1, Rabu (16/1).
Menkes mengatakan Kementerian Kesehatan berupaya memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka melalui pelayanan ortopedi. Namun pelayanan itu perlu dimaksimalkan khususnya terkait jumlah tenaga kesehatan lulusan ortotik dan prostetik.
“Kami masih harus melakukan peningkatan seperti layanan khususnya jumlah prostetik dan ortotik. Sampai 2017 ada sekitar 350 lulusan ortotik dan prostetik. Rekomendasi WHO idealnya 1 tenaga kesehatan prostetik dan ortotik untuk 250 orang disabilitas pertahun,” lanjut Menkes Nila.
Menkes menambahkan, kebutuhan untuk prostetik dan ortotik di Indonesia masih tinggi. Sekitar 9.752 tenaga kesehatan prostetik ortotik yang dibutuhkan di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes adalah dilakukannya kerjasama dengan Nippon Foundation melalui exceed worldwide dalam pengembangan JSPO di Poltekkes Jakarta 1. Kerjasama tersebut memiliki kontribusi tinggi dalam pemenuhan ahli ortotik prostetik.
Contohnya, melalui kerjasama ini JSPO telah mendapatkan pengakuan akreditasi internasional sebagai level kategori 1 yang merupakan kualifikasi pendidikan ortotik prostetik tertinggi dari International Society for Prosthetic and Orthotics (ISPO).
Melalui kerjasama ini, Menkes mengharapkan kerjasama antara Kemenkes dan Nippon Foundation dapat dilanjutkan dan diperluas ke program prioritas Kemenkes. Diharapkan juga JSPO Poltekkes Jakarta 1 dapat terus mempertahankan kualitasnya sebagai institusi pemegang level 1 kategori ISPO.
“JSPO Poltekkes Jakarta 1 semoga terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan dan akan meluluskan tenaga kesehatan yang unggul,” kata Menkes Nila.