JAKARTA, MENARA62.COM – Gerakan #akuberdaya yang digagas Desainer Nina Nugroho bekerjasama dengan Evapora, digital event organizer kembali menggelar webinar bertema Peluang dan Staregi 2022, Rabu (15/12/2021). Webinar yang dibuka oleh Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki tersebut dihadiri 8 tokoh komunitas UMKM yakni Coach Ridwan Abadi dari SBC, Rachmat Sutarno M, dari KPMI, Iwan Kurniawan dari Gen Pro, Ridwan Hamid dari Aumi Kadin, Afdal Marda dari Forum UKM Rendang, Menhefari dari Dimensi, dan Subagiyo ST, dari Kul-Ind.
Ke-8 tokoh komunitas UMKM tersebut berdiskusi langsung sekaligus memberikan insight terkait kesiapan UMKM menghadapi tantangan di 2022.
Dalam sambutannya, Menteri Teten Masduki mengakui strategisnya peran UMKM sebagai tonggak perekonomian Indonesia, sehingga pemerintah terus memperbaiki ekosistem supaya UMKM berkembang. Salah satunya adalah bagaimana UMKM dapat beradaptasi dengan teknologi.
Menurutnya, di masa pandemi ini UMKM yang mampu bertahan adalah yang terhubung dengan ekosistem digital, dengan memanfaatkan platform e-commerce, marketplace.
“Adaptasi, kreativitas dan inovasi adalah kunci keberlanjutan UMKM dimasa pandemi dan juga menghubungkan UMKM ke pasar global. Untuk itu, sudah saatnya dan mau tidak mau UMKM bertransformasi ke digital. Penetrasi digitalisasi, bagi UMKM akan mendapatkan margin lebih dan memangkas mata rantai penjualan,” papar Teten.
Usai memberi sambutan, diskusi dilanjutkan bersama Deputi Bidang Usaha Mikro, Eddy Satriya. Secara seksama Eddy mendengarkan sejumlah harapan dan insight dari 8 tokoh komunitas UMKM agar UMKM semakin bertumbuh di tahun depan.
“Seiring pertumbuhan ekonomi yang kian menunjukkan tren yang positif, kami berharap pemerintah dapat melakukan stimulasi untuk menaikkan daya beli di masyarakat,” kata Luftiel Hakim, dari komunitas Tangan Di Atas (TDA).
Kemudian, Abah Iwan dari komunitas Genpro mendorong pemerintah untuk menggiatkan pusat inkubasi kelompok usaha berbasis digital. Seperti yang sudah berjalan adalah Tasik Digital Native. Dimana para generasi millennial terfasilitasi untuk menjalankan bisnis online.
Sementara itu Menhefari dari komunitas pebisnis online, Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi) membawa sejumlah harapan dari membernya yang saat ini berjumlah 7800 orang di seluruh Indonesia.
“Kami dari pebisnis online berharap pemerintah dapat mempercepat proses pemberian ijin edar dari BPOM dan sertifikat HAKI , Pak. Karena terus terang tanpa legalitas itu, kami nggak bisa jualan. Kalau nggak ada Haki, brand kami terancam ditiru . Ini jelas merugikan kami. Lalu terkait pelayanan pajak, kami dituntut untuk bayar pajak . Tolong kami diberikan pelatihan sederhana terkait pajak, karena kami sungguh-sungguh tidak mengerti bagaimana cara melaporkan pajak kami. Karena kami hanya pedagang kecil yang berusaha untuk bertahan hidup. Jadi pajak ini sangat menakutkan bagi kami. Terakhir, masalah ekspedisi, sistem COD yang semakin marak. Adakah bantuan hukum untuk UMKM, karena ada sekitar 40 teman kami yang disomasi oleh perusahaan ekspedisi terkait sistem COD ini,” kata Menhefari, bersemangat.
Kementerian Koperasi dan UKM jelas Eddy Satriya, Deputi Bidang Usaha Mikro berjanji akan menindak lanjuti masukan dari para tokoh UMKM pada acara diskusi publik tersebut.
“Terkait HAKI, pelatihan pajak sederhana dan ekspedisi harus dibahas tersendiri. Memang kalau produk UMKM dibajak, marketplace seharusnya memberikan perlindungan. Juga untuk BPOM, sudah ada kemudahan-kemudahan yang diberikan . Jadi sebelum ijin edar dari BPOM keluar, tetap bisa memasarkan produknya,” jelas Eddy Satriya.
Nina Nugroho sebagai penggagas gerakan #akuberdaya berharap diskusi public ini dapat menjawab tantangan untuk UMKM Indonesia agar dapat naik kelas di 2022.
“Dari webinar ini diharapkan semakin terlejitkan keberdayaan para UMKM. Dimana para pelaku UMKM dapat melihat peluang-peluang yang terbuka lebar di tahun 2022, sehingga mereka dapat menyusun strategi untuk pulih dan meroket,” pungkas Nina.