BEKASI, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim kembali mengingatkan komitmennya untuk mendorong guru sebagai penggerak terutama dalam hal mencetak SDM unggul Indonesia. Konsep guru penggerak adalah langkah nyata untuk Indonesia maju ke depan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Nadiem dihadapan sekitar 38 ribu anggota PGRI pada puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2019 yang berlangsung di stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Sabtu (30/11/2019).
Hadir dalam perayaan tersebut Ketua Umum PGRI Prof Unifah Rosyidi, Dirjen Sumber Daya Iptek Prof Ali Ghufron Mukti, mantan Mendikbud Wardiman, Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan sejumlah bupati/walikota.
Dalam sambutannya Nadiem mengakui telah belajar banyak kepada guru-guru di Indonesia baik dalam perbincangan biasa maupun saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah.
“Saya yakin sudah banyak yang membaca isi pidato saya. Tetapi saya harus memberitahu bahwa pidato ini merupakan hasil perbincangan saya dengan para guru,” lanjutnya.
Nadiem mengaku awalnya pesimis bisa membawa pendidikan Indonesia maju dengan pesat setelah mengetahui begitu besar tantangan yang di hadapi dunia pendidikan di Indonesia. Tetapi dengan peran guru, pemikiran guru, inovasi-inovasi dan ide yang dimiliki para guru, Nadiem optimis bahwa tantangan seberat apapun bisa diselesaikan.
Ia mencontohkan bagaimana ada seorang guru di Sulawesi yang bersedia mengajarkan murid-muridnya dengan keluar masuk hutan, mengajarkan benda-benda alam. Ada juga guru di Jakarta yang berhasil mencetuskan program informatika melalui permainan edukatif.
Hal-hal tersebut lanjut Nadiem mencerminkan sesungguhnya guru-guru di Indonesia memiliki mutu dan kualitas yang bagus. “Dan saya patut mengucapkan terimakasih kepada para guru,” sambungnya.
Menurutnya hal-hal tersebut merupakan sebagian kecil contoh nyata bagaimana guru menempatkan posisinya sebagai penggerak. Dan konsep ini akan terus dikembangkan minimal satu sekolah memiliki satu guru penggerak.
Mendikbud juga kembali mengemukakan komitmen dan janjinya untuk menyederhanakan admisnitrasi yang membelenggu para guru, melakukan perubahan kurikulum dan meningkatkan pelatihan bagi guru-guru.
“Saya juga meminta kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk mengubah paradigma dari regulator menjadi pelayan,” tukasnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi sempat menyerahkan jaket PGRI kepada Menteri Nadiem. Selain itu diserahkan pula sejumlah penghargaan untuk guru-guru baik untuk masa pengabdian maupun hasil-hasil inovasinya.
Unifah mengajak semua guru untuk mendukung program kerja pemerintah. Karena sejak awal PGRI merupakan mitra bagi pemerintah dalam hal pembangunan pendidikan.
“Kita sudah melihat iktikad baik pemerintah untuk menyelesaikan persoalan guru secara bertahap. Mulai dari kekurangan guru yang memang nyata ada di lapangan, penuntasan program sertifikasi guru yang hingga kini baru 52 persen serta menyelesaikan persoalan guru honorer. Semua dilakukan secara bertahap dan hasilnya mulai nampak,” kata Unifah.
Unifah berharap ke depan, kolaborasi antara PGRI dengan pemerintah terus dapat ditingkatkan lebih baik lagi.