28.8 C
Jakarta

Dihadiri 1000 Yatim, PPA Institute Gelar Moslem Fest Edukasi Tauhid Aplikatif

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Lembaga training berbasis ilmu-ilmu Al-Qur’an dan hadis PPA Institute baru-baru ini menggelar event akbar bertema Moslem Fest di kota Tangerang Selatan.

Kegiatan yang mengundang lebih dari 1000 anak yatim dari berbagai yayasan dan panti asuhan tersebut juga menghadiri para praktisi dan pelaku usaha yang telah berhasil di bidangnya masing-masing, seperti Fatimah Az-Zahra dari Batrsyia dan Temmi Wahyuni dari Nibras Corporation yang menjadi sponsor utama. Selain itu, sejumlah artis ibukota seperti Gary Iskak, Dik Doank, dan Richa Iskak juga turut memeriahkan acara ini.

Menurut pendiri PPA Institute Rezha Rendy, saat ini banyak umat Islam yang belum maksimal dalam mengaplikasikan ajaran agama sebagai solusi hidup. Agama dianggap sebagai ibadah ritual saja, dan ibadah sosial seperti zakat, infak dan sedekah pun hanya dilakuan by accident dan bukan sesuatu yang direncanakan.

“Kami mengangkat tema Membumikan Tauhid – Melangitkan Doa Menjemput Keajaiban Bersama 1000 Anak Langit untuk kegiatan Moslem Fest tahun ini. Tentu ada banyak sekali alasan mengapa tema ini menjadi sesuatu yang penting untuk diangkat. Pertama, karena kami ingin mengajak masyarakat untuk bisa mengaplikasikan ilmu tauhid yang selama ini mereka dapatkan sebagai bagian dari solusi permasalahan hidup. Kedua, kami ingin mempercepat tercapainya hajat para donatur maupun jamaah yang sering ikut kajian PPA melalui doa anak-anak yatim. Mereka ini, para yatim, adalah daya ungkit yang sangat efektif dalam mempercepat terkabulnya doa,” tuturnya saat ditemui di kantor PPA Institute, Jakarta (29/12/2022).

Acara yang dibuka oleh Lista Hurustiati, istri dari Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie tersebut diselenggarakan di Universitas Terbuka (UT) Convention Center, Tangerang Selatan serta dihadiri juga oleh sejumlah trainer dan ustad seperti Sonny Abi Kim, Muhtar Fathoni, Dedy Irawan, Dudin Badrudin, Zulfikarullah dan Qodar Ramdhani.

“PPA Institute sendiri adalah lembaga pendidikan yang ingin membumikan ayat-ayat Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perjalanan kami satu dekade ini, kami menemukan bahwa umumnya persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia hampir sama saja, mulai dari keuangan, kesehatan dan rumah tangga atau jodoh. Di sinilah kami hadir untuk memberikan solusi praktis berbasis ilmu akidah.”

Menurut Rendy, jauhnya seseorang dari agama bisa berdampak buruk pada kehidupan pribadi mereka, seperti hutang yang tidak kunjung terlunasi, penyakit yang tidak sembuh, jodoh yang tidak ketemu, bisnis bangkrut, di-PHK dari tempat kerja, hingga anak-anak yang sulit diatur.

“Semuanya itu bermuara pada satu hal, yaitu jauhnya kita dari Allah SWT. Inilah misi yang ingin dibawa oleh PPA Institute melalui pergelaran Moslem Fest kemarin, bagaimana mengembalikan posisi hati kita kepada tauhid yang lurus, yang benar dan tepat. Al-Qur’an dan hadist adalah ilmu langit yang bisa dibumikan, bisa diaplikasikan. Bukan sesuatu yang absurd ataupun yang mengawang,” tegasnya.

Rendy pun mengatakan bahwa tauhid adalah jalan keluar dalam mengatasi depresi akibat persoalan-persoalan hidup. Berdasarakan data badan dunia WHO tahun 2019, rasio bunuh diri di Indonesia mencapai 2,4 per 100 ribu penduduk. Artinya, dari 100 ribu penduduk, 2 di antaranya melakukan bunuh diri.

“Meskipun lebih rendah dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara, namun perlu diingat bahwa Indonesia adalah negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Artinya, dengan rasio seperti ini, tugas kita sebagai penyeru kebaikan belumlah selesai karena masih ada orang yang menganggap bunuh diri sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan hidup.”

Moslem Fest rencananya akan dijadikan sebagai kegiatan rutin PPA Institute di berbagai daerah di Indonesia agar ajaran agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadist bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Intinya, perbaiki dulu hubungan dengan Allah SWT melalui rangkaian ibadah yang kami pandu di training, kemudian lanjutkan dengan menjadi apa yang kami sebut sebagai Employee of Allah atau EOA. Setelah ini, maka urusan-urusan seperti jodoh yang belum ketemu, bisnis yang bangkrut, rumah tangga yang tidak harmonis, dipecat dari tempat kerja, akan menemukan jalan keluarnya,” pungkasnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!