32.1 C
Jakarta

*DIKLAT KOKAM & PEMBARETAN* “Menjadi Kader Tangguh Muhammadiyah Bali”

Baca Juga:

TABANAN, MENARA62.COM. Dalam membumikan semangat nilai-nilai perjuangan dan pengabdian kepada umat, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Bali menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang ditutup dengan prosesi Pembaretan KOKAM, sebagai simbol kelahiran kader militan dan tangguh.

DIKLAT KOKAM bukan sekadar pelatihan fisik. Kegiatan ini dirancang sebagai ruang pembinaan karakter, pembentukan militansi ideologis, dan penguatan semangat jihad sosial. Selama 4 hari, para peserta mengikuti berbagai materi, mulai dari: Kepemimpinan dan Ideologi Muhammadiyah, Manajemen Krisis dan Kesiapsiagaan Bencana, Dasar-dasar Bela Negara, Latihan Baris-Berbaris dan Survival, hingga Simulasi Tanggap Darurat.

Kegiatan Diklat Dasar Kokam Bali ini diikuti oleh beberapa Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Bali dan beberapa pegawai dan guru dikalangan sekolah Muhammadiyah Bali.

Para instruktur kegiatan Diklat Dasar Kokam ini berasal dari unsur TNI/POLRI, tokoh-tokoh Muhammadiyah, lembaga resiliansi bencana atau MDMC Bali serta para senior KOKAM membimbing peserta dengan penuh dedikasi. Cuaca dingin yang menusuk tulang di daerah Baturiti Tabanan, tak menyurutkan semangat mereka justru menjadi bagian dari proses penempaan diri.

Menjadi Kader Tangguh Muhammadiyah Bali bukan sekadar slogan, tetapi cita-cita besar. Tangguh secara ideologi, memahami manhaj dakwah Muhammadiyah secara utuh. Tangguh secara fisik dan mental, siap bergerak dalam kondisi apapun. Dan tangguh secara spiritual dan sosial, menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Di tengah tantangan zaman dan derasnya arus globalisasi, keberadaan KOKAM menjadi penting sebagai pelindung moralitas, garda terdepan kemanusiaan, dan penjaga nilai-nilai keislaman progresif.

Puncak kegiatan adalah Pembaretan KOKAM. Di pagi hari yang khidmat berkabut dan penuh makna, para peserta satu per satu menerima baret merah khas KOKAM bukan sebagai simbol kekuasaan, tapi lambang kesetiaan, keberanian, dan pengabdian kepada Persyarikatan dan bangsa.

” Kegiatan DIKLAT dan Pembaretan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang pengabdian. Para kader KOKAM yang telah dibaretkan kini membawa amanah besar untuk terus hadir di tengah masyarakat, menjadi solusi atas persoalan, serta menjaga marwah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang tercerahkan.” Pungkas Abdillah Nur Ihsan, S.Si, Gr Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bali disaat pembaretan dan sekaligus menutup kegiatan DIKLAT DASAR KOKAM Bali 2025/2026.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!