PANDEGLANG, MENARA62.COM– Dr H Dimyati Natakusumah, mengingatkan, wartawan yang membiarkan kejahatan, tidak memberitakan kesewenang-wenangan, itu adalah sikap toleransi yang negatif. “Apalagi, intoleransi jangan sampai dicampurkan dengan intoleransi,” ujar anggota Komisi I DPR RI itu dalam orasi acara pelantikan Pengurus PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kab Pandeglang dan pembukaan UKW (Uji Kompetensi Wartawan) di Pandeglang, Banten, Jumat (27/1).
Dimyati juga mengingatkan, wartawan jangan ikut terjebak pembuatan berita hoax yang banyak beredar di media sosial. “Pers terjebak hoax, informasi menyesatkan, ujaran kebencian, sudah jelas mengembangkan intoleransi, merusak keutuhan bangsa,” kata Dimyati.
Menurut elit PPP ini, masyarakat memerlukan informasi yang menyejukkan, yang dapat mendorong kebersamaan segenap komponen bangsa. “Pers harus mampu mengangkat potensi daerah, seperti di Pandeglang,” ujar Dimyati, mantan Bupati Pandeglang dua periode ini.
Bupati Pandeglang Hj Irna Narulita menyatakan pula, pers harus berimbang, profesional, tajam tepercaya. Pemberitaan media boleh saja pedas tapi jangan mengganggu akal sehat. Informasinya tidak boleh tendensius, menghakimi, dan tidak akurat. “Kami rindu munculnya wartawan seperti Rosihan Anwar di Pandeglang. Pers harus membangun optimisme. Media ikut membantu kinerja, etos kerja, jajaran pemerintah daerah.Pandeglang akan menggeliat, berkat dukungan pers,” ujarnya.
Direktur UKW Usman Yatim mengatakan, sertifikasi kompetensi wartawan sekarang sudah jadi tuntutan dan kewajiban buat wartawan profesional. “Beda wartawan profesional atau bukan adalah, apakah sdh dinyatakan kompeten atau belum,” ucapnya.
Sedangkan Ketua PWI Banten Firdaus kepada PWI Pandeglang yang diketuai Abdul Aziz berharap, para wartawan dapat benar-benar mematuhi kode etik jurnalistik. “Sebagai anggota PWI, peraturan organisasi perlu benar-benar diikuti,” ucap Firdaus. (uy)