28.4 C
Jakarta

Din: Komika Joshua Suherman Sudah Minta Maaf, Jangan Dibesar-Besarkan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM–  Publik figur agar lebih berhati-hati dalam memilih materi yang akan di bawa ke ranah publik. Jangan sampai materi yang dibawa menyinggung hal-hal yang sensitif terutama berkaitan dengan SARA.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan hal tersebut mengomentari kasus komika Joshua Suherman dan Ge Pamungkas ‘kesandung’ masalah dugaan pelecehan agama dalam materi stand up comedy.

“Kepada publik figur agar berhati-hati, punya ‘self censorship’ dan menahan pada hal sensitif terutama SARA karena mudah menimbulkan pertentangan di antara kita,” kata Din di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (11/01/2018).

Din yang juga Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) menyesalkan persoalan tersebut.

Namun jika sudah terjadi, kata dia, sebaiknya masyarakat untuk tidak reaktif dengan tergesa-gesa melaporkan persoalan tersebut ke polisi.

Terlebih, lanjut dia, Joshua sudah meminta maaf atas materi komedi yang dinilai melecehkan ajaran Islam itu. Persoalan Joshua sebaiknya tidak perlu dibawa ke ranah hukum.

“Apalagi yang bersangkutan sudah meminta maaf dan masalahnya tidak terlalu besar. Kalau saya membedakan persoalan Joshua itu dengan kasus pejabat publik, anggota DPR, menteri. Dia nampak terpeleset lidah dan minta maaf ya dimaafkan saja,” katanya.

“Yang sudah terjadi itu kita lihat bobotnya. Bisa dilihat sengaja ‘slip of the tongue’ atau tidak sengaja,” lanjut Din.

Terkait adanya unsur masyarakat yang melaporkan lawakan Joshua, Din mengatakan tindakan itu merupakan hak dari warga negara.

“Ya pasti ada. Mereka punya hak terganggu, tersinggung, itu sah-sah saja. Tapi terkait itu memang perlu menahan diri. Bagus kalau dua pihak bertemu kemudian saling memaafkan kemudian selesai,” kata dia.

Din mengatakan persoalan membawa isu agama kerap menjadi persoalan rumit. Terdapat hal berbahaya jika hal itu dibenturkan dengan latar belakang perbedaan agama.

Dalam menyampaikan isi komedi, Din berharap agar kebebasan berekspresi yang dijamin demokrasi tidak disalahgunakan.

“Kita tetap berada di wilayah demokrasi agar kebebasan berekspresi tapi tidak berarti mengganggu kebebasan orang lain, menyampaikan ujaran kebencian. Maka jalan keluarnya agar menahan diri ‘self censorship’,” tutup Din.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!