31.7 C
Jakarta

Din Syamsuddin di Kuala Lumpur: Visi ASEAN perlu dikembangkan

Baca Juga:

KUALA LUMPUR, MENARA62.COM — Visi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) perlu dikembangkan. ASEAN yang mengadakan Pertemuan Puncak (Summit) di Kuala Lumpur, 26-27 Mei 2025 mengangkat tema inclusivity and sustainability (dalam bahas Melayu: keterangkuman dan kemampanan).

Dua konsep tersebut adalah tema dunia dewasa ini, yakni perlu adanya wawasan yang menyeluruh dan meliputi semua umat manusia, dan adanya keberlanjutan dari proses pembangunan. Tema ini menjadi visi Malaysia yang pada tahun ini mendapat giliran sebagai Ketua ASEAN. Hal ini sejalan dengan visi utama Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim yang terkenal dengan gagasannya tentang Negara Madani.

Namun, menurut Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah dan MUI, Visi ASEAN tersebut perlu dikembangkan dengan menegaskan tujuan akhirnya pada keadilan dan kemakmuran bersama (justice and prosperity for all). Demikian dinyatakan Din Syamsuddin pada ASEAN Leadership and Partnership Forum, di Intercontinental Hotel, Kuala Lumpur, 25 Mei 2025.

Forum yang diikuti sekitar 300 peserta dari mancanegara menghadirkan sejumlah tokoh seperti PM Vietnam Pham Minh Chinh, PM Kamboja Samdech Moha Hun Manet, Mantan Ketua ASEAN Advisory Business Council Tan Sri Munir Majid, Tan Sri Michael Yeoh, Chairman ASEAN Economic Club & President KSI Strategic Institute, dan sejumlah tokoh dari Negara-Negara ASEAN. Dari Indonesia selain Din Syamsuddin, juga hadir Dino Pati Djalal, Mantan Wamenlu Indonesia, yang tampil sebagai moderator, dan Yonanes Lukiman dari KADIN yang menjadi salah seorang pembicara.

Menurut Din Syamsuddin, yang diundang sebagai Chairman of Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC, ASEAN merupakan kawasan yang majemuk atas dasar agama, ras, suku, dan ideologi politik serta format pemerintahan. Namun, ASEAN diakui sebagai asosiasi regional dari negara-negara yang relatif solid. Hal ini disebabkan karena prinsip ASEAN yang menekankan persatuan dan solidaritas. Sebagai akibatnya, kawasan Asia Tenggara relatif stabil dan aman. Stabilitas dan keamanan, tegas Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, tidaklah cukup. Perlu ditambahkan pada tujuan terwujudnya keadilan dan kemakmuran bersama (justice and prosperity for all).

Dalam perspektif demikian, lanjut Din Syamsuddin, kerja sama ASEAN perlu dikembangkan, selain antara pemerintah (Government to Government atau G to G), juga antara rakyat dan rakyat (People to People atau P to P). Sejatinya ASEAN itu, menurut Din Syamsuddin, adalah perhimpunan antar bangsa (N adalah nation atau bangsa), bukan hanya negara. Maka, pembentukan Masyarakat Asia Tenggara (ASEAN Community) perlu diakselerasi dan diprioritaskan tanpa perlu menunggu Tahun 2045. Justru, solidaritas antar bangsa/rakyat akan menjadi pilar tegaknya solidaritas antar negara.

Dalam akhir keterangannya, Din Syamsuddin merasa optimis dengan Keketuaan Malaysia dalam ASEAN Tahun 2025 ini. Dengan kepemimpinan PM Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim ASEAN akan mengalami kemajuan yg signifikan pada masa mendatang. Semoga Pertemuan Puncak atau Summit ASEAN berlangsung lancar, sukses, dan menghasilkan kesepakatan bersama utk terwujudnya Kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, adil dan makmur. Harap Din Syamsuddin mengakhiri presentasinya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!