BANDUNG, MENARA62.COM – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandung sukses menggelar Tausiah Kebangsaan pada Sabtu (26/08/2023).
Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat PDM Kota Bandung, Jalan Kadipaten Raya Nomor 04-06 Kota Bandung, Jawa Barat, dengan menghadirkan Ketua Umum PP Muhammadiyah masa bakti 2005-2015 Din Syamsuddin sebagai pembicara.
Tausiah yang mengangkat tema ”Umat Islam dan Masa Depan Indonesia” ini dihadiri ratusan kader, warga, hingga simpatisan Muhammadiyah Kota Bandung.
Ketua PDM Kota Bandung Zainal Ihsan dalam sambutannya bersyukur atas terselenggaranya Tausiah Kebangsaan ini yang berlangsung dengan khidmat.
Hal ini menjadi langkah progresif PDM Kota Bandung dalam membina masyarakat muslim untuk lebih memahami bagaimana umat Islam bergerak dan menyongsong masa depan Indonesia yang lebih cerah.
“Tentunya dengan kegiatan Tausiah Kebangsaan ini diharapkan kita bisa memperoleh ilmu yang dapat diaplikasikan untuk memajukan umat Islam dan Indonesia, khususnya di Kota Bandung, mulai dari sekarang,” kata Zainal Ihsan.
Sementara itu, Ketua PWM Jawa Barat Prof Ahmad Dahlan yang turut hadir dalam acara mengaku bangga karena PDM Kota Bandung sukses menggelar kegiatan ini.
Ahmad Dahlan berharap melalui Tausiah Kebangsaan bisa mewujudkan umat Islam terbaik yang mampu membawa kejayaan sebagaimana masa emas Islam dahulu.
”PDM Kota Bandung luar biasa dapat menyelenggarakan kegiatan yang sungguh bermanfaat ini, sebuah kiprah positif PDM Kota Bandung di awal kepemimpinan,” ucapnya.
Islam Agama Kemajuan
Pada pelaksanaan Tausiah Kebangsaan, Din Syamsudin menerangkan terkait pentingnya umat Islam mengambil peran dalam memajukan Indonesia.
“Sebagai masyarakat paling banyak, masa depan Indonesia ditentukan umat Islam. Oleh karena itu, maju mundurnya Indonesia bergantung pada umat Islam. Kalau Indonesia belum maju, masih terpuruk, berarti masih ada yang salah dalam diri kita selaku muslim,” ungkapnya.
Din menyampaikan bahwa Islam harus ditampilkan sebagai agama kemajuan. Tidak cukup hanya mempraktikkan kegiatan ritual, tetapi harus bergeser menjadi budaya kultural.
“Islam harus ditampilkan sebagai agama kemajuan. Umat Islam harus bergeser dari ritual menjadi budaya kultural. Kini habluminannas belum berjalan baik. Padahal, untuk membangun peradaban harus ada korelasi antara habluminallah dan habluminannas,” tambah Din.
Selain itu, Din juga menekankan pentingnya persatuan dan rasa saling memiliki. Kedua hal tersebut menurut Din akan sanggup membawa Indonesia ke arah lebih baik.
“Maka dari itu, untuk memajukan Islam sekaligus Indonesia, harus dibangun persatuan dan kebersamaan. Apalagi menjelang pemilu sekarang, Islam tidak boleh saling menghina, mencari-cari kesalahan,” ucapnya.
“Mari kita menjadi tuan di negara sendiri, bukan tamu di rumah sendiri. Dengan kita merasa memiliki Indonesia, akan muncul rasa bertanggung jawab untuk kemajuan Indonesia. Kalau kita bisa memperbaiki keagamaan kita ke arah yang lebih baik, lebih maju, Islam paripurna, kita bisa berperan untuk kemajuan Indonesia,” pungkasnya.***(Moh Aqbil WAK)