JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Metrologi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuka peluang peningkatan mutu komoditas kopi nasional melalui peran metrologi atau pengukuran dalam setiap proses pengolahan kopi mulai dari hulu (pertanian) hingga ke hilir (penjualan)
Dalam Talkshow yang berjudul Verificoffee: Pengukuran di balik Cita Rasa Kopi, Rusmin Amin, Direktur Metrologi menyampaikan bahwa metrologi memiliki peran penting dalam mendukung penciptaan mutu dan cita rasa kopi Indonesia. Konsep Verificoffee diperkenalkan untuk memperlihatkan bahwa pengukuran berada dibalik setiap proses dalam pengolahan kopi dan merupakan faktor dasar yang bisa memperngaruhi mutu atau kualitas kopi mulai dari biji kopi hingga cita rasa kopi pada saat disajikan.
“Parameter seperti suhu, kadar air, kelembaban, tekanan, dan waktu adalah satu satu faktor yang selama ini masih diukur berdasarkan intuisi para pelaku yang terlibat dalam industri pengolahan kopi di hulu hingga hilir. Penerapan teknologi pengukuran dalam setiap proses pengolahan kopi akan menjadi kualitas kopi Indonesia menjadi lebih terukur,” kata Rusmin Amin.
Faqih Asikin, Master Trainer budidaya kopi dari SCOPI, mendukung pernyataan tersebut bahwa pengolahan kopi yang terukur menjadi hal yang dibutuhkan oleh petani dan para pelaku industri pengolahan kopi.
“Selama ini, parameter ukuran seperti ketinggian, suhu udara, curah hujan, kelembaban, sifat tanah dan kemiringan, dan bahkan kadar air, masih konvensional penentuannya,” ujar Faqih Asikin.
Faqih menambahkan bagi pelaku yang terlibat dalam pengolahan, sektor hulu menjadi hal yang penting karena akan mempengaruhi kelanjutan proses berikutnya hingga di sektor hilir. Keseimbangan produktivitas dan konsistensi mutu menjadi perhatian utama.
“Kopi di sektor hulu harus menjaga produktivitas agar seimbang. Kopi tidak sekedar ditanam tetapi ada kecocokkan, perlu pengukuran dan metodologi yang harus diterapkan,” ujar Faqih.
Sementara Abdul Rochim, Founder Rumah Kopi Nusantara, yang merupakan user di sektor hilir menegaskan bahwa Indonesia punya jenis kopi yang beragam dan semua jenis kopi tersebut harus diolah sedemikian rupa sehingga kopi Indonesia bercita rasa tinggi.
“Bagi kami, kopi Indonesia harus enak. Namun perlu upaya keras agar kopi Indonesia punya cita rasa yang konsisten,” tambah Abdul Rochim.
Abdul Rochim juga menyatakan bahwa Indonesia mampu menghasilkan specialty coffee terbaik di dunia. Akan lebih baik lagi apabila dapat memanfaatkan teknologi dan pengukuran dan dibuat standar untuk pengembangan Kopi Indonesia.
Melalui Talkshow ini, Direktorat Metrologi menyampaikan bahwa infrastruktur pengembangan mutu kopi Indonesia telah disiapkan. Laboratorium Meter Kadar Air yang berlokasi di Direktorat Metrologi, Jalan Pasteur No. 27 Bandung. Laboratorium yang teritegrasi dengan Café dikembangkan sebagai Learning Center bagi para pelaku industri pengolahan kopi di sektor hulu dan hilir untuk mengembangkan pengukuran kualitas kopi. Direktorat Metrologi juga telah menyiapkan peralatan standar uji yang dapat dimanfaatkan bagi pelaku industri yang sekedar ingin menguji akurasi peralatan yang digunakan dalam pengolahan kopi seperti termometer, meter kadar air, timbangan, dan lain-lain atau bahkan ingin menguji tingkat kadar air dari bijih kopi yang dimiliki.
“Direktorat Metrologi dan Kementerian Perdagangan secara umum akan menggandeng perguruan tinggi dan juga pelaku industri pengolahan kopi untuk membangun konsep pengukuran yang mendukung peningkatan kualitas kopi.” ujar Rusmin Amin.
Tidak hanya pengembangan teknologi pengukuran, tetapi juga pembinaan terhadap para pelaku sehingga menumbuhkan kepedulian dan pemahaman bahwa pengukuran merupaakn hal yang penting.
“Komitmen kami memberikan kontribusi yang nyata dalam membantu pemulihan ekonomi nasional salah satunya melalui sektor pengolahan komoditi kopi. Metrologi siap mendukung sehingga kopi Indonesia bisa berjaya di pasar dalam negeri dan luar negeri,” pungkas Rusmin Amin.