JAKARTA, MENARA62.COM – Produk ecoprint akan menjadi trend dunia di masa mendatang seiring makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Lazismu, Sabeth Abilawa pada Pagelaran Busana yang dilakukan secara hybrid dengan tajuk Hybrid Fashion Show (HFS) 2021 “Ecoprint Back To Nature dari Jakarta dan Yogyakarta, Rabu (5/5/2021).
Dalam sambutannya, Sabeth Abilawa mengatakan bahwa produk ecoprint adalah produk yang sangat ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan, teknologinya sederhana dan yang penting dapat memberdayakan ekonomi kaum perempuan.
“Nilai ekonomi produk ecoprint dapat meningkatkan kesejahteraan terutama kaum perempuan,” kata Sabeth Abilawa.
Lazismu sejak dua tahun lalu diakui telah memulai program pemberdayaan ekonomi perempuan dengan mengenalkan ecoprint ini. Tercatat sekitar 200 lebih perempuan di 10 kota telah mengikuti pelatihan ecoprint ini.
“Memiliki ketrampilan baru membuat produk ecoprint telah memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat. Ini bisa menjadi salah satu solusi mengatasi pandemi Covid-19 bidang ekonomi,” jelasnya.
Untuk membantu memasarkan produk ecoprint, untuk pertama kalinya Lazismu menggelar kegiatan peragaan busana ecoprint. Even ini didukung penuh Bank Permata Syariah dan Wardah.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi yang hadir secara virtual menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan peragaan busana ecoprint yang digelar Lazismu. “Saya berharap produk-produk ecoprint yang memang sangat ramah lingkungan dan kreatif ini bisa segera menjadi tren dunia fesyen seiring isu perubahan iklim,” katanya.
Menurutnya hal terpenting dalam pembuatan produk ecoprint ini adalah penyediaan bahan, proses produksi, pengelolaan limbah, pembentukan ekosistem dan pemasaran. Semuanya membutuhkan inovasi agar ecoprint makin dikenal masyarakat dan menjadi produk pilihan.
Umar Hadi memastikan bahwa Kedutaan Besar Korsel di Seoul sangat mendukung upaya-upaya Lazismu memberdayakan ekonomi perempuan. Ia juga menawarkan bantuan terkait desain produk, penggunaan teknologi hingga pemasaran.
Sementara itu Duta besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari mengatakan program pembinaan ekonomi perempuan dengan produk ecoprint adalah pilihan yang sangat tepat di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.
“Apalagi Lazismu juga menggandeng simpul-simpul masyarakat dalam pembinaan dan perberdayaan ekonomi perempuan, sehingga hasilnya tentu lebih maksimal,” tutur Hajriyanto.
Ia mengingatkan bahwa Lazismu sebagai sebuah lembaga pengumpul zakat, infaq dan sodakoh, sudah seharusnya memiliki terobosan dalam hal penyaluran dana umat. Dana yang dihimpun tidak harus digunakan untuk bantuan-bantuan yang sifatnya instan dan konsumtif.
“Memang dana bantuan untuk konsumtif seperti pemberian makan bagi warga miskin masih perlu. Tetapi tentu porsinya harus diperkecil. Lebih baik pemberdayaan ekonomi masyarakat yang terus ditambah porsinya. Ibarat memberikan pancing dan bukan ikannya,” jelas Hajriyanto.
Sementara itu, Neni Herlina, penanggungjawab acara HFS 2021 mengatakan fashion show ecoprint tahun ini digelar dari dua kota yakni Jakarta dan Yogyakarta secara luring dengan protokol kesehatan ketat dan disiarkan melalui chanel Youtube Lazismu Pusat. Kegiatan diikuti oleh UMKM binaan Lazismu dari berbagai daerah.
“Ada puluhan produk fashion yang ditampilkan dan masyarakat yang berminat bisa membelinya,” kata Neni.
Menurut Neni, peragaan busana ecoprint merupakan program yang digagas untuk lebih mengenalkan hasil produksi ibu-ibu yang telah mengikuti pelatihan Lazismu.
Total busana yang diperagakan lebih dari 50 koleksi masing-masing dirancang oleh ibu-ibu peserta pelatihan dari Lazismu. Sebagai peraga busana, tim Duta Wisata Daerah Istimewa Yogyakarta juga dilibatkan untuk serta membantu product branding dari Eco-print itu sendiri sehingga Eco-print bisa diterima oleh semu akalangan usia.
“Harapanya, dengan adanya peragaan busana ini, para ibu-ibu peserta pelatihan memiliki rasa percaya diri untuk senantiasa melakukan kegiatan Eco-printing dan juga melestarikan lingkungan,” jelas Neni.
Tim Yogyakarta yang didampingi olehP uthut Ardianto telah melaksanakan pelatihan dilima kabupaten yaitu: Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogpo, Kota Yogyakarta, Kabupaten Klaten,dan Kabupaten Magelang. Masing-masing kabupaten menampilkan koleksi busana pria dan wanita dalam konsep“ready-to-wear collection”.
Dalam membuat pakaian dari kain Eco-print ini, para peserta mengusung konsep“Eco-print as an Alternative Sustainable Lifestyle”. Kata kunci sustainable dipilih karena produk-produk Eco-print mendukung semangat sustainability yang saat ini sedang banyak dikampanyekan.
Puthutmenyampaikan, selamapelatihan, parapeserta diberikan edukasi tentang produk Eco-print dan cara pembuatannya yang tidak merusak alam, salah satunya adalah semangat menanam tanaman Eco-printable dan meminimalisir penggunaan plastik dalam prosesp embuatannya,” ujar Puthut.