JAKARTA, MENARA62.COM – Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengatakan stigma bahwa SMK menjadi kontributor pengangguran tertinggi di Indonesia menjadi salah satu tantangan yang dihadapi pendidikan vokasi saat ini. Padahal dalam kenyataannya sudah banyak SMK yang memiliki kurikulum yang telah diselaraskan dengan kebutuhan industri, dan banyak pula yang telah menjalin kerjasama dengan industri.
“Karena itu, kemitraan yang telah terjalin antara pendidikan vokasi dan DUDI (dunia usaha dunia industri) perlu dipublikasikan dengan harapan dapat menghilangkan stigma negative lulusan pendidikan vokasi,” kata Wikan pada diskusi yang diadakan secara daring ‘Pintar Bersama Daihatsu (PBD)’ akhir pekan lalu.
Sampai dengan bulan Mei 2020, jumlah SMK yang telah menjalin kerjasama dengan DUDI, yaitu sebanyak 13.577 SMK dari total 14.242 SMK di seluruh Indonesia.
Wikan pun menjelaskan, untuk meningkatkan kerja sama ini telah dibentuk Forum Pengarah Vokasi yang diresmikan pada tanggal 15 Juli 2020 lalu oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Forum ini berperan sebagai pengarah serta pemberi saran dan rekomendasi, terkait hal-hal yang diperlukan oleh DUDI agar dapat dipersiapkan oleh SMK dan pendidikan vokasi.
Salah satu program kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI adalah Program Pintar Bersama Daihatsu (PBD) yang merupakan salah satu pilar CSR PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Joko Baroto selaku Executive Officer ADM menjelaskan bahwa saat ini program yang lahir pada tahun 2008 ini sudah terjalin dengan 335 SMK, terdiri dari 60% swasta dan 40% negeri.
“Kami harap dengan adanya beberapa konsep unggulan, yaitu integrasi kurikulum, pelatihan hardskill dan softskill, standardisasi bengkel sekolah, evaluasi yang terdiri dari akreditasi, dan ujikom siswa, program PBD ini dapat mengembangkan kompetensi siswa dan guru SMK agar tidak tertinggal dengan negara lain,” terang Joko.
Menurut Joko, saat ini sudah ada beberapa bengkel SMK binaan ADM yang sudah bisa menjadi rujukan benchmark dan Daihatsu School Skill Center(DSSC) dan sudah terverifikasi oleh ADM. Di antaranya SMK Negeri 2 Salatiga, SMK NU Ma’arif Kudus, SMK Negeri 5 Bandar Lampung, SMK Al Mufti Subang, SMK Al-Fattah Medan, dan SMK Muhammadiyah 1 Bantul.
Joko menambahkan,dari 9 paket pernikahan antara pendidikan vokasi dan DUDI yang didorong oleh Ditjen Pendidikan Vokasi, saat ini ADM sudah menjalankan 7 paket. Adapun sisanya sedang dalam proses pengembangan.
“Challenge kami dengan sekolah adalah bahwa lulusan masih membutuhkan kurang lebih 1 bulan untuk praktik agar dapat ditempatkan selain di mekanik. Kami sedang memberikan challenge agar ‘Dojo’ atau tempat pelatihan proses kerja bisa dilakukan di sekolah,sehingga kami tidak perlu tes kembali dan dapat percaya dengan sekolah,” tutur Joko.