JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah melakukan negosiasi ke sejumlah provider telekomunikasi untuk membantu mahasiswa selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Bantuan berupa kuota internet tersebut minimal bisa diberikan kepada 25 persen mahasiswa di Indonesia, agar mereka dapat mengikuti PJJ dengan baik.
“Bantuan kuota internet minimal untuk bulan September hingga Desember 2020,” kata Sekretaris Ditjen Dikti Paristiyanti Nurwardani webinar Refocusing Anggaran dan Relawan Mahasiswa Penanggulangan Covid-19, Jumat (7/8/2020).
Menurut Paris, dengan melihat perkembangan Covid-19 yang hingga kini belum melandai, pembelajaran jarak jauh di tingkat perguruan tinggi kemungkinan besar akan dilaksanakan hingga akhir Desember 2020. Karena itu, bantuan kuota internet ini sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan PJJ.
“Kami akan terus mencari jalan keluar agar program-program pendidikan jarak jauh maupun program lain agar Covid-19 tidak tersebar di Indonesia bisa dilakukan dengan baik,” ujar Paris.
Paris melanjutkan, pemerintah berharap pada Januari 2021 proses pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi akan mengadopsi hybrid learning, yakni perguruan tinggi akan melakukan pola pembelajaran campuran antara pendidikan reguler atau tatap muka dengan PJJ.
Lebih lanjut Paris mengatakan hingga saat ini, Ditjen Dikti telah melakukan 4 program utama penanganan Covid-10. Ke-4 program tersebut adalah mahasiswa relawan pengendalian Covid-19, peningkatan kualitas dan kapasitas rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran, fasilitasi APD, reagen, dan alat deteksi Covid-19 dengan RT PCR serta pengembangan dan modifikasiproduk inovasi untuk penanganan Covid-10. Total anggaran yang dialokasikan untuk 4 program tersebut senilai Rp405 miliar. Rinciannya Rp199,26 miliar untuk pengadaan di pusat dan Rp205,7 miliar untuk realokasi ke PTN.
Alokasi anggaran Covid-19 di pusat bertujuan mendanai pengadaan APD, PCR dan Reagen untuk PTN dan PTS sebanyak Rp145 miliar. Sementara Rp54 miliar merupakan alokasi insentif untuk relawan. Sisanya Rp205 miliar direalokasikan antara lain ke 25 rumah sakit dan fakultas kedokteran PTN.
Ditjen Dikti lanjut Paris juga telah melaksanakan 21 paket program penanganan Covid-19 pusat dan insentif relawan. Paket-paket tersebut antara lain pengadaan gown cover all sebanyak 119.500, face shield 32.500. sarung tangan steril 67.350 pasang, kacamata googles 20.500 dan sebagainya.
Adapun sebaran distribusi bantuan pengadaan APD, reagen dan RT PCR adalah 72 persen (169) untuk RSUD, RSUP dan RS PTS, 6 persen (15) RSP/RSA PTN, 4 persen (10) RSGM PTN, 11 persen (25) FK PTN), 4 persen (8) FK PTS dan 3 persen untuk IDI.
Sejak tanggal 1 Agustus 2020, Ditjen Dikti telah menyebarluaskan relawan mahasiswa Covid-19 sebanyak 15.000 orang. Mereka tersebar di berbagai daerah di bawah koordinasi Fakultas Kedokteran (FK) perguruan tinggi yang terlibat dalam penangan Covid-19. Relawan mahasiswa ini utamanya berperan dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan.
“Selain kebutuhan tenaga manusia, penanganan Covid-19 juga memerlukan alat termutakhir guna mempercepat proses identifikasi penyebaran virus. Sebelumnya, pemeriksaan swab hanya mampu menidentifikasi 5.000 spesimen per-hari. Dalam bantuan ini, Ditjen Dikti berhasil menyediakan 22 alat Polymerase Chain Reaction (PCR). Nantinya, hasil tes swab akan mampu mendeteksi 11.000 spesimen per hari,” jelas Paris.
Melalui gerakan gotong royong ini, Ditjen Dikti menggandeng berbagai stakeholder di perguruan tinggi dan institusi kesehatan untuk melawan Covid-19. Hingga saat ini tercatat beberapa institusi kesehatan dari perguruan tinggi sebanyak 15 Rumah Sakit Pendidikan/Rumah Sakit Akademik PTN, 10 Rumah Sakit Gigi dan Mulut PTN, 25 Fakultas Kedokteran PTN, dan 8 Fakultas Kedokteran PTS. Selain itu, Ditjen Dikti turut berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Indonesia di 8 daerah dan 169 Rumah Sakit yang terdiri dari Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Umum Pusat, dan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Swasta.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada Bapak, Ibu, dan para relawan yang berada di garda terdepan penanganan Covid-19. Semoga dengan bantuan ini mampu mengurangi angka penderita wabah Covid-19,” tutup Paris.