JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) meluncurkan dua buku yang ditujukan bagi kalangan perguruan tinggi baik mahasiswa maupun dosen pada Jumat (11/10/2024). Buku berjudul Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi dan Buku Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Mempimpin Perubahan dalam Transformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia, disusun oleh tim yang terdiri atas dosen, pimpinan perguruan tinggi, dan berbagai pihak lainnya di bawah Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Si., secara resmi meluncurkan buku tersebut di hadapan para awak media serta peserta yang hadir secara luring maupun daring, yang ditandai dengan pemutaran video kepada para peserta.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Si. menyampaikan harapannya bahwa Buku Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi dan Buku Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Mempimpin Perubahan dalam Transformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi perguruan tinggi. Buku ini diharapkan dapat mendidik dan melahirkan generasi Indonesia yang beradab, berilmu, profesional, dan kompetitif, serta berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan dan kemajuan bangsa.
”Semoga dengan buku dan dukungan yang diberikan, membawa manfaat yang luas dan menjadi langkah awal menuju cita-cita besar bangsa,” ujarnya.
BACA JUGA: Dukung Transformasi Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek Luncurkan Buku Panduan Kurikulum PT dan Pedoman Implementasi SPMI |
Pada kesempatan yang sama, Direktur Belmawa Sri Suning Kusumawardani mengatakan buku Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi, bertujuan untuk membantu dosen, mahasiswa, dan seluruh civitas akademika dalam memahami serta menerapkan penggunaan GenAI secara etis dan bertanggung jawab dalam pembelajaran di perguruan tinggi.
”Sebagai teknologi yang terus berkembang pesat dan banyak digunakan di berbagai sektor, termasuk pendidikan, GenAI menghadirkan perubahan signifikan melalui kemampuannya menghasilkan konten kreatif seperti teks, gambar, suara, dan video,” ujarnya.
Dalam pendidikan tinggi, GenAI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran, mendukung personalisasi pembelajaran, memperluas akses pendidikan, mengembangkan penilaian adaptif, serta memperkuat keterlibatan dan kolaborasi mahasiswa. Selain itu, GenAI juga dapat mengurangi beban administratif dosen, memungkinkan lebih fokus pada inovasi pembelajaran.
BACA JUGA: TGI Launching Buku Antologi Puisi |
Meskipun GenAI menawarkan banyak manfaat dalam pembelajaran, lanjut Sri Suning, manusia tetap berperan dalam mengarahkan dan mengendalikan penggunaanya. GenAI tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran manusia, melainkan mendukung penyelesaian masalah kompleks dan meningkatkan kualitas hidup.
Pemanfaatan GenAI dalam pembelajaran juga membawa tantangan etis. Seperti kesenjangan akses teknologi yang dapat menimbulkan ketidakadilan dalam pembelajaran, bias data yang dapat menghasilkan output diskriminatif, lalu adanya potensi plagiarisme, serta ketidakjelasan kepemilikan karya yang dihasilkan oleh GenAI memunculkan kekhawatiran terkait keaslian dan hak cipta.
Buku panduan ini terdiri dari enam bab komprehensif yang dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam serta menjawab peluang dan tantangan penggunaan GenAI. Topik dalam buku panduan ini meliputi: Pengantar Teknologi GenAI, Tantangan, Literasi, dan Etika GenAI di Lingkungan Perguruan Tinggi, Penggunaan GenAI di Lingkungan Perguruan Tinggi, serta Pembinaan dan Pencegahan Penyalahgunaan GenAI. Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi dan contoh teknis pemanfaatan GenAI, termasuk teknik prompting, komponen penting yang harus dikuasai oleh siapa pun yang ingin memanfaatkan teknologi GenAI.
Secara keseluruhan, buku panduan ini diharapkan menjadi acuan utama bagi seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan tinggi. “Dengan dukungan dan panduan yang diberikan, diharapkan kita dapat menyongsong era transformasi digital, di mana teknologi dan pendidikan bersinergi untuk membangun masa depan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan,” tegas Sri Suning.
Untuk mempermudah akses dan distribusi informasi tentang Panduan Penggunaan GenAI pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi, buku ini juga dipublikasikan secara masif dalam bentuk e-book yang dapat diakses melalui tautan berikut s.id/PanduanGenAI.
Adapun tim penyusun buku ”Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi” adalah Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Prof. Dr. Paulina Pannen, M.LS, F. Astha Ekadiyanto, S.T., M.Sc., Dr. rer. nat I Made Wiryana, S.Si., S.Kom., M.Sc., Dr. Eng. Ayu Purwarianti, S.T, M.T., Syukron Abu Ishaq Alfarozi, S.T., Ph.D., bersama tim dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
BACA JUGA: Diskusi Buku di Unismuh Makassar, Sudibyo Markus Dorong Muhammadiyah Rumuskan Fikih Kemanusiaan |
Buku kedua adalah buku Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Mempimpin Perubahan dalam Transformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia. Buku ini menorehkan kisah perjalanan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai inisiatif revolusioner yang membebaskan mahasiswa untuk mengukir masa depan yang telah memasuki tahun kelima dan menggandeng berbagai pemangku kepentingan dan menorehkan jejaknya.
Terdapat 3 bagian dalam buku ini yang memaparkan secara detail dasar pelaksanaan MBKM, yaitu: Latar Belakang Program MBKM, Luaran dan Capaian Program MBKM Flagship, dan Dampak Program MBKM Flagship.
Implementasi program flagship MBKM kata Sri Suning, banyak memberikan perubahan signifikan terutama dalam kontribusinya terhadap peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi, mendorong inovasi dalam kurikulum, serta memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan industri. Dalam hal ini, MBKM menjembatani perguruan tinggi untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) terutama IKU 2 mengenai kualitas lulusan yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman diluar kampus seperti magang, mengajar, riset, berwirausaha, dan melakukan penyesuaian tata kelola perguruan tinggi.
Sedangkan dalam aspek kerja sama, MBKM mampu membuka ruang-ruang kolaborasi antara perguruan tinggi dengan mitra industri maupun pihak sekolah. Sebagai contoh, Program Magang dan Studi Independen (MSIB) dan Praktisi Mengajar (PM) secara tidak langsung menjadi pusat talent pool sebagai ruang bagi mitra dari Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk bisa mendapatkan SDM berkualitas melalui kepesertaan mahasiswa. Pihak perusahaan/instansi bisa memberikan golden ticket pada mahasiswa yang memiliki performa baik untuk direkrut secara langsung menjadi karyawan, dengan mempertimbangkan inovasi berdampak yang dilakukan mahasiswa selama magang atau berinteraksi dengan praktisi.
Dalam Program MSIB Angkatan 6 tahun 2024 sendiri terlihat bahwa nilai rata-rata valuasi dari inovasi berdampak yang dilakukan mahasiswa selama magang mencapai Rp4.200.000,- setiap mahasiswa. Di sisi lain, program pro-social dari MBKM flagship yaitu Kampus Mengajar Angkatan 7 tahun 2024 diestimasikan memiliki nilai manfaat mencapai Rp320 Miliar dengan adanya dampak ikutan pelaksanaan program terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa, serta peningkatan kompetensi guru, khususnya pada penguasaan teknologi, isu keberlangsungan iklim (SDGs), dan peningkatan capaian pembelajaran terutama dalam aspek literasi dan numerasi di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
MBKM sebagai program yang berkontribusi dalam menciptakan lingkungan akademik yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat ditunjukkan dengan antusiasme kepesertaan dari mahasiswa kurang mampu dan penerima beasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa program MBKM terbuka bagi mahasiswa dengan latar belakang sosial dan ekonomi untuk memperoleh pengalaman pendidikan berkualitas dan mengalami mobilitas sosial di masa depan. Dampak ini ditandai dengan peningkatan keterampilan mahasiswa dalam employability skills, seperti professional ethics, leadership, critical thinking, dan problem solving yang lebih mumpuni dan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
Banyak mahasiswa dengan pengalaman belajar di luar kampus berhasil memperoleh pekerjaan lebih cepat dan upah lebih tinggi. Lulusan yang pernah mengikuti program belajar di luar kampus yang disubsidi Kemendikbudristek mengalami waktu tunggu kerja 2,36 bulan lebih cepat dibandingkan yang tidak mengikuti program. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mereka lebih mendapatkan apresiasi dari dunia kerja. Dalam perspektif lainnya, rata-rata gaji utama dari alumni yang pernah mengikuti program belajar di luar kampus yang disubsidi oleh Kemendikbudristek mencapai 73,9% lebih tinggi jika dibandingkan dengan data Sakernas.
Untuk mempermudah akses dan distribusi informasi tentang kebermanfaatan program MBKM, buku ini juga dipublikasikan secara masif dalam bentuk e-book yang dapat diakses secara gratis melalui tautan berikut s.id/BukuMBKM.
Adapun tim penyusun buku “Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Memimpin Perubahan dalam Transformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia” adalah Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Si, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Dr. Kiki Yuliati, M.Sc., Drs. Gugup Kismono, M.B.A., Ph.D., Dr. Rangga Almahendra, S.T., M.M., bersama dengan para pimpinan dan pengampu program flagship MBKM.