29.2 C
Jakarta

Doctor’s Lounge

Baca Juga:

Ide dr Daeng M Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu boleh juga. “Buatlah coffee shop dengan konsep menggabungkan semua kemampuan Jagaters,” katanya, seusai mengikuti sesi presentasi dan demo webinar sembari ngopi bareng di kantor saya, Senin (24/12/2018) malam.

Alumni Universitas Brawijaya itu menilai Jagaters punya beberapa kemampuan yang unik. “Dengan kemampuan unik itu, Jagaters bisa membuat coffee shop yang konsepnya berbeda dengan yang sudah ada,” lanjutnya.

Di mana bedanya? “Coffee shop itu dilengkapi dengan fasilitas studio webinar. Dengan demikian, coffee shop itu bisa berfungsi sebagai tempat belajar, pelatihan dan pertemuan online,” kata dokter murah senyum itu.

Konsep cafe yang menggabungkan coffee shop dan studio webinar sejauh yang saya tahu memang belum ada. Karena itu, saya menilai gagasan dokter ini sangat menarik.

Siapa target pasarnya? “Kebutuhan meeting, training dan seminar online makin hari makin tinggi. Tapi belum ada pihak yang menyediakan fasilitas permanen untuk itu,” jelasnya.

Agak lama saya termenung. Rasanya memang benar. Saya punya kopi. Punya live webinar system. Tapi tidak punya tempat untuk kafe. “Kerjasama saja dengan teman-teman yang sudah punya lokasi,” sarannya.

Ada saran nama? “Doctor’s Lounge. Lounge-nya dokter. Minimal saya pelanggannya, hahaha…” jawabnya.

Lontaran dokter asli Madura itu bisa saja sekedar gurauan. Tapi, menarik juga kalau direalisasikan. Doctor’s Lounge. Tempat ngumpulnya dokter. Ngopi sambil diskusi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!