JAKARTA, MENARA62.COM – Terus menyikapi dan menjawab tantangan di bidang persoalan perempuan dan anak saat ini, Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PWNA) DKI Jakarta mengukuhkan pengurus baru untuk periode 2022-2026.
Acara tersebut diselenggarakan pada Sabtu (18/11) yang bertepatan dengan Milad ke-111 Muhammadiyah. Sebagai organisasi ortonom (ortom) di tingkat wilayah, PWNA DKI Jakarta periode 2022-2026 juga mengadakan diskusi publik yang bertema “Perempuan Berdaya, Peradaban Jaya”.
Dalam sambutannya, ketua PWNA DKI, Dwi Setyowati, M.Ag., menegaskan, PWNA DKI melakukan gerakan pencerahan di kalangan perempuan muda. “Upaya yang dioptimalkan adalah menjadikan perempuan lebih berdaya, beradab, dan unggul, dengan misi memperkuat solidaritas organisasi kedalam dan memperluas kerjasama dengan eksternal,” tegasnya.
Hal di atas selaras dengan visi PWNA DKI, sambung Dwi, yaitu terbentuknya putri Islam yang berdaya, unggul dan berakhlak mulia serta mempunyai peran positif dalam keberhasilan keluarga, agama, masyarakat dan bangsa. Sambutan hangat dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI melalui Kepala Subbidang Kerukunan Umat Beragama, Dumiri.
“Sangat luar biasa. Di sini sekelompok ibu muda yang mendermakan dirinya untuk berorganisasi dan memberikan kontribusi untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Dumiri mengharapkan para kader nasyiah dapat terus turut berkontribusi di lingkungannya, khususnya pada persoalan perempuan dan anak. “Saya harap, ibu-ibu muda ini bisa terus berkontribusi untuk bangsa dan negara. Khususnya di DKI Jakarta,” harapnya.
Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Ramilah, M.M mewakili Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta. Melalui kolaborasi baik secara internal dalam ortom Muhammadiyah maupun eksternal dengan organisasi lain, diharapkan dapat semakin menambah eksistensi gerakan Nasyiyatul ‘Aisyiyah di tengah masyarakat. “Dengan kolaborasi antara Nasyiatul ‘Aisyiyah dengan ortom lainnya yang berada di bawah Muhammadiyah, serta organisasi lainnya dapat semakin meningkatkan eksistensi para kader nasyiah di tengah masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan pengukuhan ini semakin semarak dengan adanya diskusi publik yang diselenggarakan dengan mengusung tema “Perempuan Berdaya, Peradaban Jaya”.
Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber antara lain: Subekti (Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah), Dr. Chandrawaty, M.Pd (Wakil Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DKI Jakarta), dan Elyusra Muallimim, S.Psi., M.M (Pegiat Ekonomi Perempuan Muhammadiyah).
Melalui diskusi tersebut, harapannya para kader akan semakin tercerahkan mengenai pemberdayaan dibidang pendidikan, ekonomi dan politik. Pendidikan, ekonomi dan politik menjadi tiga unsur yang sangat memberikan dampak luas bagi masyarakat di setiap masa.
Ekonomi tanpa pendidikan menjadikan masyarakat kelompok akan kehilangan nilai kemanusiaan.
Sedangkan pendidikan tanpa ekonomi menjadikan masyarakat kelompok tidak dapat berdikari. Kemudian jika kedua hal tersebut tanpa politik menjadikan peran dakwah amar ma’ruf nahi munkar sebuah organisasi kurang holistic. Karena politik bagi Nasyiatul ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah sebagai organisasi induknya adalah alat untuk membumikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan demi terciptanya bangsa yang damai, aman, adil dan makmur (*)