28.8 C
Jakarta

Dukung Pertanian Berkelanjutan, JAH Cultura Perkenalkan Teknologi Unitatem Cultura

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Perkembangan pertanian berkelanjutan telah menjadi komitmen negara Indonesia dalam rangka menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs). Sebab keberlanjutan dalam pembangunan pertanian dapat mewujudkan kedaulatan pangan serta kesejahteraan petani dan peternak di masa depan.

Selain itu, perspektif pertanian berkelanjutan perlu ditempuh mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar.

Untuk mendukung pemerintah Indonesia mencapai pertanian yang berkelanjutan, Grup JAH Tech memperkenalkan JAH Cultura dengan inovasi terbarunya berupa Unitatem Cultura. Ini adalah teknologi yang dikembangkan dengan tujuan meningkatkan hasil panen guna mengatasi peningkatan permintaan pangan global.

“JAH Cultura percaya pada budidaya untuk masa depan yang berkelanjutan melalui inovasi,” papar CEO dan Co-Founder JAH Tech, Tan Chong Hui pada Workshop Cultivating a Sustainable Future with JAH Culture yang digelar kerjasama dengan Trubus, Senin (15/5/2023).

Menurutnya Unitatem Cultura merupakan jawaban untuk masa depan pangan berkelanjutan. Teknologi ini dapat membantu meningkatkan hasil pertanian dalam hal kecepatan dan kuantitas, tanpa merusak lingkungan. Data statistik menunjukkan pertanian menghasilkan 26 persen emisi gas rumah kaca global melalui kegiatan produksi tanaman untuk konsumsi manusia dan pakan ternak, serta proses rantai pasokan seperti pengemasan dan transportasi.

Tan menyebut JAH Cultura mempercepat pertumbuhan dan kesehatan tanaman dengan memungkinkan penyerapan molekul air lebih mudah dan lebih cepat. Ini fitur Unitatem Cultura, bahan paduan keramik eksklusif yang memancarkan medan elektromagnetik alami untuk memecah molekul air menjadi kelompok yang lebih kecil. “Unitatem Cultura sudah memiliki sertifikat aman di bawah EU Reach for Chemical Substances, dan dapat diaplikasikan pada benih, air atau tanah,” lanjutnya.

Tan mengatakan Unitatem Cultura adalah bidang unik yang dihasilkan oleh ceramic alloy yang dikembangkan selama 20 tahun melalui penelitian teknologi yang mendalam bidang ini dan telah terbukti memberikan sifat peningkatan untuk menghasilkan sel punca, pertumbuhan tanaman dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Unitatem Cultura lanjut Tan tidak memerlukan sumber energi tambahan karena medan yang dipancarkan melalui lapisan nanopori pada lapisan ceramic alloy yang merupakan frekuensi gelombang alami dalam spektrum inframerah jauh dan terahertz. Frekuensi gelombang ini telah terbukti mengurangi gugus molekul air untuk penyerapan yang lebib baik, mendukung kualitas tanah dan mempengaruhi benih untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Penelitian terkait Unitatem Cultura dilakukan JAH Cultura dengan melibatkan lembaga penelitian pihak ketiga. Studi kelayakan efek air olahan JAH Cultura terhadap pertumbuhan sayuran dilakukan dilaboratorium teknologi pertanian sebuah institusi pendidikan. Pada benih dan tanaman bok choy yang diberi perlakuan dengan Unitatem Cultura menunjukkan peningkatan hasil masing-masing lebih dari 21 dan 18 persen. Demikian juga soal penilaian raa dan visual, hasilnya setara dengan tanaman control.

“Saya yakin Unitatem Cultura dapat menjadi jawaban pertanian masa depan yang dapat mengatasi berbagai tantangan,” tukasnya.

Lim Kim Chwee, pemilik tambak ikan lokal Ebizu Aquaculture, bercerita bahwa pada September lalu mulai menggunakan Unitatem Cultura untuk pakan dan airnya. Pelet ikan yang diberikan perlakuan dalam wadah ceramic alloy menunjukkan bahwa ikan mengalami peningkatan nafsu mkan dan menunjukkan perilaku yang lebih aktif dan lincah selama makan dibanding ikan yang diberi pellet ikan yang tidak mendapatkan perlakuan.

Pun tingkat kematian dilaporkan turun hingga 75 persen, dari sekitar empat menjadi satu ekor setiap dua minggu. Ikan lebih sehat – mereka sembuh lebih cepat dari masalah kulit, rata-rata dari 6 bulan hingga 10 hari – yang menghasilkan rasa yang lebih manis dan tekstur yang lebih montok.

Sementara itu, Direktur Perbenihan Kementerian Pertanian, Dr Inti Pertiwi Nashwari, mengatakanp pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya lahan, air dan bahan tanaman serta perikanan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan produk pertanian secara ekonomis dan menguntungkan. Bagi petani dan peternak, sebagai pelaku utama memaknai usaha pertanian berkelanjutan sebagai usaha produksi yang mampu menghasilkan produk secara stabil dan optimal sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomis yang layak. Tujuan ini bisa dicapai dengan dukungan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Selain Tan Chong Hui dan Inti Periwi Nshwari, workshop juga menghadirkan narasumber Pengawas Perikanan Madya Balai Perikanan Air Tawar, Dr Ade Sunarma, dan Cultural Communication Psychosocial, Dr. Dwi Rini Sovia Firdaus. Lokakarya ini dihadiri para praktisi serta akademisi di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!