JAKARTA, MENARA62.COM – Salah satu komponen kunci yang menentukan keberhasilan transformasi digital adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) digital yang kompeten, termasuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun lembaga pendidikan vokasi lainnya yang mampu dan memenuhi kualifikasi industri. Untuk memenuhi ketersedian SDM tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan kolaborasi dan sinergi dengan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mempersiapkan SDM digital melalui petihan dan lokakarya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Wikan Sakarinto mengatakan perlu adanya sinergi dengan industri agar terjadi link and match antara pendidikan dengan industri. Oleh karena itu, lanjut Wikan, industri diharapkan ikut terlibat langsung dalam pengembangan kompetensi para calon tenaga kerja terampil melalui program-program alih pengetahuan dan teknologi seperti yang terwujud pada kegiatan pelatihan dan lokakarya pendidikan vokasi bersama Huawei Indonesia kali ini.
“Kami sangat mengapresiasi program pelatihan dari Huawei Indonesia. Harapannya, pelatihan di bidang TIK ini akan terus menjalar ke seluruh SMK lainnya di Indonesia. Kami berharap komitmen dan kontibusi Huawei Indonesia menjadi inspirasi bagi industri dan pengembang teknologi lainnya untuk turut serta terlibat dalam mewujudkan link and match antara dunia pendidikan dan industri,” ujar Wikan dalam sambutannya pada Senin (9/8).
Sinergi kedua belah pihak, kata Wikan, dapat meningkatkan kompetensi SDM akan menjadi investasi terbaik dan fundamental dalam membangun ekonomi digital Indonesia yang kuat dan unggul di masa depan.
Wikan menambahkan, pelatihan yang diselenggarakan oleh industri yang memiliki reputasi besar memberikan keuntungan besar bagi SMK. Para peserta didik selain diajar oleh guru-guru, juga diajar oleh para ahli dari industri-industri ternama atau industri yang memiliki reputasi internasional.
“Ini juga selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang terus mendorong dan menyemangati seluruh ekosistem untuk terus berinovasi agar menjadi negara maju, salah satunya melalui pengembangan pendidikan vokasi yang didukung oleh pelaku industri lewat kolaborasi-kolaborasi yang sinergis,” kata Wikan.
Senada dengan itu, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Pembangunan Manusia, Kantor Staf Presiden, Agung Hardjono mengatakan arahan Presiden sangat jelas dalam menyikapi pesatnya perkembangan teknologi. “Kita jangan menjadi smart digital user tapi harus mampu mencetak smart digital specialist dan smart digital preneur yang andal dan mampu mengembangkan kewirausahaan yang membuka lapangan kerja di dalam negeri,” ungkap Agung Hardjono.
Dalam evaluasi revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi baru-baru ini di bulan Agustus, kata Agung, Presiden mendorong munculnya lembaga-lembaga pelatihan kerja seperti programming atau coding melalui kerja sama antara Pemerintah dengan swasta, khususnya industri.
“Coding, 5G, Artificial Intelligence, Data Intelligence dan Internet of Things merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta pendidikan vokasi dan sekolah kejuruan sebagai calon SDM cakap digital yang siap berkontribusi mendukung keberhasilan industri besar, menengah dan kecil dalam berkiprah di era industri 4.0,” kata Agung.
Agung melanjutkan, pihaknya sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada Huawei Indonesia atas upaya membantu SDM di Indonesia melalui program terkait digitalisasi serta membantu pendidikan vokasi. “Model pelatihan tingkat pengetahuan yang diberikan Huawei menjadi penting secara strategi bagi sekolah kejuruan karena belum tentu Coding, 5G, Artificial Intelligence, Data Intelligence, Internet of Things, Big Data dan Cloud masuk ke dalam kurikulum formal,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Director Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman mengatakan program pelatihan TIK oleh Huawei Indonesia merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk turut menyumbang 100 ribu SDM digital lokal pada tahun 2025, melalui gerakan korporasi Huawei 100 ribu Digital Talents. Hal tersebut juga sebagai wujud dukungan terhadap kebijakan pemerintah, salah satunya adalah Merdeka Belajar.