“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
(Q.S. Al-An’am: 32)
Gambaran al-Qur’an tentang kehidupan dunia sebagai permainan dan gurauan adalah sangat tepat. Layaknya sebuah permainan dan gurauan, maka siapapun yang terlibat di dalamnya seringkali lupa diri, lupa waktu dan lupa segala-galanya.
Permainan dan gurauan itu mengasyikkan dan seringkali melenakan. Jika tengah menikmati sebuah permainan dan gurauan, maka tidak jarang kita melalaikan hal-hal yang terjadi di sekitar. Kita abaikan semua yang tidak berhubungan dengan permainan dan gurauan, kita asyik dengan diri sendiri. Hingga kemudian baru tersadar ketika ada yang mengingatkan kita, waktu sudah beranjak demikian cepat. Sementara banyak hal penting yang harus kita kerjakan masih terbengkalai. Kita pun menyesal dengan apa yang telah dilakukan sekian lama, yang ternyata tidak memberi manfaat apapun bagi diri sendiri.
Kerja Dunia
Begitulah gambaran kehidupan dunia yang sesungguhnya. Betapa banyak orang yang hidup di dunia ini hanya disibukkan dengan bekerja sepanjang hari; pagi, siang, sore, malam. Waktu yang ada, mereka habiskan hanya untuk mengejar kesuksesan duniawi. Mereka menumpuk kekayaan, menimbun pundi-pundi harta dengan dalih untuk kehidupan masa depan. Mereka kejar kesuksesan materi, penghargaan dari manusia, serta pujian orang-orang di kanan-kirinya. Tidak jarang, untuk dapat mencapai keinginannya tersebut, mereka halalkan segala cara. Mereka tidak peduli apakah yang dilakukannya bertentangan dengan ajaran agama dan norma-norma sosial di masyarakat ataukah tidak. Satu hal yang ada di benak mereka, bagaimana caranya agar kesuksesan duniawi dapat mereka raih; kelimpahan materi, kedudukan dan jabatan yang tinggi, popularitas menjulang, serta sanjung dan puji di kanan-kiri.
Mereka buang jauh-jauh nilai-nilai ajaran agama yang mulia. Mereka tidak peduli dengan aturan-aturan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Mereka ingin terlihat ‘wah’ di mata manusia lainnya. Bagi mereka ini, kehidupan dunia adalah segala-galanya. Semua hal yang ada pada dirinya harus tampak berkelas di hadapan orang lain. Rumah yang mereka tempati, kendaraan yang mereka naiki, pakaian yang mereka kenakan, hobi yang mereka jalani, bahkan selera makanan pun menjadi pertimbangan agar mereka dianggap sebagai orang-orang yang tengah menapaki kesuksesan duniawi.
Padahal, kalau kita mau melihat lebih jauh kehidupan dunia ini, dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih, akan kita dapati sebuah kenyataan bahwa kehidupan yang kita jalani ini bukanlah tujuan utama kita, tetapi hanya sebuah langkah awal menuju kehidupan abadi yang sesungguhnya di akhirat nanti. Dengan kata lain, dunia ini hanyalah persinggahan sementara untuk menuju terminal akhir yakni akhirat.
Kesenangan yang dialami dan dirasakan kita semua di dunia ini berupa harta yang melimpah, ilmu pengetahuan yang tinggi, kedudukan dan jabatan yang terhormat hanyalah kesenangan semu yang bersifat sementara, yang jika kita tidak menyikapinya dengan bijak, justru akan menjadi bumerang bagi kehidupan kita di akhirat kelak. Kesemua perhiasan dunia itu bisa melenakan kita dari tujuan utama yang akan kita capai, yakni kebahagiaan abadi di akhirat nanti.
Patut kita cermati pernyataan Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan, dunia ini adalah ladang untuk kehidupan akhirat. Jika kita menanam benih-benih keburukan, maka kelak kita akan memanen penderitaan dan kesengsaraan. Tetapi jika kita menanam benih-benih kebaikan, maka kelak kita akan menuai kesuksesan dan kebahagiaan. Hati-hati! Dunia hanyalah permainan dan gurauan.
Ruang Inspirasi, Senin, 8 Maret 2021