Jakarta, Menara62.com – Duta Besar Rusia untuk Ankara ditembak mati dalam serangan di sanggar seni di ibukota Turki itu pada Senin oleh pria bersenjata berteriak, “Jangan lupakan Aleppo”.
Juru bicara kementerian luar negeri Rusia memastikan kematian Andrei Karlov itu, yang menandai salah satu dari limpasan paling parah dari perang Suriah ke Turki, lapor Reuters.
Rusia adalah sekutu dekat Presiden Suriah Bashar al-Assad dan serangan udaranya berperan dalam membantu pasukan Suriah mengakhiri perlawanan pemberontak pada pekan lalu di kota utara, Aleppo.
Kantor berita Anadolu menyatakan pria bersenjata tersebut dilumpuhkan segera setelah serangan itu.
Hubungan Moskow dengan Ankara sejak lama bermasalah atas perang itu, dengan keduanya mendukung pihak berlawanan.
Penyerang itu berpakaian rapi dengan jas hitam dan dasi serta berdiri di belakang duta besar tersebut saat ia berpidato di pameran di sanggar tersebut, kata orang di tempat kejadian itu kepada Reuters.
“Dia mengambil pistol dan menembak duta besar itu dari belakang. Kami melihatnya terbaring di lantai dan kemudian kami berlari keluar,” kata saksi itu, yang meminta tidak dikenali.
Saksi lain di tempat kejadian itu mengatakan tembakan terdengar untuk beberapa saat setelah serangan tersebut.
Video menunjukkan penyerang berteriak, “Jangan lupakan Aleppo. Jangan lupakan Suriah!”
Saat jeritan terdengar, pria bersenjata itu kemudian terlihat mondar-mandir dan berteriak sambil memegang pistol di satu tangan dan melambaikan tangan lain di udara.
Gambar lain menunjukkan empat orang, termasuk yang diduga duta besar itu, terbaring di lantai.
Rusia dan Turki terlibat dalam perang di Suriah, yang berbatasan dengan Turki.
Turki menjadi penentang keras Assad, sementara Rusia mengerahkan tentara dan angkatan udaranya mendukung pemimpin Suriah tersebut.
Departemen Luar Negeri Semrika Serikat, yang terlibat dalam pembicaraan diplomatik dengan Rusia dalam upaya mengatasi arus pengungsi di sekitar Aleppo, mengutuk serangan itu.
Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan belakangan saat pasukan Suriah dukungan Rusia berjuang menguasai bagian timur Aleppo, yang memicu aliran pengungsi.
Belum jelas siapa pelaku serangan itu.
ISIS bergerak di Turki dan melakukan beberapa serangan bom pada sasaran milik Turki selama setahun belakangan.
(http://www.antaranews.com)