27.8 C
Jakarta

Ekspedisi Ahmad Dahlan Etape Pertama

Baca Juga:

Sampai hari ini, belum ada catatan pasti tentang jumlah warga persyarikatan Muhammadiyah. Siapa saja warga Muhammadiyah yang menghidupkan gerak persyarikatan di masyarakat, di tingkat ranting, cabang, daerah dan wilayah, serta pusat sendiri. Seperti apa jejaring warga persyarikatan itu bergerak dan terhubung, bagaimana kisah mereka dalam membangun serta mengembangan Amal Usaha Muhammadiyah yang terus berkembang dan semakin mempunyai pengaruh di masyarakat, juga menjadi catatan penting bagi perjalanan Muhammadiyah dan sejarah Indonesia secara umum. Termasuk di dalamnya, seperti apa pemikiran keislaman yang dikembangkan, pemahaman keislaman dan kebiasaan yang dijalankan warga persyarikatan dan masyarakat setempat, akan menjadi catatan penting bagi kemajuan pemikiran dan peradaban Islam Indonesia.

Inilah yang mendorong Menara62.com menjalankan ekspedisi Ahmad Dahlan. Bahkan, dalam pemikiran lanjutannya, tim ekspedisi Ahmad Dahlan akan juga mencatat tentang perkembangan serta potensi ekonomi yang terdapat di suatu daerah yang dilewati oleh tim ekspedisi. Semua ini akan menjadi bagian dari big data yang mulai dikumpulkan oleh Menara62.com, yang berperan sebagai media Islam, media persyarikatan, “pencatat” peristiwa kehidupan perkembangan peradaban Islam di Indonesia yang dapat dipercaya.

Upaya menjalankan ekspedisi Ahmad Dahlan memang tidak semudah yang diperkirakan. Sama halnya, tidak semudah untuk menggerakkan warga persyarikatan untuk betul-betul peduli pada upaya membangun sebuah industri media yang menjadi amal usaha persyarikatan.

Langkah pertama untuk menjalankan ekspedisi dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Pilihan ini dilakukan mengingat lokasinya yang cukup dekat dari Jakarta, kantor pertama Menara62.com. Upaya selama dua bulan yang cukup intensif, dengan hampir setiap minggu berkunjung ke Bandung, untuk mendekati sejumlah komunitas masyarakat agar mendapat dukungan bagi pelaksanaan tim ekspedisi memang membuahkan hasil. Meski, tidak seperti yang diharapkan semula.

Semangat untuk menjalankan ekspedisi Ahmad Dahlan, di Bandung makin menggelora ketika mendapat dukungan dari Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Jawa Barat dan sejumlah Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Jawa Barat. Bahkan jejaring Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Barat, termasuk juga Pemuda Muhammadiyah serta Tapak Suci Jawa Barat, juga dengan senang hati siap membantu.

Kendaraan yang akan dipergunakan oleh Tim Ekspedisi pun sudah siap, bahkan proses branding full body di kendaraan sudah mulai dilakukan. Namun, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan ekspedisi, tim terpaksa membatalkan pelaksanaan, karena terkait dengan lokasi yang tidak memungkinkan untuk dijadikan lokasi kick off ekspedisi. Lokasi yang dipilih sebelumnya, ternyata dilingkari oleh area Bebas Kendaraan Bermotor pada hari Ahad. Artinya, kendaraan tidak bisa melintas pada pagi hari yang dijadwalkan untuk pelepasan. Sementara untuk pindah lokasi dalam waktu yang cukup sempit, dirasakan tidak memungkinkan lagi. Lokasi di depan kantor PWM Jawa Barat sempat menjadi pertimbangan, namun sejak semula karena diperkirakan kegiatan pelepasan tim ekspedisi ini bisa mengganggu pengguna lalu lintas yang bisa melintas di sekitar PWM, maka lokasi di depan PWM pun diputuskan untuk tidak dipergunakan. Problem lain, pembiayaan yang tersedia diperkirakan tidak bisa memenuhi kebutuhan minimal untuk menjalankan ekspedisi.

Keputusan berat, saat tim ekspedisi pulang dari Bandung seusai pertemuan teknis pelaksanaan ekspedisi, sempat membuat kekecewaan. Namun, tim ekspedisi menara62.com, memompa semangat untuk tetap menjalankan ekspedisi.

Langkah berikutnya, terus diupayakan untuk menjalankan ekspedisi. Semangatnya, dengan atau tanpa sponsor, ekspedisi Ahmad Dahlan akan tetap berjalan. Ini pula yang memacu semangat tim untuk menyiapkan lagi ekspedisi Ahmad Dahlan. Jadwal pun dipersiapkan, dan perencanaan dibuat lebih baik. Meskipun, belakangan pun harus diakui masih banyak kelemahan dari perencanaan yang dibuat untuk menjalankan tim ekspedisi. Tetapi, kami belajar dari kekurangan yang ada.

Tim pun mematok waktu setelah lebaran Idulfitri, sebelum Iduladha, ekspedisi Ahmad Dahlan harus berjalan. Lobi yang intensif pun dilakukan, salah satunya dengan Bupati Kabupaten Lahan Aswari Rifai, yang sebelumnya pernah berkunjung ke kantor Menara62.com di Jakarta. Ketika berkunjung ke redaksi Menara62.com, kepada Pak Bupati, sudah disampaikan tentang rencana pelaksanaan ekspedisi Ahmad Dahlan. Dan ditawarkan pula untuk mendukung pelaksanaan ekspedisi di Sumatera Selatan.

Pembicaraan sempat tertunda, karena ada rencana pelaksanaan dipilih di Jawa Barat. Namun, setelah kegagalan pelaksanaan ekspedisi di Jawa Barat, pembicaraan untuk melaksanakan ekspedisi di Sumatera Selatan dilanjutkan lagi. Pembicaraan intensif dilakukan oleh Eka Prasetya dan Imam Prihadiyoko, yang cukup mengenal dekat dengan Bupati Aswari.

Selama bulan Ramadan 2017, pembicaraan melalui jejaring sosial pun dilakukan. Semula, sempat akan langsung dilaksanakan sebelum bulan puasa, namun dengan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya rencana itu tetap dilakukan setelah lebaran.

Etape Pertama

Ekspedisi Ahmad Dahlan etape pertama, akhirnya diputuskan dilaksanakan tanggal 16-20 Juli 2017. Meski sudah dipersiapkan dengan lebih baik, namun tetap saja ada yang tertinggal dari perencanaan. Namun, akhirnya acara pelepasan pun berlangsung dengan baik. Sejumlah pembiayaan ditanggung oleh Bupati Aswari, dan tim menggunakan dua kendaraan Toyota Fortuner yang dipinjamkan oleh Bupati Aswari. Kedua kendaraan tersebut pun, di full branding ekspedisi Ahmad Dahlan.

Tanggal 15 Juli siang, tim ekspedisi berangkat ke Palembang, melalui bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Tim pertama yang berangkat terdiri atas Titis Sirnani Dritagalih, Abdul Malik MSN, Eka L Prasetya, Masruri, Mohammad Kholis, dan Eko (TVmu). Sementara Imam Prihadiyoko, pada tanggal 15 Juli siang, harus ke Yogyakarta untuk menghadiri undangan pesta pernikahan anak Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Dari Yogyakarta, Imam Prihadiyoko bersama Usman Yatim (Pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah), pada pukul 21:40 terbang ke Palembang.

Pelepasan tim ekspedisi Ahmad Dahlan dilakukan oleh Prof. Dadang Kahmad di halaman parkir Universitas Muhammadiyah Palembang. Prof. Dadang pun berangkat dari Yogyakarta.

Acara pelepasan tim ekspedisi yang berlangsung sederhana ini dihadiri Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan, Wakil Rektor UM Palembang, sejumlah perwakilan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Perjalanan ekspedisi Ahmad Dahlan pun dimulai…

Ekpedisi ini, diniatkan akan menjelajah seluruh pelosok tanah air untuk mencatat sejarah, perkembangan, dan peradaban Islam. Laporan perjalanan ekspedisi Ahmad Dahlan, mulai diturunkan pada tangal 1 September 2017 sampai selesai.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!