JAKARTA, MENARA62.COM – Sejak 23 April 2021 penduduk Al Quds dicekam aksi teror dan kekerasan oleh ekstrimis Israel dari kelompok “Lehava”. Aksi ini dimulai dari teriakan-teriakan mereka “Matilah Arab” di jalanan Al Quds. Para ekstrimis ini turun ke jalan-jalan di kota Al Quds sembari mencari warga Al Quds yang keturunan Arab. Ketika mereka menemukan penduduk asli Palestina keturunan Arab, mereka akan langsung menyerangnya.
Menurut organisasi Bulan Sabit Merah jumlah korban luka akibat insiden ini mencapai 105 orang dengan 20 orang diantaranya dirawat di rumah sakit. Tidak hanya itu, kelompok ini juga melakukan penyerangan ke sejumlah warga Palestina di Al Quds. Polisi Israel melakukan pembiaran terhadap terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis anti Palestina “Lehava” terhadap warga Palestina di Al Quds.
“Kami, dari Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP), terus membersamai dan mendukung saudara-saudara kami di kota Al Quds yang sedang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya dan mengusir penjajah,” kata Nurjannah Hulwani, Ketua Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP) dalam keterangan tertulisnya Sabtu (24/4/2021).
Bersamaan dengan itu, KPIQP juga mengeluarkan 4 pernyataan penting terkait kelompok ekstrimis Lehava ini, yakni:
- Mengutuk keras segala tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap warga Palestina di Al Quds.
- Menentang segala tindakan politik Apartheid yang diterapkan kepada warga Palestina di Al Quds maupun di wilayah Palestina yang lain. Hal ini tidak hanya menentang konvensi internasional namun juga tindakan tidak berprikemanusiaan.
- Dunia harus ikut bersuara menentang hal ini agar tindakan kekerasan dan kerusuhan massal tidak ikut dialami oleh penduduk sipil lainnya, terlebih anak dan perempuan Palestina. Diamnya dunia sama dengan bentuk persetujuan atas tindak kekerasan yang terjadi.
- KPIQP mengajak seluruh organisasi masyarakat di Indonesia untuk aktif melakukan kegiatan, gerakan kampanye, aksi-aksi solidaritas dan untaian doa untuk membela Al Quds yang saat ini tengah dijajah, utamanya agar kekerasan terhadap warga Al Quds dihentikan.