KUPANG, MENARA62.COM — Empat Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) membantu pembangunan gedung Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Mnelabesa, Tliu, Amanuban Timur, Timor Tengah Selatan (TTS), Kupang, Nusa tenggara timur (NTT) Sabtu (13/10/2018). Pemambahan kelas ini dikoordinir Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.
Dijelaskan Ketua Pengabdian Masyarakat MPM PP Muhammadiyah, Ir. Sarjito, MT.PhD, dosen Fakultas Teknik UMS, penambahan tiga unit kelas baru merupakan proyek bersama empat perguruan tinggi. Yaitu, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) dan DPW PAN NTT.
“Peletakan batu pertama dilakukan bersamaan dengan penyerahan izin operasional SD Muhammadiyah Tli’u, Amanuban timur, TTS, NTT oleh pejabat Kemendiknas NTT,” kata Sarjito.
Hadir juga memberikan sambutan dalam acara tersebut ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM), Drs. Marpuji Ali MSi, dan ketua MPM Dr. M. Nurul Yamin didampingi wakil ketua MPM Dr. Bambang Suwignyo dan Dr. Ahmad Ma’ruf dan juga Rektor UMK Dr. M. Zaenur.
SD Muhammadiyah Tli’u berdiri di atas tanah seluas tujuh hektare, berdekatan dengan bangunan masjid dan panti asuhan yatim piatu. Ini merupakan satu satunya kawasan baru yang disebut Islamic Center berada di wilayah terpencil, daerah Islam minoritas yang tidak ada sumber air dan belum masuk listrik.
“Tanah tujuh hektare tersebut merupakan wakaf dari keluarga Abdul Qodir Lenamah asli Tli’u, lulusan pondok Shobron UMS angkatan 1982,” jelas Sarjito.
SD Muhammadiyah 1 tersebut telah dibangun 3 tahun lalu baru 3 lokal setelah berdiri masjid ukuran 25 x 25 meter. Sedang muridnya hingga sekarang sudah ada kelas 1- 4, sehingga salah satu kelasnya manggunakan sebagian ruangan panti.
SD Muhammadiyah tersebut telah diresmikan Ketua Umum PP Muhammadiyah 6 November 2017. Saat itu peresmian dihadiri unsur pimpinan UMS, UMY, UMK, UHAMKA dan MPM serta PP.
Menurut Sarjito, dalam acara peresmian Ketua Umum PP Dr. Haedar Nasir berkesempatan mendorong seluruh elemen Muhammadiyah agar Islamic center yang dipandang potensi ini akan menjadi sumber pencerahan dalam mencerdaskan anak bangsa di wilayah timur Indonesia. Daerah dengan kontur area naik turun yang terjal serta gersang inilah anak sekolah baik SD, SMP, SMA pada berjalan kaki sejauh hingga lima kilometer merupakan pemandangan yang biasa.
Dalam pengembangan kelas baru ini Tim pengabdian masyarakat dari UMS terjun untuk memberikan asistensi dalam perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan yang diperkirakan memerlukan dana sebesar Rp 650 juta. Selain itu, juga memberikan asistensi pengawasan melibatkan desainer arsitektur UMS, Ajis Wijayanto dan bidang mekanikal elektrikal Hasyim Asy’ari.
Peletakan batu pertama yang dikordinir MPM PP juga akan dimanfaatkan untuk pelatihan peternakan sapi bagi masyarakat Tli’u yang dipandu Tim MPM Dr. Bambang Suwignyo. Sedangkan 50 ekor sapi telah disanggupi Pimpinan DPW PAN NTT, Awang Noto Prawiro.
Program reboisasi yang sudah dimulai sejak 6 November tahun 2017 juga merupakan kegiatan yang akan dievaluasi dan digiatkan secara berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air di wilayah Tli’u Amanuban Timur. Di antaranya, pemberian pelatihan tanam dan pembuatan pupuk bagi warga sekitar.
Pekerjaan rumah berikutnya bagi MPM adalah bagaimana menampung lulusan SD Muhamadiyah 1 Tli’u dengan mendirikan SMP Muhammadiyah di lokasi yang sama, dan juga SMA Muhammadiyah. Hal ini sebagai bentuk kontribusi Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara.
“Muhammadiyah mempunyai prinsip ingin maju bersama, mengedepankan ta’awun (gotong royong dan suka membantu) tidak suka meminta, di mana banyak orang berebut ingin jadi pejabat negara,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Sofyan Anif MSi pada peletakan batu pertama pengembangan SD Muhammadiyah 1 Mnelabesa.