JAKARTA, MENARA62.COM– Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi tantangan tersendiri bagi rumah sakit utamanya rumah sakit swasta. Sejumlah strategi harus dilakukan guna meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Menjadi rumah sakit yang smart dan safety, ramah dan aman, bermutu, sarana prasarana mendukung serta operasional yang efektif dan efisien,” jelas Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Drg Susi Setiawaty di sela Seminar Nasional IV dan HealthCare Expo III, Selasa (22/8).
Menurutnya target pemerintah untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada 2019 perlu dipersiapkan sejak dini oleh rumah sakit yang ada. Selain bergabung dengan BPJS Kesehatan, rumah sakit harus meningkatkan mutu layanan sehingga menjadi pilihan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
Untuk menjadi rumah sakit pilihan diakui Susi memang tidak mudah. Dibutuhkan komitmen semua pihak baik pimpinan rumah sakit, staf maupun tenaga medis.
Data BPJS Kesehatan, hingga kini sudah 1.250 rumah sakit swasta dari 1.719 rumah sakit swasta yang ada sudah bergabung dengan BPJS Kesehatan dan melayani peserta JKN. Suka atau tidak suka, pada saatnya nanti semua rumah sakit swasta harus bergabung dengan BPJS Kesehatan dan melayani peserta JKN.
“Memang rumah sakit swasta tidak wajib, tetapi jika semua penduduk sudah terkaver dalam sistem JKN tentu bergabung dalam BPJS Kesehatan tidak bisa dihindari,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Prof Kuntjoro mengakui tantangan yang dihadapi rumah sakit pada era JKN cukup banyak. Salah satunya rumah sakit dituntut untuk efisien.
“Tindakan efisien misalnya dalam hal pengadaan obat. Rumah sakit kalau perlu membeli obat dengan sistem fast moving, jadi tidak perlu memiliki gudang obat,” jelasnya.
Komponen lain yang bisa diefisiensikan misalnya listrik, air, pembelian obat dan sebagainya. Meski demikian efisiensi di era JKN bukan berarti menurunkan kualitas layanan. Banyak cara bisa dilakukan untuk meningkatkan layanan tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Contohnya dengan memanfaatkan teknologi IT, sehingga pasien datang melakukan pendaftaran dengan cara yang mudah.
Seminar itu sendiri bertujuan menambah pengetahuan bagi pemilik dan manajemen rumah sakit di Indonesia menuju smart hospital dalam menghadapi universal health coverage 2019 serta membantu rumah sakit Indonesia mewujudkan cita-cita menjadi rumah sakit pilihan.