SOLO, MENARA62.COM – SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menggelar Fokus Group Discusion (FGD), Selasa ( 08/03/2022). Kegiatan dengan tema Pengelolaan Sumber Belajar dan Pemilihan Mata Pelajaran Kelas XI. Kegiatan diikuti oleh koordinator Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) dan tim kurikulum serta jajaran pimpinan sekolah.
FGD dimulai pukul 12.30 dengan susunan acara pembukaan, doa, sambutan kepala SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, Materi 1, Materi 2, diskusi dan penutup.
Diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara, Farhan Qodriyanto, S.Pd.I. dilanjutkan doa oleh Suratman, S.Pd.I. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, Dr. Rahayuningsih, S.Pd.,M.Pd., dalam sambutannya mengatakan bahwa MGMPS perlu diperdayakan secara maksimal karena ujung tombak sekolah dalam pembelajaran adalah MGMPS.
Materi 1 diisi oleh Dr. Rahayuningsih, S.Pd.,M.Pd., membahas: a. Pentingnya pengolahan sumber belajar, b. Setiap guru wajib mengelola sumber belajar dengan menggunakan media tertentu missal Google Drive, Google Classroom, Google Sites dan lain-lain.
Pengelolaan sumber belajar merupakan sebuah cara untuk menata sebuah bahan ajar sehingga dapat disampaikan dengan mudah oleh pendidik kepada peserta didik. Bila sumber belajar dikelola dengan baik, maka dengan mudah bisa dimanfaatkan kapan saja bila dibutuhkan dan bisa dibagi kepada guru lain yang membutuhkan, c. Pengelolaan permasalahan siswa di kelas. Permasalahan di kelas dicatat misalnya kehadiran terlambat, materi tidak paham, dan sebagainya untuk selanjutnya dicari solusinya.
Dari Jurnal disimpulkan untuk membuat langkah selanjutnya. Perencanaan di kelas merupakan suatu siklus yang menghubungkan analisis akar masalah dengan pelaksanaan program penyelesaian dengan langkah; analisis, akar masalah, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.
Kegiatan dilanjutkan diskusi yang diikuti oleh seluruh peserta untuk menyampaikan permasalahan yang berhubungan dengan masing-masing MGMPS. Pernyataan pertama perwakilan dari MGMPS PAI, Farhan Qodriyanto, S.Pd.I.
Dia menjelaskan secara umum kurangnya ketertarikan siswa karena takut dengan huruf Arab. Solusi dengan analisis diagnotik non kognitif yang hasil analisis dipakai untuk memberikan perlakuan yang berbeda pada setiap anak.
Pernyataan kedua dari MGMP Seni Budaya, Triyanta Wahyu Nugroho, S.Sn. “Bahwa 90% siswa menyukai pelajaran praktek maka dalam pembelajaran kami khususnya seni budaya memang dominan pada praktek dengan strategi mengajak peserta didik untuk membuat kelas yang menyenangkan dan kreatif, siswa diberi kelonggaran model duduknya, diberi kebebasan dalam media untuk referensi berkarya, dan lain lain. Sehingga siswa merasa nyaman dalam mengerjakan tugasnya,”jelasnya.
Beberapa tugas yang harus diselesaikan guru meliputi pembuatan Program Kerja berdasar data yang ada dan pengelolaan berbasis data. Realisasinya semua guru membuat buku Pedoman Guru karena dengan menyusun buku pedoman, maka guru akan lebih terarah dalam melaksanakan tupoksinya dan dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Materi kedua disampaikan oleh Iwan Wuriyanto, S.S. selalu wakil kepala sekolah bidang kurikulum menyampaikan bahwa dalam sekolah penggerak untuk peserta didik kelas XI memberi kebebasan siswa dapat mengambil mata pelajaran sesuai pilihan peserta didik, tentunya harus memikirkan semua elemen yang ada baik itu kepentingan siswa, guru dan sekolah. Dan harus ada kolaborasi, kurikulum, BK serta orangtua siswa. Ada mata pelajaran wajib yang harus diikuti semua siswa.
Mata pelajaran umum: PAI, PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah, Bahasa Inggris, Penjas, Seni Budaya
Mata pelajaran pilihan: Rumpun MIPA , rumpung IPS dan rumpung Bahasa.
Selajutnya paparan Rancangan Kurikulum yang membahas tidak ada program penjurusan untuk kelas X dan XI. Peserta didik memilih mata pelajaran sesuai dengan bidang yang mereka cita-citakan. Dalam pemilihan mata pelajaran harus sesuai dengan bakat minat dan cita-cita dari peserta didik.
Dari BK, Inmas Indratama, S.Pd., menyampaikan bahwa dalam kurikulum merdeka bermakna memberikan kesempatan belajar secara bebas dan nyaman kepada siswa untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai. Tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka. Dengan demikian masing-masing mereka tumbuh dan berkembang sesuai potensi dan kemampuannya.
Dalam hal ini, peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai potensi dan kemampuan mereka. Adapun strategi pemilihan mata pelajaran harus sesuai dengan minat/bakat, cita- cita, pilihan prodi, pilihan profesi, dengan cara menyebarkan angket pemetaan minat bakat kepada peserta disik sehingga akan dapat mengetahui profesi kedepannya.
Pukul 15.00 kegiatan FGD Pengelolaan Sumber Belajar diakhiri. “Semoga semua peserta dapat memanfaatkan sumber belajar dengan maksimal lewat memberdayaan MGMPS,”harap Rahayuningsih.